||18||

1.9K 499 93
                                    

Lama berselang semenjak Kyungmin memantau tingkah laku target. Nyaris ketangkap basah, dia berakal bersihin tembok menggunakan kemoceng.

Dirasa aman, dia kembali ke misi. Namun, sayang banget. Targetnya ngilang.

"Dia kemana coba? Di kolong kali, ya?" Monolog Kyungmin sembari tiarap mengecek bawah meja, kursi, belakang sofa. Hasilnya nihil.

"Atau ...." Leher Kyungmin meliuk. Memandangi langit-langit ruang santai. Yang dilihat cuma silaunya cahaya lampu.

"Yakali nemplok kayak cicak, dia 'kan manusia bukan siluman jadi-jadian," ucapnya.

"Bang!"

Kyungmin tersentak tiba-tiba. Ketika memutar badan, lidahnya seperti kelu susah mengucap sepatah kata.

"Ta-Taki??"

"Hai Bang, habis ngapain?" Tanyanya menarik segaris senyum. Sedikit aneh menurut Kyungmin.

"Mmm ...." Kyungmin bingung mau jawab apa, "i-itu ha-habis bersihin meja! Iya bersihin meja, hehehe ...." Cengirnya sambil nunjukkin kemoceng.

Taki cuma mengangguk singkat. Suasana semakin canggung. Diam-diam Kyungmin memperhatikan tingkah Taki yang tengah menyedot debu lantai pakai vacuum cleaner. Anak itu mencurigakan.

"Nggak mungkin orang yang udah mati bisa hidup lagi," lirihnya pelan.

"Bisa aja, kalau takdir berkehendak." Taki menimpali yang membuat Kyungmin melotot. Perasaan dia ngomongnya nggak keras banget.

"Taki jangan dilihatin terus, 'kan jadi salting," ucap Taki tersipu malu.

Kyungmin meringis dicampur merinding. Nggak nyangka, bocah itu sadar juga daritadi dimonitorin.

"Ta-Taki." Panggil Kyungmin gugup.

"Ya, apa?" Tanya Taki, sangat antusias. Senyumnya makin lebar. Pucat, tapi tampak bahagia.

"Lo-lo nggak apa-apa 'kan?" ringis Kyungmin.

"Nggak, emang Taki kenapa? Sehat-sehat aja tuh," sahutnya sembari meraba-raba tubuh, menunjukkan kalau dia tak terluka fisik. Mungkin aja batin.

"Owh, okeh deh." Percakapan penuh kecangguan itu berhenti. Kyungmin merasa aneh. Benaknya berputar-putar macam komidi putar. Ini bukan mimpi 'kan?

"Bang Kyumin." Taki menatap Kyungmin lekat.

Tak perlu Kyungmin meminta, Taki melanjutkan ucapannya.

"Ada sirup jeruk, tadi Taki yang buat, kalau haus minum aja," ujar Taki sambil menunjuk meja. Di sana satu gelas besar cairan jingga penuh belum tersentuh sedikitpun.

Kyungmin ragu, tapi tenggorokannya kering tak lagi bisa ditahan. Dia ambil gelas tersebut. Masih digenggam, sirup itu Kyungmin perhatikan amat teliti.

"Kenapa, Bang? Nggak ada racunnya, kok," ucap Taki terkikik.

"Iya, ini juga mau diminum," ujar Kyungmin menyengir. Kemudian dia tegak sirup itu sampai habis. Taki melihatnya tersenyum banyak arti.

"Gimana? Aman 'kan?" Tanya Taki.

"Iya, hehehe ....." cengir Kyungmin. Dia meletakkan kembali gelas kosong itu di meja.

Bruk! Kakinya goyah, suatu benda tak sengaja Kyungmin injak. Cowok itu jatuh dengan kepala membentur keras lantai berkeramik. Kyungmin tak sadarkan diri.

"BANG!" Teriak Taki kencang. Rautnya tampak sangat khawatir, tapi berangsur-angsur menghilang. Anak itu terpekur diam memandang tubuh Kyungmin tepat di bawah kakinya.

KOST LAND ||KAMAR 13||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang