Balapan

103 11 6
                                    

°°°

~Author POV on.

3 lampu sorot mulai mewarnai langit arena balapan liar yang akan diikuti Dian beserta ganknya. Gank Dark yang datang lebih awal pun memilih untuk memasuki tenda istirahat mereka terlebih dulu, termasuk Dian. Beberapa anggota dari Gank Dark pun memperbolehkan Dian beristirahat lebih lama karena mengingat ini adalah balapan pertama untuk gadis itu.

“Seriusan gue gapapa istirahat dulu?.” tanya Dian sambil meluruskan sepasang kakinya itu.
“Tenang aja, lo bagian ketiga. Mungkin sekitar satu jam lagi.”

5 orang yang tengah bersama Dian kini menatap dan sedikit mendongak ke arah laki-laki yang sedang berdiri di ambang pintu tenda. Laki-laki itu masuk dan langsung duduk di samping Dian, ia menyodorkan sebotol teh manis ke Dian. Gadis itu tersenyum dan langsung menerima botol itu.

“Thank you, Zen.”

Ya, laki-laki itu adalah Zenan. Seharusnya Zenan tak di sini karena tak ada jadwal untuknya namun ia terus bersikukuh untuk ikut dan menemani Dian dengan alasan ‘anggap aja gue sebagai Dion’. Alasan seperti itu berhasil membuat hati Dian menghangat dan jantungnya berdegup dengan kencang.

Zenan yang tadinya duduk di samping Dian kini ia mengambil jarak sedikit jauh, ia meletakkan paper bagnya kemudian berdiri. Ia melepaskan jaketnya dan kembali menyodorkannya ke Dian. Gadis itu mendongak dan mengerutkan dahinya tak mengerti.

“Dingin, pake aja dulu. Mau tidur dulu gapapa, di sana.” Zenan menunjuk sebuah kasur kecil yang ada di sudut tenda.

Mata Dian mengikuti arah tangan Zenan menunjuk, ia pun kembali menatap Zenan dan mengangguk.

“Rita dan lainnya ga ada jadwal, dan seharusnya ini balap sesama cowok. Nama lo di arena entar Dion, kalau ada yang sengaja ngejebak lo harus pinter-pinter cari alasan. 15 menit sebelum mulai, gue bakal ke sini. Ayo guys, kita keluar.”

Zenan mengibaskan tangannya ke atas yang membuat 5 orang di sana mengikuti ucapan Zenan barusan, dan akhirnya hanya tinggal Dian sendirian di tenda itu.

“Gue ga ngerti, terlalu banyak aturan.” gumam Dian pelan.

Ia pun berdiri dan berjalan mendekati kasur kecil itu, ia duduk di tepian kasur itu. Dian mengeluarkan hpnya dan membuka apk wa.

“Gue mau ngechatt Pratama, tapi…gimana ya?.” otak Dian seakan berpikir keras untuk mencari topik basa-basi-busuk sebagai pembuka.

Ia ingin mengirimkan chat pada musuhnya itu bukan karena alasan khusus, Dian masih dibuat penasaran dengan laki-laki yang bernama Zoe itu.

“Tapi ini udah jam 12 lewat, gimana kalau dia udah tidur?.”

Nampaknya kini Dian tengah berpikir dengan keras. Dian pun membuka grup angkatannya dan mencari nomor Pratama, ia mengklik sebuah kontak wa yang usernamenya Pratama ganteng. Sebetulnya Dian sangat ingin tertawa karena sifat Pratama yang terlalu pd itu, namun ia masih memahami situasinya dan identitas gelapnya.

“Ga onl?.” Tanya Dian pelan.

Akhirnya Dian kembali memasukkan hpnya ke dalam saku celananya, ia pun berdiri dan mendekati totebagnya. Ia mengeluarkan ikat rambut, topi dan jaket kulit berwarna gelap milik Dion.

DianWhere stories live. Discover now