xxvii: berfikir yang buruk

267 28 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








gue menjalankan hari-hari gue seperti biasa. bedanya, gue nggak bisa ngerusuhin mark lagi.

mungkin, ini baru awal. semangat, nya. pasti bisa lah.

kak doyoung semalem nganterin gue. setelah itu nggak ada chat dari kak doyoung lagi.

"ANYA BANGUN!" teriak teh lisa dengan suaranya yang berisik banget itu.

"INI UDAH, TEH. TINGGAL SKINCARE." balas gue nggak kalah kenceng.

setelahnya gue nggak mendengar suara teh lisa lagi. mungkin udah jalan kebawah buat ikut sarapan.

gue menatap figura yang ada dimeja gue. foto kita berempat. dan, gue paling kecil.

"duh, mark. lo meresahkan ya. baru sehari gini ditinggal, udah ngerasa ada yang beda aja." ujar gue menatap figura itu.

"seminggu juga kayaknya gue bakal lupa sama lo." ujar gue.

gue berjalan kebawah. ada kak doyoung yang udah ikut sarapan dibawah. "ini bunda bikin kotak bekalnya dua. buat anya sama bule." ujar bunda tanpa sadar.

"bun?" panggil teh lisa.

"kenapa, teh? oh iya, bule mana? biasanya pagi-pagi udah ngerecok. masuk siang kayaknya ya?" tanya bunda.

gue menatap bunda lekat. "bun? mark kemarin ketoronto." ujar gue.

bunda menepuk jidatnya. "aduh bunda lupa." ujar bunda diakhiri kekehan. tapi, terlihat bukan kekehan seperti biasanya.

"ya udah, ini buat kamu ya, doy. untung bunda nggak bikin tiga. lisa mana mau bawa bekel kayak anya." ujar bunda melirik teh lisa.

sorot mata bunda. beda banget hari ini. sebenernya mark tuh beperan segimana pentingnya sih?

ini kalau mark nikah sama bule toronto terus nggak balik-balik bisa-bisa pada kejer semua kali ya?

"lisa berangkat ya, bun, yah." ujar teh lisa. gue mengangguk. "anya juga, bun, yah." ujar gue ikut menyalami tangan bunda dan ayah.

kak doyoung juga sama. sebelah tangannya dipake buat bawa kotak bekal yang dikasih bunda tadi.

kak doyoung bukain gue pintu mobilnya hari ini. hal yang jarang dia lakuin.

"sorry ya, kemarin gue nggak ngechat. capek banget, jadi langsung tidur." ujar kak doyoung.

gue menatap kak doyoung heran. "tumben, biasanya kalau nggak bales chat juga kakak nggak minta maaf. ada perkembangan apa hari ini, bapak kim?" tanya gue.

kak doyoung mendengkus. "bener-bener lo." ujar kak doyoung kelas.

gue terkekeh saat mendengar ucapan kesalnya. selama dimobil kita diem aja.

gue buka whatsapp gue. ada chat dari mark.

Markonah

Markonah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
boyfriend | kim doyoungWhere stories live. Discover now