💕 T u j u h b e l a s 💕

44K 3.4K 164
                                    

Keesokan paginya, aku sampai di Jakarta. Dari bandara Soekarno Hatta aku langsung bergegas menuju rumah sakit tempat Lily di rawat.

Semalam Laila memberikan kabar kalau kondisi Lily mulai membaik. Ada ketenangan begitu mendengarnya, meskipun begitu aku tetap tidak bisa tidur semalaman.

Sesampainya di rumah sakit, aku melihat Pak Bima dan juga Laila sedang menunggu anak perempuannya yang tertidur. Begitu aku mendekatinya, Pak Bima langsung keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Tinggal Lily, aku, dan Laila. Aku mendekati Lily, tanganku bergerak mengelus pipinya. "Dia enggak sakit parah, hanya maag. Mungkin karna terlalu banyak pikiran jadi lupa makan," ucap Laila menjelaskan.

Aku hanya mengangguk. Aku menggeser kursi lalu duduk di sebelah Lily. Aku terus mengelus pipi dan juga puncak kepalanya. Perempuan ini yang membuat aku kalang kabut dari kemarin.

"Kenapa di sini?" suara Lily tiba-tiba terdengar. Mata perempuan itu terbuka dengan sayu. Wajahnya putih pucat.

"Mas khawatir sama kamu," Lily membuang pandangannya. Dia tidak lagi menatapku. Dia sepertinya masih menyimpan kekesalan.

"Seharusnya enggak usah balik ke Indonesia," Lily melirik ke arah Laila yang duduk agak jauh dari kami, "Lily aman di sini. Ada Mama dan Papa yang perhatian sama Lily."

Aku telah mengorbankan banyak hal untuk bisa menemuinya. Seharian aku dilanda kekhawatiran dan saat aku sudah berada di sisinya, dia mengusirku secara halus. Berbicara seolah-olah dia tidak membutuhkanku.

Aku tahu diri, mungkin selama beberapa hari belakangan ini aku tidak memerdulikan dia. Aku tidak memperhatikan makannya sampai-sampai dia bisa seperti ini.

"Li, Mama ke depan dulu ya," pamit Laila lalu perempuan itu bergegas meninggalkan kamar ini. Dia mengerti kalau aku dan Lily butuh ruang privasi untuk berbicara.

"Maafin Mas ya. Mas janji enggak akan nyuekin kamu lagi." Aku mengenggam tangannya.

Lily menatapku dalam. Tiba-tiba air mata turun dari pelupuk matanya. "Lily enggak bahagia dengan pernikahan ini," ucapnya diselingi dengan isak tangis.

"Lily udah kecewa sama Mas Mahen dan butuh waktu lama untuk mengembalikan kepercayaan seperti dulu," dia mengusap air matanya dengan kasar, "makanya Lily bersikap cuek sama Mas Mahen, tapi Mas Mahen nyuekin Lily balik."  Isak tangisnya semakin kencang.

"Lily semakin terluka. Semakin ngerasa kalau Lily enggak diinginkan sama Mas Mahen."

Aku mencoba memahami keadaannya. Dia masih anak remaja dengan emosi yang belum stabil. Wajar saja untuk hal-hal seperti itu emosi negatifnya lebih mendominasi.

"Maaf ya."

"Kalau Mas emang enggak menginginkan Lily dan tetap menganggap Lily sebagai Laila, mendingan kita pisah aja."

"Kita enggak akan pisah. Mas terima semua sikap atas kekecewaan kamu," aku menghela napas berat, "tapi tolong kasih kesempatan untuk Mas memperbaiki semuanya."

Lily tidak menjawab. Tiba-tiba suara pintu terdengar, Laila masuk kembali lalu dia mendekatiku. "Mas Bima mau bicara. Dia menunggumu di depan."


Bersambung
T

eruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa.

eruntuk yang mau baca cepat, aku udah publish satu buku full di Karyakarsa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp39

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dengan Rp39.000 kalian bisa akses semua itu, tanpa menunggu.

Cool Girl and Our WeddingWhere stories live. Discover now