RUANG BK

58 6 5
                                    


1 jam kemudian...

Gue keluar dari ruang BK dengan raut wajah yang datar, kurang lebih selama 45 menit gue harus tahan mendengar beribu kata ocehan bercampur ceramah dari Bu Eka dan semua ini karena tuh cowo yang udah gue benturin kepalanya ke kaki kursi.
Gue heran! Padahal dia yang salah, kok gue yang kena oceh?!

"Diannn!!." pekik seseorang yang suaranya terlalu familiar di telinga gue, siapa lagi? Ya Pratama lah!

Karena emosi gue udah hampir melewati batasnya, gue ga menanggapi pekikkan Pratama dan terus melangkahkan kaki gue melewati puluhan siswa/i baru.

"Woi!." pekik gue karena tiba-tiba aja ada tangan yang menarik gue dan langsung menggeret gue ke arah belakang ruang komputer.

Dilihat dari perawakannya nih orang ga asing sih, siapa ya? Astaga Dian kenapa lo jadi pikun gini sih?!

"Jangan berantem lagi, lo cewe," ucapnya ketika langkahnya udah terhenti, dia ga berbalik menghadap gue...dan akhirnya kami berdua sama-sama diam.
"Lo...gapapa, kan?." sambungnya yang gue jawab dengan anggukan, tolol? Iya seketika gue jadi tolol, ngapain gue ngangguk...kan dia ga ngelihat gue.
"

Lo siapa?." tanya gue.

"Pikun." jawabnya singkat. Kok namanya pikun?.
"Nama lo pikun?." tanya gue mencoba memastikan, tapi bukannya menjawab dia malah ketawa dan pergi gitu aja. Sialan.

°

~Author POV on.

Di sisi lain...

Laki-laki itu mempercepat langkahnya meninggalkan Dian, terlalu canggung untuknya jika hanya berbincang 4 mata bersama Dian. Saat melewati teras-teras kelas 3...laki-laki itu sedikit berlari hingga...

"WOI KUTU KUPRET! SINI LO!." pekik Pratama dari tempatnya berdiri, di ambang pintu ruang guru.

Mengetahui yang memanggilnya hanyalah Pratama membuat laki-laki itu pusing, bagaimana jika Pratama menghujaninya dengan ribuan pertanyaan gila seperti biasanya?

Memilih untuk mengelak dari hujan quiz, laki-laki itu melanjutkan larinya menghindari Pratama, ia menghiraukan teriakan-teriakan Pratama yang membuat dirinya sendiri jadi pusat perhatian di sana.

"Kurang ajar lo, Zoe!." desis Pratama sambil memandangi Zoe yang terus saja berlari.

Ya, laki-laki itu adalah Zoe. Laki-laki yang pernah menabrak Dian tanpa sengaja, laki yang mengambil dialog Dian saat keduanya berada di bangku tunggu dan laki-laki yang telah mengirimi Dian sebuah surat...itu adalah Zoe.

Pratama beranjak dari tempatnya dan menuju ke kelas Dian, lebih tepatnya ke tempat Dian mengawasi siswa/i baru.

°
°

Keesokan harinya...

"KAK RENDYYYYY!!!." panggil Dian, ia berlari mendekati seseorang yang bernama Rendy itu dan menarik lengan laki-laki itu dengan kasar, ia menggeret laki-laki itu ke belakang kelas 2.

DianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang