tak lama kemudian, baekhyun sampai di parkiran butiknya. baekhyun tidak memasuki gedung itu melainkan pergi ke arah lain untuk berjalan jalan seorang diri. memasang earphone di kedua telinga nya dan mendengar musik kesukaannya untuk menemani setiap langkahnya.
Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.
"Setiap satu langkah kau berjalan, aku akan mengikuti setiap langkah mu itu. kita akan berjalan bersama setiap hari. setiap aku memberikan bahu ku untuk mu, itu artinya aku mempersilahkan mu untuk bersandar padanya"
"kau tau, seluruh dunia hanya akan di penuhi oleh 'kita'. apapun yang terjadi, aku akan selalu bersama mu dan melakukan apapun untuk mu agar kau selalu tersenyum. aku tidak akan pernah berubah dalam mencintai mu, apapun itu alasannya. ingat, aku akan selalu bersama mu seperti sekarang"
baekhyun tersenyum tipis mengingat kata kata manis yang pernah di ucapkan chanyeol kepadanya, tanpa ia sadari liquid bening itu keluar begitu saja membasahi pipi putih nan bersih itu. "huh, chan. aku tidak akan pernah membayangkan jika akan berakhir seperti ini"
"kau tau chan aku tak bisa menghapus hari esok seperti hari ini. hati ku terus saja gelisah dan tak tenang, sungguh ini sangat melelahkan. tapi tenang saja chan, aku akan selalu menggenggam tangan mu"
"bahkan jika semua mulai banyak berubah dan banyak hari hari berlalu dengan tidak mudah, aku akan tetap bersama mu disetiap detik yang kita miliki. meskipun nanti kita harus berbalik pada masa lalu yang pahit, aku akan pergi bersama mu kemanapun kau mau"
baekhyun berujar di dalam hatinya sembari terus menelusuri jalan yang kini membawanya tepat di depan toko perlengkapan bayi. baekhyun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah toko perlengkapan bayi yang terlihat sangat menggemaskan itu.
baekhyun memasuki toko itu dan menelusuri setiap pakaian bayi bayi yang sangat lucu. entah apa yang baekhyun fikirkan hingga sekarang dia tengah tersenyum mengelus lembut setiap helai pakaian bayi itu.
"maafkan aku chan, aku tidak bisa menjadi yang sempurna untuk mu. aku juga tidak ingin menyakiti mu untuk memberi tahukan semua yang sebenarnya terjadi, aku tidak sanggup melihat mu terluka hanya karena suatu fakta yang memang harus kau terima"
lagi lagi liquid bening itu meluap dari tempatnya, mengingat betapa tuhan menguji nya dan chanyeol dengan sangat sulit. baekhyun tidak menyalahkan takdir tuhan, hanya saja ini terlalu menyakitkan untuknya lalui seorang diri.
"jika saja tuhan memberi kita kesempatan untuk memilikinya, kau akan sangat bahagia bukan? lihat lah baju baju bayi ini sangat menggemaskan. mungkin kita tidak akan saling menyakiti sampai sejauh ini chan?"
baekhyun terus bergumam menatap dan menyentuh setiap helai pakaian bayi dan mainan bayi yang tertata rapi di toko itu. "chogieo. agasshi, tolong bungkuskan ini dan ini. ah dan juga ini, wooah kiyowoo... tolong juga ini. gamsahabnida"
pelayan toko mengambil semua barang barang yang di tunjuk baekhyun kemudian mereka membungkusnya dengan baik. baekhyun tampak terlihat sangat antusias dengan perlengkapan bayi yang dia beli hingga dia tak hentinya mengukir senyum senangnya.
setelah selesai membayar semuanya, baekhyun menenteng 4 kantong belanjaan miliknya itu dengan senang hati dan melupakan sakit yang beberapa minggu ini dia rasakan. "aah, aku akan memberikan ini nanti untuk anak chanyeol dan rose. woaah ini pasti menggemaskan"
setelah sadar dengan apa yang dia lakukan, perlahan langkah kaki yang sedari tadi berjalan riang itu terhenti tepat di depan mobil milik baekhyun. baekhyun melemparkan barang barang itu ke bagian belakang mobil.
"ya tuhan, apa yang sudah aku lakukan... " tangis baekhyun pecah menenggelamkan kepalanya di setir mobil dan sesekali memukuli kepalanya untuk merutuki kebodohannya "apa yang aku pikirkan, kenapa aku begini. aahh apa hikkss...." baekkhyun memukul dadanya yang terasa sesak.
"jelas jelas dengan rose pun chanyeol tidak akan bisa hikss... mianhe chan... hikss"