Chapter 14 | Akal-akalan David

104 65 229
                                    

Bagian Empat belas - Akal-akalan David[Author POV]

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Bagian Empat belas - Akal-akalan David
[Author POV]

***
Typo? Tolong perbaiki di kolom komentar!
***

Seusai pertanyaannya dijawab oleh David, Icha kembali terdiam. Sejujurnya ia sangat risih ketika dikawal oleh beberapa motor disamping dan dibelakangnya. Kalau dipikir-pikir ia seperti turut serta menjadi bagian dalam geng itu.

Icha adalah perempuan baik-baik, jangan sampai orang-orang mengira bahwasanya ia menjadi salah pergaulan gara-gara bergaul dengan geng motor pembuat onar.

Wangi parfum David berhasil menelusup masuk kedalam indra penciuman Icha. Aneh, padahal Icha seringkali merasakan harumnya wangi parfum Reyhan. Tetapi kali ini rasanya seperti ada yang berbeda, faktor dari kualitas parfum? Ah, tidak mungkin keduanya sama-sama pecinta parfum mahal.

"Dav, see you di basecamp ya!" teriak Albert salah satu anggota geng Vandalas.

"Yoi! Hati-hati!" timpal David melambaikan tangannya.

Setelah itu David berbelok kearah kiri, sedangkan teman-temannya tetap berkendara lurus ke depan, anehnya lagi itu bukan arah jalan pulang menuju rumah Icha.

"Loh? Kok belok? Rumah gue kan arahnya masih lurus terus, bukan belok! Gimana sih?!" ketus Icha kesal.

Tidak ada jawaban apapun dari David, dirinya hanya terdiam dan tetap fokus mengendarai motornya.

"LO MAU CULIK GUE?! JANGAN MACEM-MACEM YA! NGGAK USAH SOK NGANTERIN DEH KALAU EMANG PADA DASARNYA CUMA BUAT MODUS!" tegur Icha sembari memukul-mukul pundak David.

"TURUNIN GUE!!"

David merasa terganggu dan menganggu fokusnya saat berkendara.

'pifttttt!!!'

David mengerem secara mendadak karena ia sangat terganggu karena ulah Icha.

Icha yang kaget tanpa sengaja memeluk tubuh David. Ekspektasi buruknya benar-benar terjadi nyata, Icha tidak bisa menahan tubuhnya, dikarenakan memang pada dasarnya ia sedari tadi tidak berpegangan apapun.

Terkecuali lututnya sendiri.

"Mau apa sih lo!"

Icha masih meringis ketakutan sembari menutup matanya. Ia takut kalau sampai ia terjatuh dari motor David, tidak ada sakit yang bisa menandingi perihnya lutut Icha ketika jatuh dari motor.

BUTTERFLIES IN PRISON [TAHAP REVISI]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin