Chapter IV

16 2 0
                                    

Happy Reading.. :)

"Pagi tante," sapa Dave canggung.

Hening beberapa saat, Bu Sukma tampak tidak menyangka akan kedatangan Dave. "Eh Nak Dave, kirain tante siapa tamunya."

Etha berjalan dibelakang Dave sambil membawa satu keranjang parcel buah ditangannya, ia mempersilahkan Dave untuk bergabung dengan yang lainnya. "Duduk Dave, aku bawa ini ke belakang dulu."

"Kok repot-repot segala sih Nak," ujar Bu Sukma sungkan.

"Enggak, cuma buah aja kok tante."

"Silahkan, duduk.. duduk Nak. Kebetulan kita lagi sarapan, kalau Nak Dave mau.. sekalian sarapan yuk, Etha tadi juga masaknya agak banyak."

"Iya Mas Deva, nasi goreng buatan mbak Etha enak banget tau!" sahut Rania.

Dave tentu tidak menolak, "Kebetulan sekali tante," jawabnya bersemangat.

"Etha, tolong ambilkan piring dan sendok satu lagi buat Nak Dave!" teriak Bu Sukma.

"Iya bu."

Sedangkan Abi yang sejak tadi bersemangat melahap nasi gorengnya, tiba-tiba melambatkan gerakan sendok di tangannya.

Abi melirik ke arah Rania "Tadi aja bilang mau habisin semua nasi gorengnya, nggak mau bagi-bagi sama orang lain," protes Abi kepada Rania seperti anak kecil yang merajuk.

"Emang kapan Rania bilang gitu?" balas Rania dengan mengulang kalimat yang sama seperti Abi tadi "Rania kan cuma bilang, semua nasi gorengnya buat Rania, mau Rania makan sendiri kek, atau kasih orang lain, kan terserah Rania. Wleee." Rania menjulurkan lidahnya, puas membalas Abi.

Abi yang merasa dikalahkan oleh anak kecil, masih belum menyerah "Lagian namanya bukan Deva, tapi Dave tahu!"

"Ishh mas Abi berisik deh, suka suka Rania dong. Lagian nama panjang Mas Deva kan Devano, jadi Rania nggak salah doong, iya kan mas Deva?" tanya Rania mencari bala bantuan yang mendapat anggukan setuju dari Dave.

Abi akhirnya menghela nafas pasrah, ia akhirnya sadar, semua orang yang ada di meja itu tampak sedang menahan tawa melihat kekalahannya, membuat Abi menjadi salah tingkah dan hanya bisa salah tingkah sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

***

Kedatangan Dave ke rumah Etha hari ini sebenarnya untuk menjenguk Bu Sukma. Namun hari itu berakhir dengan Dave dan Etha yang berdiskusi tentang kompetisi yang akan mereka ikuti. Sedangkan Abi, memilih menemani Danar dan Rania untuk belajar. Setelah itu mereka bermain monopoli bersama.

Meskipun Rania dan Abi sering sekali bertengkar, tapi keduanya juga tidak dapat dipisahkan. Saat sedang akur, Rania bahkan tidak ingin berhenti bermain sdengan Abi, sampai Abi sendiri merasa kelelahan seperti sore ini.

Rania baru saja berhasil menyelimuti Abi yang tertidur dengan posisi duduk di lantai, sambil menumpukan kepalanya dimeja dengan bantalan tangnnya.

Etha yang sedari tadi berada di ruang tamu bersama Dave, berniat mencari ibunya yang ada didalam "Bu.. Dave mau pamit pulang," ucap Etha dengan nada sedikit keras yang langsung mendapatkan protes dari adik bungsunya.

"Sssttt.. Mbak Etha jangan berisik! Mas Abi lagi tidur, kasihan," protes Rania sambil berbisik.

Etha kemudian tersenyum, mengelus puncak kepala Rania.

"Biar aku yang samperin ibu kamu, kasihan kalau harus jalan." Dave tiba-tiba sudah berada di belakang Etha. Pandangan Dave kemudian terarah kepada Rania yang sedang memperbaiki posisi selimut Abi yang tengah tertidur di ruang keluarga Etha.

StillWhere stories live. Discover now