Bab 13

149K 15.3K 415
                                    

Alangkah baiknya jika kalian pencet ⭐ sebelum membaca😅

***


Nio berdiri sembari menggebrak meja.

"LO APA-APAAN HAH!!"

Bentakan itu membuat semakin menjadi pusat perhatian seisi kantin. Dan membuat Beby berjengkit kaget dengan rambut yang basah dan lengket.

Cewek yang memegang gelas kosong karena isinya telah sengaja ia tumpahkan itu menatap tajam Beby. "Jadi ini alasan lo mutusin gue!"

Sementara Beby hanya fokus ke Nio sebab ia tak pernah melihat abangnya yang satu ini terlihat marah. Ia berinisiatif menenangkan abangnya bahwa ia tidak apa-apa sebelum seseorang menarik tangannya dan membawanya pergi dari kantin.

"Maksud lo apa?! Hubungan lo sama gue gak ada kaitannya sama dia!" Nio mengepalkan tangannya menahan segala keinginannya untuk memukul cewek yang berani-beraninya menyiram adik perempuannya. Seandainya pelakunya cowok, ia tak segan-segan untuk menghajarnya.

Belum sempat cewek itu membalas perkataan Nio, sesuatu yang dingin dan yang baru saja ia lakukan terjadi kepadanya.

"Dasar mak lampir gaada akhlak! Ini kan yang lo lakuin ke temen gue!"

Kely yang baru saja memasuki area kantin terkejut ketika disuguhkan dengan pemandangan yang membuatnya geram. Tanpa basa-basi ia mengambil minuman seseorang tanpa permisi dan melakukan hal serupa dengan cewek yang ia kenal sebagai mantan pacar sepupu temannya, Sasa.

"Arrghh.. Gue gak nyiram lo ya!--"

Nio menengahi, "kelakuan lo ini lah yang buat gue makin muak sama lo, mending lo introspeksi diri lo sendiri dulu sebelum nyalain orang lain. Dan awas aja kalo lo masih punya nyali gangguin Beby!"

Setelah meninggalkan kata-kata itu, Nio melenggang pergi keluar dari kantin karena ia baru menyadari jika adik dan satu sahabatnya tak berada disekitar sana.

***

Cowok itu dengan hati-hati mengusap rambut yang masih basah karena beberapa menit yang lalu sudah dicuci dengan air bersih dengan handuk. Lalu melilitkannya dikepala cewek dihadapannya.

"Ma.. makasih kak," ucap Beby pelan.

Ia hanya menunduk dengan jari-jari tangan yang ditautkan. Hanya ucapan rasa terima kasih yang bisa ia lakukan. Mungkin Beby masih shocked tentang apa yang terjadi hari ini. Di siram dengan jus oleh seseorang yang tak ia kenal dan apakah ia pernah berbuat salah dengan orang tersebut? Kemudian dibawa pergi oleh cowok yang ia kenal sebagai teman abangnya tetapi tak mengenal namanya. Entahlah, semua ini menurut Beby terlalu tiba-tiba sebab ia tak pernah satu kalipun mendapat kejadian seperti ini.

Dan entah kejadian apa lagi yang akan menunggu Beby kedepannya.

Beby tersentak ketika mendapati sentuhan halus dipipinya. Ia mendongak, menatap wajah cowok yang berdiri menjulang dihadapannya. Tampan. Satu kata itu yang dapat mewakili perasaannya saat ini.

Mata mereka bertubrukan. Entah keberanian dari mana Beby menatap mata itu lebih lama. Tajam dan dingin. Tapi ia dapat melihat sinar kehangatan didalamnya persis Damian. Beby tak bisa membaca kepribadian seseorang dengan hanya menatap mata, hanya saja Beby sering menjumpai sinar mata seperti itu.

Lagi-lagi Beby tersentak ketika sentuhan itu turun menuju dagunya. Secepat mungkin ia kembali menundukkan kepalanya dengan rona merah menjalar dikedua pipinya. Dan ia harus meringis serta menahan sakit ketika dahi mereka berbenturan.

"Ma.. maaf kak," lirih Beby sambil mengusap dahinya. Sejak kapan wajah mereka sedekat itu?

"Hn"

Cowok itu mengambil tangan Beby dan menggantikan tangannya untuk mengusap kening Beby. Setelah itu ia melepaskan lilitan handuk dikepala Beby.

Ia merapikan rambut pendek Beby. Kemudian membantu Beby untuk berdiri dan mengajaknya berjalan keluar UKS.

"Ehm... Kak? Kita mau kemana?" Beby memiringkan kepalanya bingung. Pasalnya jalan yang mereka ambil berlawanan dengan arah kelas Beby.

Beby ikut berhenti ketika cowok didepannya itu tiba-tiba menghentikan langkahnya. Cowok itu menatap Beby, "pulang."

Kening Beby berkernyit heran. "Pulang? Tapikan ini bukan waktunya kak. Nanti dimarahin guru kalo kita bolos."

"Gak ada yang berani," ujar cowok itu.

Dengan segera ia menarik tangan Beby dan menggandengnya agar mengikutinya.

Sedangkan Beby masih mencerna kata-kata cowok itu di otak polosnya.

Sesampainya mereka diparkiran. Cowok itu mengambil dan menaiki motor sport-nya. Lalu ia memakaikan helm di kepala Beby dan menyuruhnya untuk naik.

Beby memandang ragu. "Tapi kak, Beby belum bilang sama bang Nio. Seragam Beby juga masih di UKS," kata Beby. Pasalnya, ia tidak memberitahu abangnya, Nio, serta abangnya yang lain karena Beby tak membawa kedua ponsel pemberian abangnya kalau ia pulang sekolah lebih awal, sebab takut hilang dan rusak. Dan juga seragamnya ditinggal di UKS karena basah. Beby memakai seragam yang ukurannya jauh lebih besar dari badan mungilnya, pemberian dari teman abangnya ini.

"Nio udah tau, sekarang naik!" perintah cowok itu. Ia memang sempat memberitahu sahabatnya melalui chat WA.

Hanya hembusan napas pasrah yang Beby lakukan. Ia menaiki motor yang serupa dengan milik abangnya.

Sebelum motor itu dijalankan. Beby bertanya, "oh ya! Nama kakak siapa?"



Tbc

Perasaan ceritanya aku gantungin mulu deh😐
Emang disengaja kok. Ehe🙃

Jan lupa komennya💙

Senin, 8 Juni 2020

alalaylay

Beby and Brother's [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang