Chapter III

32 6 2
                                    

Alhamdulillah, lagi semangat update nih hihi :)

Vote, comment and share seperti biasa kuy 

Happy Reading.. :)

Pagi ini Dave dan Etha membuat janji bertemu di perpustakaan kampus untuk membashas kompetisi yang akan mereka ikuti.

"Udah lama, Dave? Sorry aku telat," sapa Etha menghampiri Dave yang sudah duduk di salah satu meja perpustakaan dengan beberapa buku didepannya.

"Oh, Aretha. Nggak kok, aku emang sengaja berangkat lebiha awal. Duduk Tha." Dave mempersilahkan duduk.

"Panggil Etha aja Dave."

"Oh, Okay."

Etha duduk di kursi yang berhadapan dengan Dave , sambil mengeluarkan beberapa berkas dan laptop dari tasnya. Etha memberikan berkas-berkas tersebut kepada Dave.

"Jadi tadi aku mampir ke ruangan Prof. Budi dulu buat ambil materi tentang kompetisi itu," jelas Etha tanpa diminta.

Sedangkan Dave sibuk membolak-balik lembaran-lembaran kertas tersebut.

Diskusi keduanya berjalan sangat baik. Tidak sulit bagi Etha dan Dave untuk menemukan chemistry diantara keduanya. Padahal jarang sekali Etha bisa semudah dan secepat ini akrab dengan seseorang yang baru ia kenal. Seperti saling melengkapi satu sama lain.

Begitupun menurut Dave, selain menarik, Etha memang permpuan yang cerdas. Tidak salah Prof. Budi memilih Etha untuk mengikuti kompetisi ini.

Setelah beberapa jam berdikusi, Dave dan Etha memutuskan untuk makan siang di kantin fakultas mereka, tanpa terasa jam makan siang sudah terlewat sejak satu jam yang lalu.

"Kamu mau pesen apa Tha?"

Etha melihat banner besar yang terpampang di salah satu sudut kantin, berusaha menentukan menu makan siangnya.

"Emmm... Chicken Katsu aja deh."

Dave mengengguk paham, kemudian menyebutkan pesanannya dan Etha kepada ibu-ibu penjaga kasir.

"Chicken Katsu satu, Carbonara satu, ice tea dua Bu."

Ibu-ibu berumur sekitar setengah abad itu dengan cekatan memencet papan keyboard yang ada di mesin kasir, mencatat dan menjumlahkan pesanan Dave. Kemudian tidak lama menyerahkan struk berwarna putih yang keluar dari mesin tersebut kepada Dave.

"Total semuanya sembilan puluh enam ribu."

"Bayar pakai aplikasi Bu," ujarnya sembari mengerahkan ponselnya ke gambar barcode yang berada di depan mesin kasir tersebut.

Tiit..

"Sudah mas, terima kasih, silahkan ditunggu sebentar," pungkas ibu-ibu kasir tersebut.

Setelah Dave dan Etha menemukan tempat duduk, tidak lama pesanan mereka datang.

"Jadi total pesanan aku berapa ya Dave?" tanya Etha sembari mengeluarkan ponselnya berniat membayar pesanannya kepada Dave.

Alih-alih menanggapi Etha, Dave lebih memilih mulai menyantap carbonara yang masih mengepulkan asap itu. "Udah, santai aja kali Tha."

"Nggak bisa gitu dong, udah.. berapa tadi totalnya? Aku nggak enak nih, baru aja kenal kemarin masa udah bayarin makan segala. Lagian itu kan uang jajan dari orang tua kamu buat kamu jajan, bukan buat bayarin orang lain jajan," protes Etha panjang lebar.

Dave terkekeh ringan "Udaah anggap aja sebagai perayaan perkenalan kita," pungkas Dave sembari mendorong tangan Etha agar menyimpan kembali ponselnya. "Udah makan gih, keburu dingin tuh!"

StillWhere stories live. Discover now