Vol 2 Chapter 8

391 26 1
                                    

Semoga kalian suka...

***

Unedited

Sehabis menidurkan kedua jagoannya, Delilah mendapati Alex sementara duduk termenung di tepi tempat tidur mereka. Dilihat dari jidatnya yang sedang berkerut, sepertinya ada sesuatu yang  menganggu pikiran suaminya kini, pikir Delilah.

"Muka kamu kenapa masam begitu?"  Delilah ikut duduk di samping Alex dan menyandarkan kepalanya di pundak lelaki itu. "Lagi mikirin apa sih? Cerita dong." Liriknya mengamati raut wajah Alex yang terlihat serius.

Alex mendekap Delilah erat dan mengecup puncak kepala istrinya dengan sayang. "Aku hanya lagi mikirin omongan Rafael tadi." jujurnya sembari memandangi foto pernikahan mereka yang dipajang di dinding kamar.

Kini, gantian dahi Delilah yang memberengut. "Rafael?" celetuknya  terkejut dan mendongak menatap Alex. "Memangnya Rafael ngomong apa tadi ke kamu sampai kamu kepikiran kayak begini? Cerita dong."

Alex diam sejenak, lalu menutup matanya sebentar sebelum membukanya lagi. "Dia bilang kalau dia suka sama Cassandra." Alex menoleh ke arah Delilah, ingin melihat respon istrinya.

Delilah mengangkat kepalanya dari pundak Alex, memiringkannya sedikit karena merasa bingung dengan omongan suaminya.

"Cassandra?"

"Mm.."

"Rafael suka sama Cassandra?" Delilah memastikan.

"Mm.."

Delilah mengerutkan dahinya. "Bukannya itu bagus?"

Alex terdiam sejenak. Melihat ekspresi istrinya yang nampak bingung, ia pun mengumpat dalam hatinya karena terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak seharusnya dikhawatirkannya. Entahlah, ia sempat berpikir bahwa Delilah akan merasa gelisah dan tidak nyaman jika mengetahui Rafael menyukai Cassandra.

"Kamu kenapa sih, babe? Kok bengong aja? Memangnya kenapa kalo Rafael suka sama Cassandra?" Tanya Delilah lagi saat Alex tidak menanggapinya.

"Gimana Cassandra menurut kamu?"

"Cantik. Meskipun aku gak ngomong banyak sama dia, tapi dia keliatannya baik. Cocok sama Rafa." Dengan positif Delilah menyampaikan impresi pertamanya terhadap Cassandra pada Alex.

"Oiya, babe. Kamu ngerasa gak kalo wajah aku dan Cassandra mirip?" tanyanya ketika teringat apa yang ia temukan sewaktu membersihkan wajahanya tadi di kamar mandi. Delilah baru sadar akan kemiripan mereka berdua saat dia melihat wajahnya dicermin.

"Pantes aja waktu aku ngeliat dia, aku ngerasa kalo wajahnya itu familiar gitu. Ternyata wajah kita berdua mirip. Ah, tapi kayaknya cantikan dia deh daripada aku. Menurut kamu, cantikan aku atau Cassandra?" godanya setengah penasaran.

"Kamu." Alex menjawab tanpa berpikir panjang.

"Ha?"

Alex lalu menyuntuh wajah Delilah dan membelainya dengan lembut. "Kamu gak perlu bandingin diri kamu dengan wanita lain. Karena cuma kamu wanita satu-satunya yang ada di mataku. Aku gak bisa ngiliat wanita lain selain kamu." bisiknya lantas mencium pipi istrinya.

"Dasar gombal." Delilah mendecih, tapi sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman kecil.

"Tapi kamu suka dengernya, kan? Lagian aku gombal begini juga cuma sama kamu."

"Pastilah. Coba aja kalo kamu berani ngomong sama orang lain. Hmpph..."

"Gak akan."

Alex menghembuskan nafas panjang. Ia merasa miris dengan pemikirannya yang cukup bodoh tadi. Seharusnya ia tak perlu mengkhawatirkan Delilah. Karena Delilah sekarang adalah istrinya. Miliknya. Bukannya Alex tidak percaya dengan cintanya dan Delilah. Hanya saja, kehadiran Casandra membuat Alex terkejut. Kemiripan antara wajah istrinya dan Cassandra membuat ia bertanya-tanya dengan maksud dan motif Rafael mendekati wanita itu. Tapi sudahlah, Alex tidak mau memikirkannya sekarang. Selain itu, dia juga percaya pada Rafael. Sahabatnya itu takkan mungkin mengkhianati persahabatan mereka.

"I love you, babe. Dan aku bersyukur banget jadi suami kamu." ucapnya memeluk Delilah  penuh sayang.

Ucapan Alex yang tiba-tiba, membuat Delilah menaikan sebelah alisnya dan tersenyum kecil.

"I know..."

"Kok i know, babe? Harusnya kamu jawab, Iove you, more. Dan aku juga bersyukur bisa jadi istri kamu.."

"Tapi gpp, aku tau kamu malu ngungkapin rasa cinta kamu. Biar aku aja yang ngingetin kamu tiap hari  besarnya cinta aku ke kamu." lanjut Alex.

Bagi Alex, Delilah adalah hadiah terindah dari Tuhan untuknya. Tanpa istrinya itu, hidupnya takkan sebahagia ini.

"Karena aku suka ucapan kamu, aku punya hadiah buat kamu, babe."

Alex memeringkan kepalanya sedikit berpikir. Lalu dengan tak sabar berkata, "Hadiah? Apa hadiahnya? Mana, aku mau liat."

"Tutup dulu mata kamu. Aku ambilin hadiahnya."

"Okay." Alex menutup matanya menuruti ucapan Delilah.

Tak lama kemudian, ia merasa sesuatu menyetuh bibirnya. Dan dengan lembut mulai melumat bibirnya.

Sadar dengan hadiah yang diberikan istrinya, Alex menerima pemberian istrinya itu dengan antusias.

Saat Delilah ingin mengakhiri ciuman mereka dan menarik bibirnya dari Alex, lelaki itu malah tak mau melepaskannya dan semakin bergairah menciumnya.

Dia baru dilepaskan Alex saat tubuhnya sudah hampir kehabisan nafas. Namun setelah Delilah mengambil nafas, suaminya itu tiba-tiba malah menariknya lagi dan mulai menciumi wajahnya. Dahi, mata, pipi, hidung hingga dagunya tak luput dari bibir Alex.

Desahan nikmat pun keluar dari mulut Delilah begitu bibir Alex turun ke lehernya. Kecupan sensual dari suaminya itu pelan-pelan mulai membuat tubuhya serasa panas dan membara.

Tak bisa menahan gairahnya lagi, Delilah yang sudah tak tahan dengan provokasi suaminya, akhirnya mendorong Alex sampai sebagian tubuh lelaki itu telentang tertidur menyentuh kasur mereka. Dan dengan senyum yang menggoda dan nakal, ia lantas membalas ciuman panas Alex dengan penuh nafsu dan hasrat. Delilah menyapu bibir Alex dengan bibirnya, lantas menggigit bibir bawah suaminya itu dengan lembut. Ketika Alex mengerang karena ke-enakkan, Delilah mengambil kesempatan dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Alex hingga lidah mereka mulai beradu. 

Ciuman intens mereka menyebabkan Alex tak bisa lagi menahan dorongan untuk menyatukan tubuh dan jiwanya dengan Delilah. Dengan tergesa-gesa, tangan Alex memegang piayama yang dipakai Delilah, seraya ingin melucuti pakaian istrinya. Namun sebelum ia berhasil membuka pakaian istrinya, Delilah tiba-tiba menghentikan tanganya lalu dengan tatapan mata yang dalam, ia pun  berbisik

"Let me do this, babe."

Eskpresi Delilah ketika sedang bergairah adalah salah satu pemandangan favorit Alex. Jadi, begitu ia melihat raut wajah istrinya, Alex pun dengan sukarela membiarkan Delilah melakukan apapun yang ingin dilakukannya pada diri Alex

Delilah membuka kancing piama Alex satu persatu dan dengan perlahan-lahan. Sentuhan tangan Delilah di dadanya, membuat Alex menggila tak  tahan. Ingin rasanya ia menerkam istrinya dan membuat wanita itu meneriakkan namanya hingga suara indahnya itu menjadi parau.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boss, My Husband [MBMH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang