Bab 29

97.6K 11K 625
                                    


Elan menatap intens gadis yang duduk disamping kemudi. Mobilnya sudah berhenti dua menit yang lalu didepan gerbang mansion, tetapi gadis disampingnya ini sepertinya tengah melamunkan sesuatu sehingga tak menyadarinya.

"Beby?" Elan menepuk pelan bahu gadis itu, membuat sang empu tersadar dari lamunanya.

Gadis itu, Beby, segera menoleh yang malah membuat hidungnya tak sengaja bergesekan dengan hidung mancung Elan. Dan secepat mungkin Beby memalingkan wajahnya.

"A-ah.. Sudah sampai ya kak?"

Elan hanya tersenyum simpul. Ia membantu Beby melepaskan seatbelt yang terpasang ditubuh mungil gadis itu.

Setelah terlepas, dengan tak sabaran Beby membuka pintu mobil. Tetapi sebelum kakinya menginjak tanah, sebuah tangan terlebih dahulu mencekal tangan kanannya membuat Beby perlahan menengok ke belakang. Namun belum sempat mengeluarkan sepatah kata pun, sebuah kecupan singkat mendarat dipipinya. Mata Beby membelalak, kedua pipinya terasa panas. Ia malu.

Dengan cepat, Beby melangkahkan kakinya keluar dari mobil Elan. Menutup pintu mobil dan tanpa kata Beby berlari kecil memasuki halaman rumahnya.

Tingkah laku Beby tak luput sedikit pun dari pandangan Elan. Bahkan Elan tertawa kecil melihat perilaku menggemaskan Beby.

Namun hal itu hanya bertahan beberapa detik. Elan kembali memasang wajah datarnya dan mengambil ponselnya yang berada disaku celana.

Ia terlihat mencari nomor seseorang dan tanpa segan Elan menelepon nomor yang sudah ia dapati.

Hanya butuh beberapa menit, seseorang diseberang sana mengangkat panggilan tersebut.

Elan melirik dimana Beby tadi berlari menuju mansion itu. "Sepertinya saya tahu siapa pelakunya."

***

Beby melompat diatas ranjang, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sambil berguling-guling.

Kemudian ia membalikkan badannya, kini Beby tidur terlentang dengan kedua tangan yang ia rentangkan. Lalu Beby menghela napas panjang, pikirannya kembali menerawang kejadian saat ditaman yang sempat ia siggahi.

Flashback on

Beby mengerjap beberapa kali ketika Elan mencium dagunya. Apalagi saat wajah sahabat abangnya itu begitu dekat dengan wajahnya. Tatapannya bertemu dengan kedua mata Elan, mendadak jantung Beby berdetak lebih cepat dari biasanya. Rona merah menjalar dikedua pipi Beby.

Dengan sedikit tergagap Beby memalingkan wajahnya. Dengan malu-malu Beby menjilat es krim-nya yang belum habis sambil sesekali melirik ke arah Elan yang masih menatapnya tanpa berkedip.

Saat akan melirik Elan untuk sekian kalinya, tanpa sengaja netranya menangkap siluet tubuh seseorang yang terlihat familiar. Awalnya Beby hanya mengernyitkan keningnya, lalu tiba-tiba ia berdiri dan menjatuhkan es krimnya yang tinggal setengah. Dan berlari mengejar seseorang itu yang mulai menjauh.

Elan yang melihat hal itu terkejut bukan main, tanpa kata ia segera mengejar Beby.

Dengan ngos-ngosan, Beby membungkukkan badannya dipinggir jalan menetralkan napasnya. Matanya tak henti untuk menatap sekitarnya seakan mencari seseorang. Beby menggigit bibir bawahnya saat mengetahui bahwa dirinya kehilangan jejak seseorang yang ia lihat.

Tepukan dibahunya spontan membuat Beby tersentak. Ia menoleh dan mendapati sosok Elan yang berdiri dibelakangnya.

Beby and Brother's [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang