Dion mendengus kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Gita dan Azka.

***

Saat hendak memasuki kamar, dahi Beby mengerut ketika mendapati keadaan pintu kamarnya yang terbuka. Seingatnya, Beby sudah menutup pintunya.

Baru saja Beby melangkahkan kakinya memasuki kamar, ia harus dikejutkan dengan adanya sosok lain dikamarnya. Seorang perempuan. Buru-buru Beby melihat ke arah bawah dimana terlihat sepasang kaki yang dilapisi oleh celana jins. Untungnya kaki itu menapak lantai.

"Per-permisi..." Panggil Beby dengan gagap.

Perempuan yang tadi memunggungi Beby itu menoleh. Memperlihatkan postur wajah cantik miliknya ditambah senyum manis dibibirnya. Lalu ia berjalan mendekat pada Beby.

"Kamu Beby ya?" tanya perempuan itu dengan senyuman yang masih terukir diwajahnya.

Beby mengerjap bingung. Beby merasa tak mengenal perempuan dihadapannya ini.

"Ya ampun... Lucunya." Beby tersentak kaget ketika tubuhnya dibawa ke rengkuhan perempuan yang tak ia kenal.

Beby menatap perempuan itu kala sudah melepaskan pelukannya. Ia pun harus mendongak karena tinggi badan mereka tak sama. Apalagi tinggi Beby hanya sebatas hidung perempuan itu.

"Kakak siapa?" tanya Beby dengan kepala yang ia miringkan.

Perempuan didepan Beby terbahak, "aduh kamu gemesin banget. Pantes Nio sering pamerin kamu sama kakak." Lalu ia menyodorkan tangannya. "Kenalin, nama kakak Erika. Sepupu abang-abang kamu dan sekarang sepupu kamu juga."

Mata Beby membelalak, ia jadi teringat perkataan Raya tempo hari yang mengatakan jika para abangnya memiliki sepupu perempuan. Itu pun saat Beby sendiri yang dikira sepupu abangnya.

Tak menunggu lama, Beby segera menyambut tangan perempuan itu dan tersenyum lebar. "Namaku Beby."

"Kakak blasteran Thailand-Korea ya?" Pekik Beby bertanya.

Perempuan itu, Erika, tertawa ngakak. "Sumpah deh, kamu gemesin banget pengen kakak karungin." Ia mengacak-acak rambut pendek Beby.

"Jadi adek kakak aja yuk," ujar Erika.

Beby mengerucutkan bibirnya, "Ihhh, jangan diberantakin. Tadi juga Beby tanya kok gak dijawab."

"Iya-iya, kakak bukan blasteran. Kakak asli indonesia kok, cuman ada dikit campuran Thailand. Ini tinggalnya aja yang di Korea." Jelas Erika disela kekehannya.

Mengerti, Beby mengangguk-anggukan kepalanya. Ia jadi nyaman dengan Erika, karena perempuan itu mudah sekali membuat suasana jadi santai begini.

Dan seharian penuh, Beby habiskan berbicara dengan Erika.

Beby juga mengetahui, jika usia Erika lebih tua dua tahun dari Damian. Erika ke Indonesia juga untuk acara pertunangannya yang akan diselenggarakan tiga minggu lagi.

***

Suasana hening begitu kentara diruang makan. Beby pun diam-diam menghela napas pelan. Beby melirik Dion yang duduk didepannya dan Azka yang berada disamping Beby. Sementara tempat duduk untuk kepala keluarga diisi oleh tante Gita yang merupakan ibu dari Erika.

Ngomong-ngomong soal Erika, dia belum hadir diruang makan karena baru saja mandi.

"Beby udah lapar?"

Beby menoleh ke samping ketika Azka bertanya padanya. Lalu ia menggeleng pelan, "belum abang."

"Udah tante bilangin, Azka. Jangan manjain ana——"

"Tante!" berang Dion. Lama-lama dibiarkan yang melunjak jadi tantenya sendiri.

"Apa kamu belain——"

"Iya! Kenapa?! Dia adek aku!" Dion berdiri cepat membuat kursi yang ia duduki tadi terjengkang.

Tanpa menunggu balasan dari tantenya, Dion segera memutari meja dan langsung menarik Beby dari sana. Lalu meninggalkan ruang makan sambil mengacuhkan teriakan Gita.

"DION! MAU KEMANA KAMU?!" Gita berdiri dengan mata nyalang mengawasi kepergian dua orang berbeda gender itu.

Azka yang melihat hal itu memasang wajah datar. Ini sudah sering terjadi jika tante Gita singgah dirumah ini. Hanya saja kali ini berbeda, jika tahun-tahun kemarin pembangkangnya adalah Damian, sekarang digantikan oleh Dion.

Azka mengusap wajahnya kasar, ia mungkin tak akan bisa melawan—membentak pun tak bisa karena diantara para saudaranya, Azka lah yang paling dekat dengan tante Gita. Bukan hanya dekat sebenarnya, bisa dibilang tante Gita adalah pengganti mamanya yang tak pernah Azka dapatkan kasih sayangnya.

Maka dari itu, Azka lah yang paling mudah termakan omong kosong Gita.

Karena sudah tak berselera untuk makan malam, Azka segera beranjak. "Tan, aku ke kamar dulu."

Seperti Dion, tanpa menunggu jawaban dari tantenya, Azka segera berjalan menuju kamarnya.

"Azka!" Gita menggeram pelan. "Ini semua gara-gara anak sialan itu!"

Sedangkan Erika yang baru saja sampai diruang makan, mengernyit bingung. "Loh, semuanya pada kemana mi?" tanyanya ketika tak mendapati siapapun disana kecuali maminya.

Dan Erika hanya bisa menggaruk pelipisnya saat ditatap tajam oleh Gita.

Sebenarnya ada apa sih?



Tbc

Mau aku kasih gif Azka, tapi sinyalnya gak mendukung ╥︿╥
Muter-muter lagi ಥーಥ

Babay...

Jangan lupa vomentnya❤️

Kamis, 10 Desember 2020

alalaylay

Beby and Brother's [TERBIT]Where stories live. Discover now