Sweet Sugar | Part 6 - Bad Morning

422K 13.6K 238
                                    

SINAR matahari pagi datang menyorot kaca besar penthouse milik Eros, membuat Laura yang tadinya masih tertidur lelap langsung mengerjapkan kedua matanya. Setelah menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke matanya, Laura melepaskan pelukan erat Eros dari pinggangnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

  Butuh waktu beberapa menit untuk Laura  membersihkan dirinya dan mengenakan seragam sekolah. Setelah itu, Laura berjalan menuju dapur dan membuatkan roti bakar selai cokelat untuk dirinya dan Eros.

  "Selamat pagi, baby," sapa Eros ketika Laura selesai membuat sarapan. Pria itu menghampiri Laura hanya dengan menggunakan celana pendek saja.

  "Pagi," jawab Laura singkat dan membiarkan pria itu memangut bibirnya lama. Jika Eros memperlakukannya seperti ini, ia merasa menjadi seorang istri daripada seorang Sugar Baby.

  "Jam berapa kamu bangun?" tanya Eros.

  "Pukul enam pagi," jawab Laura. "Setelah ini, aku harus ke sekolah," ucapnya. Jarak apartment ke sekolahnya memang tidak jauh, hanya memakan waktu 10 menit menggunakan mobil.

  "Alright," balas Eros sambil melahap roti bakar buatan gadis itu. Rasanya seperti dilayani istri, dan Eros menyukai perasaan ini.

  "Kamu tidak bekerja?" tanya Laura.

  "Jadi kamu mulai penasaran dengan kehidupanku?"

  Pipi Laura memerah. "Tidak, aku hanya ingin tahu sedikit tentangmu. Aku bahkan tidak tahu kamu sudah menikah atau belum," jelasnya.

  "Aku belum menikah," balas Eros, membuat Laura menghembuskan napasnya lega.

  "Baguslah, aku hanya takut istrimu tahu dan memarahiku," ujar Laura dengan tawa kecilnya.

  Eros terpaku, seakan tersihir dengan tawa kecil milik Laura yang terlihat manis. "Come here, baby," ucapnya dengan suara serak.

  Tanpa diberikan intruksi lebih lanjut, Laura berjalan menghampiri Eros dan duduk di pangkuan pria itu.

  "Kamu berubah menjadi jalang ketika bersama denganku, tapi aku menyukainya," ujar Eros sambil mengusap bibir bawah Laura.

  "Apa kamu ingin melihatku menjadi jalang untuk orang lain?" tanya Laura. Matanya menatap kedua bola mata Eros lekat-lekat dan tenggelam di dalamnya.

  "Tentu saja tidak," jawab Eros tegas.

  Laura tersenyum, lalu memangut bibir bawah Eros dan meraba bahu kekar pria itu yang telanjang. Hingga tak lama kemudian, Laura merasakan sesuatu yang keras menusuk selangkangannya. Dengan gerakan pelan, gadis itu menyingkap celana dalamnya agar milik mereka menyatu tanpa menembus selaput daranya dan menggeseknya pelan, lalu semakin lama semakin cepat.

  "Oh fuck," erang Eros, tidak kuat dengan kenikmatan yang dirasakannya sekarang. Tangannya meraih pinggul Laura dan meremasnya, sedangkan gadis itu masih menggesek milik Eros di bawah sana sambil menggigit bibir bawahnya.

  "Ahhhmm...," desah Laura seraya menggerakkan tubuhnya di pangkuan Eros hingga milik mereka berkedut pelan dan melepaskan kepuasan mereka masing-masing.

  "Apa yang kamu lakukan kepadaku?" tanya Eros dengan napas terengah-engah, lalu melumat bibir Laura dengan rakus. Sebenarnya, ia masih tidak menyangka bisa orgasme hanya karena gesekan alat kelamin mereka. Fuck, bukankah itu terdengar murahan?

  Wajah Laura memerah ketika ciuman mereka terlepas. Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke toilet yang terletak di dekat ruang tamu untuk membersihkan dirinya.

  "Apa aku akan hamil?" gumamnya panik ketika mengingat sperma Eros keluar di selangkangannya.

  Setelah membersihkan dirinya dari cairannya dan Eros, gadis itu kembali ke ruang makan dan terkejut saat Eros memberikan sebuah kunci mobil padanya.

  "Pakai ini ke sekolah," ucap Eros dengan nada sedikit dingin dari sebelumnya, membuat Laura merengut.

  "Kenapa kamu terlihat dingin? Apa service yang kuberikan belum memuaskan? Tapi tadi kamu keluar—"

  "Tidak perlu di bahas, aku bukan pria murahan yang akan keluar hanya karena di gesek," potong Eros langsung.

  "Tapi tadi kamu keluar di—"

  "Lebih baik kamu berangkat ke sekolah sekarang," potong Eros lagi.

  "Apakah aku akan ham—"

  "Kamu tidak akan hamil karena kamu masih perawan!" potong Eros untuk kesekian kalinya, kali ini dengan nada kesal.

  "Lalu dimana letak—"

  "Bisakah kamu diam?!"

  "Ada apa denganmu? Aku hanya ingin bertanya dimana letak mobilmu!" bentak Laura balik. Matanya berkaca-kaca, ciri khasnya jika ia sudah kesal sekali dengan seseorang.

  Karena kesal dan malu, Laura menaruh kembali kunci mobil itu di atas meja makan dan meraih tas ranselnya di sofa ruang tamu. Biarkanlah ia jalan kaki ke sekolah, hitung-hitung olahraga walaupun vaginanya terasa gatal karena ingin merasakan kenikmatan seperti yang ia rasakan tadi.

  Padahal ia hanya ingin memuaskan Sugar Daddy-nya. Apakah itu salah?

💸💸💸

Sweet Sugar [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang