18- The Whole Of Story (3)

1.7K 153 81
                                    

Untuk kalian yang teramat amat sangat sabar menanti,

Terima kasih sekali...

Venus tidak pernah berniat melepaskan pegangannya. Dia hanya tidak sanggup menahan derasnya aliran air sungai yang menghantamnya. Apalagi ketika melihat Mars dan Samuel susah payah menahan tangannya. Venus sedang mengalami shock berat ketika wanita yang bernama Rose itu mengaku sebagai ibunya. Ibu yang dia kira sudah meninggal ketika melahirkannya, ternyata masih hidup.

Venus masih ingat ketika tadi kedua orang tuanya bertengkar. Rose tanpa tedeng aling-aling menginginkan Venus di bawah pengasuhannya, dan karenanya Kenneth geram lantas membongkar masa lalu mereka di hadapan Venus yang pucat pasi. Kenneth dan Rose berpisah setelah Venus lahir. Wanita itu tidak menginginkan Venus, juga tidak suka terjebak pernikahan dengan Kenneth yang hanya penebang kayu. Setelah bertahun-tahun lamanya, Rose muncul kembali dengan seorang suami kaya raya, August, yang mempunyai anak Martini hasil pernikahan sebelumnya dengan mendiang isteri pertamanya.

Rose beralasan bahwa August sangat mencintainya, dan menginginkan semua masa lalu Rose yang kelam, salah satunya ingin membantu Rose merawat anaknya, Venus, yang menurutnya harus mendapat pola pengasuhan yang layak dari hanya sekadar menjadi anak seorang penebang kayu. Martini tidak menyukai Rose. Tapi dia begitu bersemangat ketika tahu akan mempunyai saudara yang akan menemaninya bermain di rumahnya yang megah.

Venus lari keluar rumah karena tidak tahan lagi mendengar pertengkaran mereka. Dan disinilah akhirnya Venus terjebak di sungai, sambil menatap kedua tangan Mars dan Samuel yang tertatih-tatih mencoba menariknya ke permukaan.

Sudah tidak mungkin lagi.

Venus tak kuasa melihat Mars dan Samuel kepayahan menarik tangannya, namun derasnya aliran sungai tak mampu menahannya. Bisa-bisa kedua lelaki itu malah ikut jatuh bersamanya.

Air mata Venus mengalir lagi.

"Mars, Samuel, maafkan aku..." lirihnya terisak.

"APA YANG KAUKATAKAN, BODOH!" Mars berteriak marah. Tangannya masih bertahan mencoba menarik Venus ke permukaan, tetapi gadis itu malah terlihat pasrah. Mars teringat kembali percakapan kecil mereka kemarin ketika mereka sedang di rawat di desa sebelah karena Venus hampir terjatuh dari jembatan.

"Mars, Venus, aku harus menelepon orang tuaku karena seharian aku lupa mengabari mereka," pamit Samuel ketika melihat luka di lutut Venus sudah diobati. Mars dan venus mengangguk. Kenneth juga sedang bercakap-cakap dengan pemilik rumah yang membantu mereka beristirahat paska kecelakaan yang terjadi, maka tinggallah Mars dan Venus berdua di kamar.

"Kau itu benar-benar ceroboh! Kau bilang sering bolak-balik ke desa ini, apa setiap ke sini kau selalu tergelincir di jembatan itu?!" Tukas Mars. Venus menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena malu. Mars memang benar. Venus memang selalu ke desa ini tapi entah kenapa dia malah tergelincir di jembatan ketika ada Mars. Itu benar-benar memalukan!

"Apa jadinya jika tidak ada aku tadi! Uh! Kau pasti sudah jadi santapan hiu!" Mars menakut-nakuti. Venus malah tertawa kencang, "mana ada hiu di sungai."

Mars tertegun karena baru pertama kali melihat Venus tertawa. Entah kenapa mukanya malah memerah. Kemudian dia berdehem.

"Makanya kau itu harus selalu mengikuti aku agar kejadian serupa tidak terulang lagi." Katanya Mars setengah ketus.

Venus tersenyum mendengarnya. "Aku tidak segan berterima kasih kali ini. Ah, kalau begitu, aku akan menjadi anjingmu saja, yang selalu menjaga dan menemanimu kemana pun kau berada." Cetus Venus riang.

The PrisonerМесто, где живут истории. Откройте их для себя