||02||

6.6K 1.4K 565
                                    

Prang!

Satu langkah lagi saja Sunghoon sudah akan menginjak lantai dasar. Bunyi klontangan tadi berhasil membuatnya terkejut. Asalnya dari kamar samping. Sunghoon belum juga berani beranjak, ia tetap berdiri di tangga. Kaku dan tegang.

"Di cek nggak, ya?" Sunghoon kebingungan. Agak ragu sebenarnya, tapi juga penasaraan. Ia juga heran, kenapa suasana sekitar sepi begini? Kemana yang lainnya?

Rencananya kalau ada anak yang lewat, Sunghoon ingin mengajaknya sekalian. Ngecek bareng-bareng. Sayangnya nggak ada sama sekali anak yang Sunghoon lihat. Benar-benar sunyi.

"Hah ..., terpaksa, deh."

Dengan langkah gusar, Sunghoon memberanikan diri. Mengayunkan tungkai menuju kamar, sumber dari bunyi itu terdengar. Kamar 13.

Sunghoon sudah berdiri tepat di depan pintu dengan gantungan ukiran kayu bertuliskan angka 13. Pertengkaraan batin dimulai, buka, enggak, buka, enggak, buka, enggak, buka, enggak, buka, enggak .... Gitu aja terus sampe mimi peri bangun usaha sendal jepit.

Prang!

Bunyi itu lagi, lebih keras dari sebelumnya. Sunghoon terlonjak kaget. Mundur beberapa langkah menjauhi pintu. Ia meneguk ludahnya kasar. Ketakutan setengah hidup.

"Okey, Sunghoon, lo harus berani. Jangan coba-coba nurunin derajat diri lo sebagai Pangeran es berwibawa di kost-kostan ini. Fighting!"

Sunghoon menyemangati dirinya. Berani melangkah maju mendekati jendela kamar. Wajah Sunghoon menempel di dinding kaca, mengintip di celah yang bebas dari tirai.

Tak ada apapun yang mencurigakan.

Kening Sunghoon mengerut bingung. Blam! Pintu terbuka seperempat, kepala seseorang menyembul ke dalam. Sunghoon orangnya. Ditatapnya sekeliling sudut kamar.

"Nggak ada apa-apa di sini. Terus tadi apa?" lirih Sunghoon mengamati sekitar. Semua barang yang mendekam di kamar tertutup oleh kain putih tipis. Tak ada posisi barang bergeser ataupun jatuh. Semua sama, setiap harinya.

"Argh!"

Spontan Sunghoon berteriak. Seekor kucing hitam muncul tiba-tiba dari lemari kayu di pojok kamar. Berlari gesit keluar. Yang terakhir kali Sunghoon lihat kucing hitam itu menghilang cepat, memanjat ke atas pohon jambu dan melompat melintasi pagar tembok. Hal yang aneh, mata merah darahnya.

"Apa, nih?"

Selembar kertas kusam tergeletak di bawah kaki Sunghoon. Dia yakin, kertas itu tidak ada di sana semenjak ia masuk.

Tak mau terus dibuat penasaran, Sunghoon ambil kertas tersebut. Pelan-pelan dia buka lipatannya.

"Guguk!"

Sunghoon menutup mulut. Kertas digenggamannya jatuh ke lantai. Tak habis pikir dengan isi kertas tersebut.

"Nggak nyangka, kirain Jungwon pinter, ternyata sama aja kayak gue," gumam Sunghoon berbalik badan, "ulangan MTK kok nilai nggak lebih dari berat badannya si Niki. Gue, dong, 95. Dibalik tapi," kekehnya berjalan keluar sambil menggelengkan kepala.

Daun pintu tertutup rapat. Sunghoon melangkahkan kaki santai menelusuri lorong. Dia tidak tahu saja sebuah kalimat tertulis berantakan di balik kertas ulangan Jungwon.

Ada yang mati. HJ.

.* '°'•|~°•'"* - ~°:*









KOST LAND ||KAMAR 13||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang