💕 T i g a p u l u h t i g a 💕

32.9K 2.8K 149
                                    

Saat kami sudah berada di dalam ruanganku. Lily berkeliling-keliling menatap seluruh foto yang terpajang di ruangan ini. "Kok banyak banget foto Lily," ucapnya sambil terus menatap bingkai foto itu.

Aku mendekatinya lalu merangkul pinggangnya lebih dekat. "Dari kamu masih bayi sampai foto pernikahan kita, Mas pajang di sini."

Sejak dahulu aku memang gemar mengkoleksi fotonya. Entah kenapa aku merasa lebih bersemangat saat melihat fotonya. Posenya juga beragam, ada yang menangis, cemberut, dan tertawa.

"Mas Mahen pedofil," ucapnya tiba-tiba. Aku menoleh ke arahnya lalu menggelitikinya. Dia berteriak sambil tertawa-tawa.

"Pedofil gini bikin kamu klepek-klepek," ucapku sambil terus menggelitikinya.

"Emang iya?" tanyanya.

"Emang enggak?"

"Enggak." Aku menambah kecepatan kecepatan tanganku. Dia tertawa sampai terengah-engah.

"Udah ah, Lily cape," ucapnya saat aku melepaskan gelitikan di perutnya.  Aku menuntunnya untuk duduk di sofa ruanganku.

Dia mengatur napasnya. "Mau makan apa?" tanyaku saat napasnya mulai teratur.

Dia membenarkan rambutnya yang berantakan lalu mengikat rambutnya menjadi cepol. Memperlihatkan leher putihnya yang jenjang. Aku menelan ludah, tapi berusaha untuk biasa saja. "Mas Mahen enggak ada meeting?" tanyanya.

Aku menariknya agar lebih dekat denganku. "Tunggu kamu makan dulu baru Mas meeting."

"Meeting dulu. Ditungguin sama yang lain."

"Mas enggak tenang kalau mau belum makan." Dia terdiam lalu tersenyum. Kedua pipinya bersemu merah. Mungkin ini yang dinamakan blushing. Dia semakin menggemaskan.

"Lily mau makan pizza!" ucapnya bersemangat, tetapi aku balas dengan gelengan kepala.

"Jangan junk food," ucapku menolak. Dia mengerucutkan bibirnya lalu menatapku dengan tatapan yang memohon.

"Makan capcay aja ya?" Aku menunjuk ke Mall di depan sana, " di sana ada capcay enak. Kamu mau?" ucapku memberikan tawaran. Capcay adalah pilihan makanan yang terbaik untuk Lily. Banyak sayuran yang terkandung di dalamnya.

"Lily juga mau makan capcay. Ayo!"

💕

Aku naik ke atas panggung lalu memperkenalkan Lily sebagai istriku. Setelah itu semua karyawanku bercengkrama dengan Lily. Aku sengaja membiarkan Lily dekat dengan mereka agar Lily merasa lebih nyaman kalau aku ajak ke kantor.

Aku memadang Lily dari kejauhan. Dia tampaknya sudah mulai berubah, dia mulai membuka dirinya. Dulu dia orang yang sangat dingin kini mulai hangat dengan setiap orang.

Tawanya menggema saat sekertarisku melemparkan lelucon kepadanya. Aku ikut tersenyum saat dia tertawa, manis sekali.

Setelah itu Lily duduk di sebuah meja dan tiba-tiba Zafran menghampirinya, Zafran salah satu manajer keuangan tingkat tinggi di perusahaan ini. Lily terlihat kaget setelah itu wajahnya berubah menjadi ceria.

Aku menangkap semua gerak-gerik mereka. Lily tampak terbuka dan Zafran terus-menerus melemparkan topik pembicaraan. Semakin lama mereka tampaknya semakin akrab.

Aku bangun dari dudukku lalu melangkah mendekati mereka. Lily tersenyum saat aku menghampirinya. "Mas Mahen," matanya melirik ke arah Zafran, "ternyata Pak Zafran kerja di sini."

"Pak Mahen, Lily ini mahasiswa saya." Aku mematung seketika, memandangnya tidak percaya.

"Pak Zafran dosen mata kuliah matematika bisnis di kampus Lily."

Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa.

Teruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp39.000 kalian bisa akses semua itu, tanpa menunggu.

Cool Girl and Our WeddingWhere stories live. Discover now