17- The Whole Of Story (2)

6.5K 364 153
                                    

Untuk kalian yang teramat sangat sabar menanti,

Teria kasih sekali.


Jantung Venus mencelos.

Saat pegangan Mars terlepas, dia merasakan tubuhnya sejenak terbang, dan dalam bayangannya, sungai yang deras itu akan menelannya dalam-dalam. Venus menjerit sekeras-kerasnya.Mars terpana, dan dia merasakan tenggorokannya tercekat.

"Ti—TIDAAAAAAAAKKKKKK!"

Venus mendengar teriakan Mars, dan dia memejamkan mata pasrah.Siap menghantamkan dirinya ke dalam air, namun ternyata dia tidak merasakan apa-apa. Napasnya tersengal-sengal, tubuhnya terayun-ayun dan dia memberanikan diri membuka mata.

Ada sosok Samuel menarik tangannya sekuat tenaga.

"TAHAANNN!!"

Mars dan Venus tidak pernah merasa selega ini sebelumnya.

"Sam..." Air mata Venus bercampur air hujan yang kian deras. Samuel yang sebelumnya sudah tiba di seberang, kembali ke jembatan ketika mendengar teriakan Venus. Dia berlari-lari dengan kecepatan tinggi ketika melihat usaha Mars menarik gadis itu seorang diri sepertinya akan gagal. Dan tebakannya benar. Untunglah dia segera meraih tangan Venus yang terlepas sebelum gadis itu jatuh ke bawah sana.

"Bantu aku, Mars," katanya tersengal."Ini licin sekali!"

Tak butuh intruksi dua kali bagi Mars menyadari keadaan. Meski tenaganya sudah terkuras, dia memaksakan diri untuk bangkit untuk membantu Samuel. Mars meraih sebelah tangan Venus yang bebas.

"Dalam hitungan ketiga, kita tarik bersama-sama!" Mars berteriak memberikan intruksi. Suaranya berkejar-kejaran dengan riuh hujan. Samuel menggangguk-angguk mantap.

"Satu...dua...ti—" tubuh Venus terangkat. "—Ga!"

Ketiganya tersungkur kepermukaan jembatan yang licin dan basah. Napas mereka berkejaran karena lelah. Mars dan Samuel merentangkan tangan. Membiarkan air hujan menghantam wajah mereka. Venus bangkit dan beringsut ke arah keduanya, sekonyong-konyong merangkulkan tangannya ke leher jenjang kedua lelaki itu.

"Terimakasih..." Air mata Venus tumpah. "Terimakasih, terimakasih, terimakasih!"suara isakan tangisnya mengalahkan deruh hujan.

Mars dan Samuel terpana.Samuel yang tersadar duluan, balas memeluk Venus yang tubuhnya bergetar karena melawan ketakutan.

"Syukurlah..." desahnya lega.

Sementara Mars memalingkan wajah dan mendengus pelan. Ada kelegaan yang berusaha dia sembunyikan.

"Dasar gadis merepotkan," dengusnya. Dan untuk pertama kalinya, Venus sangat senang mendengar gerutuan Mars tentang dirinya. Dia sangat terharu lelaki itu telah berjuang menyelamatkan dirinya.

******************

"Lily!" Kenneth berlari menghampiri Venus dan memeluknya erat-erat. Gadis itu beristirahat di salah satu rumah warga, Mars dan Samuel setia menemani di sisinya. Kondisi mereka tak kalah memprihatinkan seperti Venus, namun karena lelaki, luka lebam di tangan dan kaki juga pegal-pegal dipergelangan tangan, masih bisa mereka tahan. Pemilik rumah hanya memberikan kain untuk mengompres lengan mereka.

"Kau ini ceroboh sekali! Untung saja pada saat kejadian ada dua pria ini bersamamu, aku tidak bisa membayangkan kalau kau pergi sendirian seperti yang sering kau lakukan sebelumnya!" Kenneth menegur setengah kesal. Bagaimana tidak, jantungnya hampir copot ketika salah satu warga datang ke rumahnya dan memberitahu kondisi Venus yang nyaris jatuh ke sungai yang deras. Tali jembatan yang terputus pun membuat jembatan itu bergoyang, dan hanya bisa dilewati orang satu persatu. Warga sekitar berniat memperbaikinya ketika cuaca cerah.

The PrisonerWhere stories live. Discover now