||23||

1.4K 422 102
                                    

"Eh, nggak deng. Cuma mati listrik."

Dalam kegelapan yang remang-remang, Daniel merogoh-rogoh saku celana guna mengambil handphone yang hari ini jarang ia otak-atik.

JEDUAR!

"Eh jenggot kambing, eh jenggot kambing!"

Bunyi menggelegar, deras nya hujan, dan kilatan cahaya petir yang saling bersahut-sahutan. Kombinasi yang pas. Malam ini akan jadi yang paling menyeramkan.

Sepertinya alam sedang dalam suasana bad mood.

Mungkin ada yang membuatnya marah.

Dug ... Dug ... Dug ... Detak jantung Daniel berpacu dua kali lebih kencang. Kegelisahan tiba-tiba menerjang pikiran serta perasaan Daniel menjadi tak karuan.

Layar ponsel nya menyala. Satu yang menarik perhatian Daniel. Dua pesan masuk.

Siapa? Nomor asing.

Dikirim setengah jam yang lalu.

Haruskah Daniel baca?

Kok Daniel ragu.

Ah, mungkin orang salah kirim. Atau oknum yang iseng minta pulsa.

:*'¦|;'°¡~|\;'





Harusnya Daniel tak perlu mengulur waktu. Tahu kalau berujung begini, dia juga yang kewalahan kan.

Pesan itu telah ia baca.

Berisikan peringatan yang belum 100% Daniel mengerti.

62-786-0986-xxxx
Malam ini malam penutup. Semuanya  selesai. Ending nya nggak bakal lo sangka.

HAHAHA  ... HAHA ... haha ... ha ... h ... a ... .

Sebelum jam 12 malem, selametin aja dulu hama yang ketinggalan.

HAHAHA  ... HAHA ... haha ... ha ... h ... a ... .

HJ.

Cahaya senter yang berasal dari handphone nya menemani pelarian Daniel menelusuri lorong-lorong yang sempurna dikendalikan oleh kegelapan.

Semua? Selesai? Apanya?

Oh, apa mungkin teror yang belakangan ini terjadi?

Alasan di balik beberapa penghuni kost yang menghilang dan perilaku aneh mereka. Pengirim pesan ini, bener dia dalangnya?

Di sela tungkainya bergerak, Daniel bergulat dengan argumen-argumen yang mengitari otak nya.

Pak ... Pak ... Pak ... Laras sendal Daniel teredam oleh bisingnya hujan dan gemuruh petir.

Daniel harus memastikan sesuatu. Agar takutnya mereda.

Bahwa mereka tak terluka.

"Wujud benda mati, masih aja nyusahin lu!" gerutu Daniel pada sepasang sandal selop hijau neon yang dipakai nya.

Gara-gara lepas dan tertinggal terus di belakang, pergerakan Daniel jadi terhambat. Dia putuskan untuk berlari tanpa alas kaki.

Sementara dua sandalnya ia tenteng.

BRAK!

"KEM ... BANG KOL?!?"

Kosong.

KOST LAND ||KAMAR 13||Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu