02. 🙂🙂

1.5K 79 19
                                    

Di sinilah Shezan sekarang, duduk berhadapan dengan si pria menyebalkan, Bayanaka. Sekarang mereka berdua sedang berada di sebuah cafe yang letaknya lumayan jauh dari rumah Shezan. Alih-alih ingin mengantarkan gadis itu pulang, Bayanaka justru membawa Shezan pergi jalan-jalan.

Sangat menyebalkan!

Nyesel gue nggak kabur kalau gini akhirnya mah. Pak Naka sialan! batin Shezan mengumpat.

"Shezan, sebenarnya--"

"Saya mau pulang," potong Shezan, matanya menyorot penuh kekesalan pada pria itu.

"Tunggu sebentar, Shezan. Kamu bahkan belum menyentuh sedikitpun makanannya. Jadi, ayo kita menikmatinya terlebih dahulu," cegah Bayanaka.

"Saya akan menikmatinya jika bersama pacar saya, bukan bersama Bapak," sambar Shezan, suaranya terdengar ketus.

"Kalau gitu anggap saja saya pacar kamu."

"Najis!"

Bayanaka berdehem, lelaki itu menatap intens manik Shezan. "Maaf, sebenarnya saya sengaja membawa kamu ke sini itu karena ada alasannya," jeda sejenak, Bayanaka membuang napas panjang ketika rasa gugup tiba-tiba menghampirinya.

Sedangkan Shezan tetap diam dengan raut tanpa ekspresi, gadis itu menunggu Bayanaka melanjutkan kalimatnya.

"Saya mencintai kamu, Shezan," lanjut Bayanaka, mengungkapkan perasaannya yang selama ini dia pendam.

Shezan sontak menggebrak meja, ia bangkit berdiri dan menatap tajam Bayanaka. "Tolong sadar diri dan ingat Bapak itu siapa."

Bayanaka ikut bangkit berdiri, dia tersenyum tipis. "Sadar diri memang perlu. Tapi, saya memilih untuk nggak tau diri dan akan selalu mencintai kamu. Lagi pula, apa salahnya seorang guru mencintai muridnya sendiri?"

"Terserah!" Setelah mengatakan itu, Shezan hendak melangkah pergi, tetapi dengan cepat Bayanaka menahan pergelangan tangan Shezan, membuat langkah gadis itu terhenti.

Menghempas kasar tangan Bayanaka yang mencekal pergelangan tangannya, Shezan menatap marah gurunya tersebut. "Sekali lagi berani deketin saya, saya jamin dalam waktu dekat nama Bapak sebagai guru akan dicoret dari SMA Trisakti. Camkan itu!"

😏😏😏

"Kamu habis dari mana? Kok, jam segini baru pulang? Nggak ngabarin Mama sama Papa lagi."

Shezan yang hendak melangkah ke arah kamarnya itu mengurungkan niatnya, ia berbalik menatap sang Mama yang sedang berdiri di belakangnya. "Habis main dari rumah Neshca. HP Shezan tadi mati." Tentu saja Shezan berbohong. Ia kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"Dasar tukang bohong."

Tunggu, Shezan mengenali suara itu. Ia kembali menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Benar saja, di sana ada Neshca yang tengah memakan satu buah apel.

"Ngapain lo di sini?" tanya Shezan.

"Nginep," jawab Neshca dengan santainya.

"Betewe, lo dari mana aja, Shez? Habis jalan-jalan, ya, sama Pak Naka?"

Tolong jangan ingatkan Shezan nanti untuk memukul temannya itu yang sok tahu, ya ..., walaupun benar juga sih.

Fierce Wife and Possessive HusbandWhere stories live. Discover now