Chapter 17 | Peringatan

102 58 181
                                    

Bagian Tujuh Belas - Peringatan[Author POV]

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Bagian Tujuh Belas - Peringatan
[Author POV]

⚠️Warning! Terdapat adegan dan kalimat yang mengandung kekerasan!⚠️

David telah sampai di markas Vandalas, ia membanting helmnya kasar. David tidak langsung menemui anak-anak Vandalas lainnya, melainkan memilih untuk bermain tinju, tinju adalah tempat favoritnya ketika ia ingin melampiaskan kemarahannya.

Rupanya bermain tinju tidak mengurangi kemarahannya, entah mengapa terlihat membosankan untuk dimainkan.

"ARGHHHHH! SHITT!" teriaknya sembari duduk di kursi tempat biasanya ia berkumpul dengan anak-anak Vandalas inti.

Endra menghampiri ketua pimpinan gengnya itu, tidak lain dan tidak bukan adalah David yang sedang terlihat marah.

Disusul oleh Laskar yang sedikit curiga dengan perilaku sahabatnya yang agak berbeda.

"Ngape lo bang?" teriak Endra menghancurkan lamunannya.

"Gak usah dipendam kale! Bejibun tuh masalah, kalau nggak mau cerita!" cibir Damar yang juga merasakan keanehan.

"Bukannya tadi lo ikut ke weeding party temenya bokap lo ya? Kok udah pulang? Neng Ichanya udah dianterin belum?!" goda Fathan.

Laskar, Endra, Damar, dan Fathan. Mereka berempat adalah anak-anak Vandalas yang bersekolah disekolah yang sama dengan David.

"Kalian tahu kan? Dari tadi pagi si Ricko ngeselin banget!" ujar David mulai terbuka kepada teman-temannya.

"YAELAH! CUMA BERANTEM SAMA ABANG AJA SAMPAI MARAH-MARAH! LEBAY LO DAV!" ucap Fathan dengan entengnya.

David melirik Fathan dengan lirikan sengit andalannya. Bukan waktu yang tepat apabila Fathan ingin bercanda, sudah pasti tidak mungkin lucu.

Selain garing, dia pasti akan memancing emosi David. Baru menjadi lucu jika David sudah melebamkan pipinya. Kanan dan kiri, seperti kartun kucing yang sedang kasmaran bukan?😭

Laskar yang melihat suasana tegang ini berusaha mencairkan suasana, "DENGERIN DULU NYET!" tegurnya sembari menarik kerah bagian belakang Fathan, Fathan sebelumnya sudah ingin pergi dan membalikkan badannya. Tetapi ucapan Laskar berhasil menahannya.

*Brak!!

David mengebrak meja didepannya, ia menarik kerah Fathan kasar. Disertai oleh keringat yang kian bercucuran, ditambah lagi mukanya kini sudah memerah.

"Lo kalau mau pergi, pergi aja coeg! Vandalas nggak butuh anggota musiman kayak lo! Setia kawan pas senengnya doang! Giliran gue lagi ada masalah dan mau cerita, panas banget lo! Kayak cacing kepanasan!"

Fathan bergidik ngeri, beberapa anak Vandalas lainnya menyoraki dirinya. Fathan terlihat malu dan minder setelah mendengar ucapan ketua gengnya. "Hehehe, enggak kok Dav.. ah elo! Gue kan bercanda!" ujarnya.

BUTTERFLIES IN PRISON [TAHAP REVISI]Onde histórias criam vida. Descubra agora