Chapter 1

3.1K 142 6
                                    

Lolongan keras wolf nampak terdengar jelas di keheningan malam. Suasana malam yang begitu dingin tampak mencekam, tapi tak benar-benar menciutkan nyali seorang pria ganteng nan manis, Kana.
Alaska di malam hari tampak begitu unik & menegangkan. Bulu kuduk Kana seketika berdiri saat merasakan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang.

Dengan kasar Kana menyibakkan lengan panjang yang dia pakai untuk melihat jam yang menunjukkan sudah jam 11 malam. Lalu Kana pun menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Oh damn?!" makinya pada diri sendiri yang sudah bertahun-tahun tinggal disana masih juga bisa tersesat. Kana benar-benar marah pada dirinya sendiri kenapa mau saja ikut dengan sepupunya, Tul dan Singto untuk pindah ke Alaska.
Sebenarnya memang lebih baik ketimbang dia harus berada di Bangkok terus memikirkan kematian pamannya yang sudah membesarkannya itu. Setidaknya di Alaska 2 sepupunya bisa memenuhi kebutuhannya.

Memikirkan itu dia jadi teringat dengan 2 sepupunya yang pasti sangat mengkhawatirkannya.
"Aarrrggghhh .. kamu payah Kana. Hp saja kamu lupa bawa. Bagaimana kamu akan pulang?" Ucap Kana yang merutuki dirinya sendiri sambil menjambak rambutnya dengan frustasi.

Sudah tengah malam & Kana juga sangat merasa ketakutan, namun tidak sepadan dengan rasa keputusasaannya.
Entah mengapa bau dedaunan hutan sekarang telah memenuhi indera penciumannya. Rasa penasaran yang menderanya telah membawanya menuju sampai ke perbatasan hutan yang banyak dipenuhi wolf.

Suara lolongan wolf sekarang samar-samar mulai terdengar di telinga. Entah apa yang membawanya kesana, yang jelas saat ini Kana sudah ketakutan.
Dengan sigap Kana menyibak rumput secara kasar & netranya menangkap seorang pria tengah melawan 2 ekor wolf.

'Seorang pria melawan 2 ekor wolf? Itu terlihat tidak mungkin' batin Kana.

Sedangkan disisi lain bau vanilla yang memabukkan menyeruak kedalam hidung Mew.
"Mate...." teriak Suppa dalam diri Mew

Mew yang sadar dengan kata "Mate" yang diucapkan Suppa membuat degup jantung Mew, pria bermaskulin tersebut tidak beraturan, lalu dia pun dengan cepat melepaskan cengkeramannya dari sosok wolf warrior.
Tanpa babibu lagi, Mew menoleh ke belakang & melihat seorang pria dengan tampan nan manis yang memandangnya tanpa berkedip.

Dengan langkah cepat Mew langsung memeluk mate nya yang sekarang sudah berada didepan mata.
Tubuh Kana yang belum siap menerima pelukan langsung limbung ke belakang. Dia hanya diam tak berniat untuk menolak atopun membalas pelukan Mew.
Namun tak dapat dipungkiri kalo sekarang Kana juga bahagia menerima pelukan dari Mew.

'Aku sepertinya sudah mulai gila menyukai pelukan dari seseorang yang tak kukenal' batin Kana.

"Akhirnya aku menemukanmu, mate" ucap Mew dengan suara seraknya & dingin.

'Halu nya tinggi sekali' kekeh Kana dalam hati yang sedari tadi berdiri mematung.
Terjebak dalam posisi dipeluk orang tak dikenal membuat Kana merasa kalo itu salah.

"Mungkinkah kamu bahagia menemukan seseorang yang tersesat sepertimu?" Ucap Kana polos.
Pelukan Mew terasa meregang seketika, lalu dengan mata menyipit Mew memandanginya.

"Kenapa menatapku dengan tatapan tajam seperti itu?" Tanya Kana menatap Mew tak kalah tajam.

Mew menggelengkan kepala, menangkis segala pikiran buruk kalo mate nya akan pergi meninggalkannya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Mew.

"Pu......" belum sempat Kana menjawab, namanya terlebih dulu dipanggil oleh sepupu-sepupunya.

"Kana ... oh akhirnya kami menemukanmu sweety" ucap sepupunya Tul & Singto yang kemudian memeluk Kana.

Geraman rendah saat ini terdengar oleh mereka bertiga, hingga pelukan mereka terlepas. Saat ini Suppa yang berada dalam diri Mew marah melihat kalo Kana dipeluk oleh pria yang lumayan tampan.
Saat mereka membalikkan badan, sontak Tul & Singto memberi salam pada Mew yang ternyata adalah seorang Alpha & hal ini membuat Kana kebingungan.

My SunflowerWhere stories live. Discover now