Mafia Is My Boyfriend #13

142 6 3
                                    

Happy Reading

Jimin menutup teleponnya dengan Taeyong, ia kembali melihat Rara menatapnya.

"Dasar, kenapa dia tu jago banget bikin orang sayang sama dia" Jimin.

▼・ᴥ・▼

Rara sedang menunggu Jungkook menjemputnya, saat ia sedang menatap ponselnya tiba tiba Mark muncul di sampingnya.
"Gue takjub bangt sama lu, gue kira rencana gue n Cristin bakalan lancar eh ternyata ni di luar rencana" Mark.

"Maksud lu" Rara.

"Lu pikir aja sendiri" Mark.

Tiba tiba di samping Mark muncul Jimin, Rara menjadi canggung kepada Jimin.
"Beneran ada dia, lu denger gue sama Raa uda pacaran, kasian lu masih sendiri" Mark.

"Lu apaan si, gak itu ga bener, lepasin" Rara.

Tapi bukannya Jimin melihat mereka ia malah asyik memainkan ponselnya. Mark melihatnya kesal karena Jimin tak melihatnya
"Yakk!!!! Lu ga liat kita pacaran" Mark.

"Harus gitu" Jimin.

"Harus dong ya kan Ra" Mark.

Rara menyikut perut Mark hingga Mark kesakitan ia lalu pergi sedikit jauh dan duduk di kursi. Ia memegang kakinya yang masih sakit.
"Dasar bodoh nu kaki kenapa ga sembuh sembuh" Rara.

Jimin menatap Rara, ia tersenyum ke arahnya. Rara yang menyadari itu menatapnya dengan kesal.
"Ngapain senyum' ke gada kerjaan" Rara.

"Lha lagian lu ngomong sendiri" Jimin.

"Gegara lu kaki gue blom sembuh dasar" Rara

"Bukan gue intinya yang nembak" Jimin.

"Ya pokoknya gegara lu" Rara.

"Tu kan nuduh" Jimin.

"Bodo amat" Rara.

Mobil Jungkook pun tiba di depan Rara, Jungkook keluar dari mobil untuk membantu Rara berdiri dan masuk mobil.
"Heh kuki" Jimin.

"Paan" Singkat Jungkook.

"Adek lu tukang nuduh, lu ingetin deh klo ga gue bakal... " Jimin.

"Bunuh bunuh aja kali" Jungkook.

"JUNGKOOOKKKK..... Lu mau gue mati hah" Banyak Rara.

"Habisnya lu ngetibetin, gue di suruh ini ke itu kek, uda ngerasa pembantu aja, lagian ku ngapain putus smaa Jimin kan jadi gue yang ngurus lu" Jungkook.

"Hallo ma... Katanya Jungkook... " Bohong Rara.

"Iya iya maap, giliran mamanya yang di andelin, heh Jiminshii denger lu sebaiknya balikkan sama Rara gue puyeng ngurus ni anak" Jungkook.

"Yakk!!! Jungkook!!! " Rara.

"Iya" Jungkook.

▼・ᴥ・▼

Rara sedang duduk di sofa, di temani oleh Jungkook yang rebahan di sampingnya. Jungkook beberapa kali meminta Rara untuk kembali bersama Jimin tapi hasilnya nihil, ia malah di bentak bentak oleh Rara.

Tiba tiba bell pintu berbunyi, Jungkook segera membukanya dan itu adalah Jimin, Jungkook mempersilahkan masuk Jimin dan duduk.
"Huh gue kangen sama apartemen ni" Jimin

"Klo kangen sama Rara bilang kali" Jungkook.

"Enga siapa yang kangen sama dia, orang gue oen ketemu sama lu" Jimin.

Rara jedi terus ingat kejadian kemaren, Jimin beberapa kali mengucapkan sayang kepadanya, tapi sekarang Jimin hanya jadi seorang teman. Tanpa sadar Rara meneteskan air mata.
"Ra lu gapapa, apa ada yang sakit" Jungkook.

"Ahh enga gue ke kamar dulu" Rara mengusap air mata.

"Mau di bantu" Jungkook.

"Ga usah" Rara.

Rara menelepon Seulgi dan Yuju untuk menemaninya di apartemen. Merekapun datang ke apartemen Rara, hanya itu yang membuat Rara bahagia untuk saat ini.

Rara mencoba menceritakan semua kejadian yang ia alami, ia kembali menangis di depan kedua sahabatnya. Karena Seulgi orangnya emosian ia berjalan menuju ke ruang tamu dan memaki maki Jimin.
"Yak!!! Lu tu gada hati atau gimana si, liat Rara dia nangis gegara lu" Seulgi.

"Lu apaan sih" Jimin.

"Gi uda lu ga takut apa" Yuju.

"Kagak, ngapain takut ama dia" Seulgi.

"Ya salh diapa dia yang mutusin" Jimin.

"Sekarang lu jelasin kenapa dia mutusin lu" Seulgi.

"Emmm ga tau" Bohong Jimin.

"Uda ayo kita ke kamar aja nemenin Rara" Yuju menarik Seulgi yang sedang marah ke Jimin menuju kamar.

Seulgi dan Yuju berpamitan pulang karena mereka ada kesibukan sendiri di rumah masing masing, sementara Jimin masih asyik mengobrol dengan Jungkook.

Rara merasa lapar ia berjalan menuju dapur tapi tiba tiba akakinya merasa sangat nyeri, ia terjatuh di dekat kursi. Rara meringis kesakitan ia menangis karena kakinya merasa sangat nyeri.

Jimin yang sedang berjalan menuju ke kamar mandi melihat Rara terjatuh dan menangis di lantai. Ia secara menolongnya dan membantu Rara duduk di kursi.
"Lu kenapa nekat bangt mau ke dapur klo tau ni kaki masih sakit" Jimin

Rara tak menjawabnya, ia malah menunduk.
"Aisshh dah lah lagian lu bukan siapa siapa gue lagi, laen kali klo jalan hati' " Jimin.

Saat Jimin berbalik arah, Rara menahan tangannya.
"Udah lah Ra lu tu sekarang cuma temen gue, jadi jangan macem macem" Jimin.

Rara memeluk Jimin karena ia merasa bersalah telah memutuskan Jimin.
"Hiks maafin aku, aku tau aku salah, aku memang bodoh" Tagis Rara.

"Jadi lu mau balikan sama gue gitu" Jimin.

Rara menganggukan kepalanya tanda ia ingin bersama Jimin lagi. Jimin pun membalas pelukaknnya.
"Jujur.... Aku lebih suka kita ke gini" Jimin.

"Hiks maafin aku, aku janji bakal nerima kamu apa adanya, walaupun pekerjaan kamu Mafia, aku janji" Rara.

"Aku juga" Jimin.

Rara melepas pelukannya dan menatap Jimin,
"Dulu saat aku kecil mama dan papa selalu sibuk dengan pekerjaan, jadi aku bangun sudah tidak ada orang di rumah.... Aku beberapa kali memanggil mama tapi tak ada yang menjawab, dan saat aku tidak di sampingmu itu yang kurasakan tidak ada yang bisa membahagiakanku" Rara.

Bersambung....

Mafia Is My Boyfriend (END)Where stories live. Discover now