gue mengangguk. "sejeong cuma pernah singgah sebelum akhirnya elo menetap" ujar kak doyoung terjeda.
gue diem. nggak tau mau ngomong apa kalau udah gini.
"apa perlu gue nikahin lo biar lo percaya sama gue?" tanya kak doyoung serius.
nggak ada raut galak kayak biasanya. tapi, seriusnya kak doyoung tuh serem ya.
"udah berapa kali lo cuma stuck sama masalah sejeong dan gue. sejeong udah mau nikah, nya. mana mungkin gue mau rebut dia dari orang yang berani datengin orang tuanya" jelas kak doyoung.
dia meluk gue. erat banget.
"aku cuma takut kakak pergi tiba-tiba. aku pengennya kakak bilang kalau mau pergi" ujar gue.
dia ngecup puncuk kepala gue. "gue nggak bakal pergi. gue disini, sama lo" ujar kak doyoung.
"WOILAH! APA-APAAN INI PELUK-PELUK!" teriak teh lisa.
"bukan mahrom lo berdua" ujar teh lisa. gue mencibir.
"kemaren yang ciuman siapa ya?" tanya gue pada teh lisa, tapi ya mata gue kemana-mana.
"REVANYA SINI KAGA LO?!" teriak teh lisa saat gue memilih kabur karena takut liat muka seremnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.