Putus

184 17 21
                                    

"Kenapa pada nangis sih? Sakit banget ya patah hati?" Dian

°°°

Udah sebulan lebih gue sekolah di sini, dan sebentar lagi bakalan ada acara besar-besaran...HUT RI. Gue harus ikut turut mempersiapkan acara tersebut, apalagi sekarang gue jadi ketua kelas. Ya gue jadi ketua kelas karena kata wali kelas gue adalah siswi tertegas di kelas ini, semoga aja harapannya benar. Sekarang gue lagi duduk dengan kaki yang selonjoran di teras kelas, gue keluarin earphone dari saku celana dan memasangnya ke telinga gue. Seenggaknya selama jam istirahat pertama ini gue harap gue bisa dengarin musik dengan tenang. Gue pilih lagu yang mau gue dengar dan setelah itu gue langsung tutup mata.

"DIAAAN!!! HUHUHUHUHU",

Kan, kan, kan. Kan! Baru aja mata gue istirahat, ada aja yang manggil. Pelan-pelan gue buka mata dan...ada temen cewek kelas gue nangis. Buset, pasti karena buaya dah ampun!

"kenapa?",
"Gu-gue putus, hiks",
"Sama siapa, Dini?", tanya gue sok perduli
"Pra-Pra-Pra hiks",

Gue tertegun anjir, Prapraprahiks nama orang yang mutusin dia? Aneh bener namanya!

"Prapraprahiks tuh siapa sih?",

Jujur gue bingung, dan ga lama dia malah natap sinis ke arah gue. Buset, salah ngomong? Setelah itu dia langsung pergi dari hadapan gue, sumpah Dini keknya kesurupan deh!. Gue berdiri dan ngikutin Dini sampai ke mejanya, dia lesu banget. Aneh sih bagi gue, padahalkan dia 11 12 sama gue, ganasnya doang.

"Prapraprahiks siapa sih?", tanya gue ulang, awas aja Dini ga jawab gue telen nih cewek!.
"Bego lu, Pra-",
"Begoan lo dibanding gue",

Mata Dini langsung melebar dan melongo, salah? Kan gue jujur.

"Prapraprahiks siapa sih?",
"PRATAMA!",
"HADIR!",

Ha-hadir? Wah siapa sih?! Gue langsung noleh dan ngeliat 2 orang cowok tinggi lagi berdiri di ambang pintu memperhatikan gue dan Dini, salah satunya keliatan tengil dan satunya lagi keliatan cool. Wih, gini nih modelan tipe gue, cool. Tapi! Tapi ga! Gue harus stay cool, ga boleh ganjen.

2 cowok itu langsung mendekati gue dan Dini, mata Dini juga ga lepas dari 2 orang itu. Dan artinya mantan Dini salah seorang dari mereka, tapi wait! Kok gue rasa gue pernah lihat nih 2 bocah, dimana?!.

"Stop!", gue langsung menghadang 2 cowok itu dengan tangan yang gue lebarin. Mereka ga boleh seenaknya masuk! Gue yang berkuasa di kelas ini, enak banget masuk ga izin!.

"Mau dipeluk lo?", ucap cowok itu, cowok yang gue bilang tengil tadi.
"Sialan! Keluar!",
"Dian, itukan panggilan lo? Gue tahu", ucap cowok yang masuk ke tipe gue, woe mau meleleh tolong suaranya enak banget. Huhu!
"Kenapa?",
"Gue, Zenan. Muhammad Zenan Al-Fajri. Salam kenal", ucapnya ramah yang bikin gue hampir salting.
"Hmm, terserah nama lo apa. Yang penting kalian keluar",

Bodoh! Ya gue bodoh! Anjir, gengsian banget sih gue!. Cowok yang bernama Zenan itu senyum ke gue, senyuman tipis yang manis dan kemudian dia ngangguk. Dia tarik tangan cowok tengil itu keluar dari kelas.

"Dian!! Biarin gue ketemu Dini!",

°

Buset, teriakan tuh cowok seakan masih menggema di telinga gue. Jadi, hmmm jadi dia orang yang mutusin Dini sampai tuh cewek nangis gitu? Kurang ajar banget tuh cowok, awas aja ketemu lagi pasti gu- eh...dia dia dia dia itukan cowok yang ngatain gue cewek beton?! Ga bener tuh cowok!

DianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang