Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi

Boom - 4

109K 15.1K 1.4K
                                    

Dua minggu yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu yang lalu ...

Lomba futsal antar fakultas ekonomi dan hukum semakin memanas. Mereka bersaing demi memperebutkan kemenangan. Mereka semua saling menunjukkan kebolehan dan tidak segan-segan bermain licik untuk sebuah skor.

Pandangan Anatomi tertuju pada lapangan, memperhatikan gerakan demi gerakan yang dilancarkan fakultas kebanggaannya. Walau bukan dosen-dosen yang bermain, beberapa di antara pemainnya merupakan anak didiknya. Anatomi cuma bisa bantu mendoakan fakultasnya menang. Soalnya kalau disuruh sorak-sorai ramai seperti suasana pasar kaget, tentu saja Anatomi menolak keras. Tidak bisa. Bukan keahliannya.

"An, bentar lagi kita libur. Lo mau ikut pesta di kapal pesiar bareng keluarga gue nggak?" ajak Cloud.

"Nggak. Gue mau di rumah aja," tolak Anatomi.

"Kita cabut ke Swiss aja. Gimana?"

"Nggak, Cloud. Dua minggu libur kampus, gue mau di rumah. Menikmati hidup."

"Gaya lo nikmatin hidup. Selama ini lo nggak menikmati hidup?" Cloud tertawa geli. Sebelum disela, dia menambahkan, "Oh, iya, lo sibuk mengobati diri dari luka. Baru ingat."

"Sial lo." Anatomi meninju pelan lengan Cloud. "Eh, iya. Tebing mana? Tumben nggak kelihatan. Biasanya dia semangat banget nonton pertandingan futsal."

"Sakit dia. Sejak ditinggal Vanessa nikah, dia lebih sering sakit. Mungkin keinget mulu. Mirip lo, deh, An," ledek Cloud.

"Sakit apaan? Sakit hati?"

"Bukan. Demam katanya."

"Oh, gitu." Anatomi manggut-manggut. "Lo sendiri gimana? Masih sama pacar lo?"

"Nggak. Gue udah putus. Capeknya udah ke ubun-ubun, Bro."

Anatomi tertawa pelan. "Iyalah lo keseringan maafin. Cari yang bisa menghargai lo. Seperti kata Tebing, perempuan banyak."

"Halah! Lo aja masih gagal move on dari mantan. Sok-sok nasihatin gue. Tebing sama aja gagal move on juga," sembur Cloud.

Anatomi tertawa lagi. Dia tidak menanggapi apa-apa dan menikmati permainan futsal yang berlangsung. Hari ini langit secerah warna kemejanya. Warna biru merupakan warna kesukaan Anatomi. Bisa dibilang hampir kebanyakan kemeja miliknya warna biru meskipun beda motif. Iseng memantau situasi sekitar, Anatomi mengedarkan pandangan dan menangkap sosok yang selalu dia perhatikan selama tiga tahun belakang. Tidak puas melihat dari jauh, dia ingin pindah tempat.

"Cloud, gue pindah ke sana, ya. Nonton dari sini kurang jelas," alasan Anatomi seraya menunjuk posisi yang dia maksud dengan ujung dagunya.

"Oke. Gue stay di sini. Kalau mau ke kantin kabarin, An."

"Iya, siap."

Anatomi segera pindah. Dia memilih berdiri di samping laki-laki yang mengenakan kemeja berwarna biru sepertinya. Sesekali dia curi-curi pandang memperhatikan wajah perempuan itu. Dia masih belum tahu namanya. Juga, dia tidak pernah mengajar perempuan itu. Sebenarnya dia bisa saja langsung menanyakan namanya kepada pihak kampus atau dosen-dosen yang dia kenal, tapi dia tidak mau. Dengan banyaknya privilege sebagai anak pemilik kampus, dia bisa bertanya langsung mengenai perempuan itu—dan untuk kesekian kalinya, dia tidak mau. Dia ingin menjadi pengagum rahasia saja, menikmati setiap tingkahnya dari jauh.

Boom Boom HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang