xxxxii: bahagia?

221 18 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.





setahun setelah kematian kak doyoung. sekarang tanggal delapan ditahun depan.

gue menatap nisan kak doyoung. masih ada perasaan nggak ikhlas sebenernya.

gue mendekatkan bibir gue kearah nisan kak doyoung. "gue bentar lagi nikah." ujar gue berbisik.

"aku masih nggak percaya kakak nggak sama aku. makasih udah bikin kebahagiaan dalam hidup aku, kak." ujar gue.

"aku berat banget ngelupain kakak setelah semua yang terjadi. aku sayang kakak. tapi, aku nggak bisa sama kakak lagi." ujar gue.

mark mengelus pundak gue. "hey? kita balik yuk. udah mau hujan." ujar mark. gue mengangguk setelah menatap mark.

mark merangkul gue. rasanya nyaman. sebelum benar-benar pergi. gue menatap makam kak doyoung.

"makasih." ujar gue setelahnya melangkah meninggalkan makam itu.

iya, mark calon suami gue. dia nggak ngajak gue pacaran. tapi, tahun lalu, tepat dua bulan setelah dia balik ke indonesia.

dia ngelamar gue, romantis banget. kalau diinget bikin senyum-senyum sendiri.

gue nggak ngejawab saat itu juga. gue masih berfikir gue nggak pantas untuk mark.

sampai, akhirnya waktu ulang tahun dia gue ngasih jawaban itu. dia seneng banget. katanya, ini kado terindah dalam hidup dia.

anaknya rada alay emang.

gue mungkin awalnya berfikir kalau gue enggak pantes untuk mark. tapi, setelah ngebiarin mark nungguin gue. gue sadar, mark orang yang tepat.

dia emang rumah yang gue cari.

ah, perihal rumah. rumah kak doyoung yang selalu gue rawat itu juga akan gue kembalikan ke bunda kak doyoung sekarang. setelah pulang dari makam kak doyoung.

karena, mark bilang akan membangun rumah. untuk gue, dan dia. untuk kita tinggal disana.

"tidur aja. bunda bilang lo bergadang semaleman. lo nonton apaan anjir?" tanya mark dengan suara yang nyelengking.

gue mencubit bibirnya kesal. "lo nyuruh gue tidur atau ngejawabin lo sih?" tanya gue kesal.

mark jadi terdiam. "ya udah, tidur." ujar mark mengelus puncak kepala gue sayang.

kan kan, emang kurang ajar anaknya. suka bikin jantungan tiba-tiba.

tapi, nggak menghiraukan ritme jantung gue. gue memilih tidur. ngantuk banget.

kayaknya baru sebentar gue tidur, mark ngebangunin gue. "gue ngajak ketemu bundanya bang doy disini. dirumah ini. yuk bangun." ujar mark.

mark keluar dari mobil lebih dulu. gue nyusul mark.

boyfriend | kim doyoungWhere stories live. Discover now