15- Hide And Seek And Secret

7.5K 518 105
                                    

Untuk yang sangat, sangat, sangat sabar menanti,

Terima kasih sekali....


"лестница без перил!"

Beberapa meter dari tempat Mars duduk, tepatnya di bawah tangga, lantai bergetar hebat, bergeser, lalu tertelan ke bawah membentuk anak-anak tangga spiral dan menyatu dengan tangga di atasnya. Di saat Martini dan anak buahnya terkejut dengan kemunculan tangga menuju ke bawah itu, Mars dengan cekatan dan nyaris tak terlihat, melempar sebuah pisau lipat ke arah Samuel yang telungkup tak berdaya, lalu dengan secepat kilat Mars berlari menuju tangga rahasia.

"Jangan biarkan dia lolos!" Martini melolong memberikan perintah. Para anak buahnya langsung berlari mengejar Mars. Martini melirik ke arah Dolly sejenak.

"Kalian berdua tunggu di sini," Martini memberikan perintah kepada dua anak buahnya yang tersisa. Termasuk si dokter. Setelah meyakinkan diri bahwa Dolly masih tampak nyaman dalam tidurnya, Martini bergegas menyusul anak buahnya untuk mengejar Mars menuju tangga rahasia yang untungnya tidak tertutup lagi.

Sejenak Martini tampak kesulitan ketika menapaki tiap anak tangga yang terasa lebih licin dari lantai biasa. Dia harus berpegangan pada tembok agar tidak tergelincir. Begitu tiba di bawah, yang ada di depannya adalah sebuah lorong kecil yang gelap. Lampu pijar berwarna kuning menggantung rendah di sudut lorong. Di ujung lorong ada sebuah belokan menuju ke kiri, dan di bawah lantai berdebu tampak jejak-jejak kaki milik Mars dan anak buahnya sendiri. Martini memutuskan mengikuti jejak kaki. Setelah berbelok ke kiri, lalu sebuah lorong lebih panjang membentang lagi. Martini memercepat langkahnya. Namun kali ini di ujung lorong, belokannya bercabang dua; ke kanan dan ke kiri.

Martini masih mengikuti jejak kaki yang menuju ke kanan kali ini. Dia berlari agar bisa segera menyusul. Di setiap lorong yang dia lewati berikutnya, selalu bercabang dua lagi dan lagi. Beruntung lantai yang berdebu tebal meninggalkan jejak kaki anak buahnya hingga membuatnya tidak kesulitan berpikir harus menuju belokan yang mana. Martini mendengar suara berisik orang. Dia hampir sampai. Di belokan berikutnya, Martini pun akhirnya bertemu dengan para anak buahnya yang kebingungan di depan belokan bercabang.

"Bagaimana?" Martini bertanya tak sabar.

"Kami kehilangan jejaknya, tuan," salah seorang dari mereka menjawab.

"Apa?!" Martini memekik geram menyumpahi kebodohan para anak buahnya yang menurutnya sangat lamban. "Jadi kalian mau bilang kalau kita terperangkap di sini?"

Mereka saling melempar tatap kebigungan. Martini mencebik. Dia akhirnya menyadari bahwa lorong yang dilaluinya adalah labirin yang menyesatkan. Anehnya, di lantai pun tidak ada jejak kaki yang tertinggal hingga tidak jelas Mars menghilang ke arah mana.

"Lorong ini adalah jebakan. Kita tidak bisa asal memilih jalan mana yang akan kita ambil karena kita tidak tahu mana jalan yang benar." Martini menghitung jumlah anak buahnya yang ternyata ada tiga belas. "Kita bagi dua grup. Separuh ke kanan dan yang lain ke kiri. Aku akan ikut ke kiri."

Mereka mengangguk kemudian berpencar.

***************

Mars keluar dari persembunyiannya dengan hati-hati. Dia bisa mendengar suara-suara itu kian menjauh dari tempatnya berdiri. Mars tersenyum pongah. Labirin ini sebenarnya hanyalah ruang bawah tanah tempat untuk berlindung dari gempa. Tangga yang menuju ke bawah adalah pintu masuk sekaligus pintu keluarnya. Sejauh apa pun memasuki lorong, pada akhirnya pasti akan kembali ke anak tangga melalui pintu tersembunyi yang warnanya menyaru dan senada dengan tembok jika di lihat dari luar. Namun untuk menuju pintu tersebut, Mars harus melalui semua lorong yang luasnya setara luas rumahnya karena lorong itu tepat berada di area seluruh ruang bawah tanahnya, dan butuh waktu lebih dari satu jam untuk melewati itu semua, itu pun jika Mars masuk ke belokan yang benar, karena jika dia masuk ke belokan yang salah, dia hanya akan menemui jalan buntu dan harus kembali ke jalan cabang sebelumnya dan memilih arah yang berlawanan.

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang