Mafia Is My Boyfriend #9

149 10 1
                                    

Happy Reading

"Waktu apa lagi" Mark.

"Ikuti saja caraku" Cristin.

▼・ᴥ・▼

Jimin sedang menunggu Rara di rumahnya, Rara berjanji pada Jimin akan datang ke rumah. Rumah Jimin sudah bersih dari senjata api karena sudah ia pindahkan semua ke ruang kerja ayahnya.

Tak lama Rara datang membawa sekotak makanan, iapun menyapa bodygyad Park di depan dan mereka juga mempersilahkan Rara untuk masuk.

Rara masuk dan bertemu dengan Jimin.
"Hai" Sapa Rara.

"Duduk gih" Jimin.

Rarapun menurut, ia duduk di samping Jimin. Sambil tengan Jimin merangkul Rara.
"Aku siapin makanan buat km" Rara.

"Wahh, mantep dah pacar" Jimin.

Jimin membuka isi kotak makanan tersebut dan ternyata isinya adalah salad buah.
"Kok inisih" Jimin.

"Biar kamu sehat lah ap lagi" Rara.

"Ouh makasih" Jimin.

Jimin mengecup pucuk kepala Rara. Tiba tiba seorang wanita datang ke rumah Jimin. Dan dia adalah Cristin sepupu Jimin.

Cristin langsung masuk tanpa ijin dari penghuni rumah, dan secara tak sopannya ia langsung duduk di samping Jimin dan menyenderkan kepalanya di pundak Jimin padahal ia tau bahwa Jimin sedang bersama Rara.
"Ouhh nyamannya" Cristin.

"Heh paan sih sono pergi" Kesal Jimin.

"Ihh gitu doang ko ribet" Cristin.

Karena Jimin tak nyaman dengan kehadiran Cristin ia mengajak Rara ke kamarnya.
"Siapa dia" Rara.

"Huff sepupu sedari dulu dia suka sama aku padahal dia kan sepupu aku" Jimin.

"Oh" Rara.

Rara memasang muka yang sedikit kesal karena ada wanita yang juga menyukai Jimin.
"Ciee cemburu" Jimin.

"Enga aku ga cemburu" Rara.

"Uda jan di pikir" Jimin.

"Oh ya aku ambilin saladnya yah biar kamu makan di sini" Rara.

"Boleh" Jimin.

Rara mengambil salad yang berada di meja ruang tamu, saat ia mengambilnya tiba tiba Cristin mendorongnya dengan kasar hingga Rara terjatuh.
"Denger lu jauhin Jimin atau gue bunuh" Cristin.

"Apa maksudmu" Rara.

"Dasar jalang, lu harus jauhin Jimin karena gue suka sama dia dan klo ga gue ga segan segan bunuh lu di depan orang tua lu" Cristin.

Cristin kembali mendorong Rara dan ia menginjak tangan Rara hingga mengeluarkan darah.

"Lama bener tu anak ambil saladnya" Jimin.

Saat Kim sedang lewat ia melihat Rara yang menangis kesakitan karena di siksa oleh Cristin.
"Astaga, Cristin" Bentak Kim.

"Ah tante" Cristin.

"Apa yang kamu lakuin ke Rara" Kim.

"Dia mulai dulu" Bohong cristin.

"Bohong tante jelas jelas liat kamu siksa si Rara, pulang saja sana menganggu" Kim.

"Iya" Pasrah  Cristin.

Kim membantu Rara berdiri dan ia menyuruh Rara duduk di sofa sambil mengobati tangan Rara.
"Rara lama banget kamu ambil.... Lhoo" Terkejut Jimin saat melihat Rara dengan tangan berdarah.

"Kamu kenapa" Jimin.

"Gapapa cuma luka dikit ko" Rara.

"Tadi tu sepupu kamu nginjek tangan Rara" Kim.

"Dia lagi kenapa si harus ada dia" Jimin.

"Uda nih kamu obatin gih luka Rara mama mau kerja" Kim.

"Iya" Jimin.

▼・ᴥ・▼

Cristin dan Mark sedang membicarakan Rara dan Jimin di rooftop kampus.
"Gue seneng banget ketika Rara ngeringis kesakitan, tapi gue juga ga ngeh klo tante marahin gue" Cristin.

"Ini mah blom apa apa liat nanti pasti dia nangis minta ampun" Mark.

▼・ᴥ・▼

Beberapa bulan kemudian....
Rara terlihat cemas karena beberapa bulan ini ia menerima teror yang aneh, ia merasa ia di incar oleh seorang tapi ia tak tau siapa.

Tapi tidak dengan Jimin ia tak menerima apapun. Kini mereka sedang berada di kantin, juga bersama Taeyong, Seo jun, Seulgi dan Yuju.

"Gue tu aneh sama ni orang, ga kenal juga" Rara.

"Emang berapa kali lu kena teror" Yuju.

"Uda beberapa bulan ini" Rara.

"Emm apa dari kalian gada yang kena teror gitu" Jimin.

"Enga" Seulgi.

Rara menghela nafas karena ia kesal dengan teror tersebut. Tak lama seorang pria datang di meja itu bergabung bersama Rara dan teman temannya.

Pria itu tanpa rasa bersalah menginjak kaki Jimin dan mengeluarkan pisau yang lumayan tajam.
"Wow apa urusanmu" Jimin.

"Lu udah ngerebut Rara" Pria itu.

Tanpa basa basi pria tersebut menaruh pisau di lengan Jimin...

Sett....
Darah mengalir di baju Jimin ia merigis kesakitan, lengan Jimin mengeluarkan darah cukup banyak.
"Jimin.... Bawa dia ke rumah sakit tolong" Tangis Rara memeluk Jimin yang penuh darah.

Rara segera menelepon ayah Jimin...
Beberapa menit kemudian saat Jimin hendak masuk mobil banyak bodyguadnya yang menolongnya.
"Ra-Rarahh" Lemas Jimin lalu pingsan.

Rara segera masuk mobil bersama bodyguad Jimin.
"Bertahanlah aku di sampingmu" Rara.

Sesampainya di rumah sakit...
Rara menunggu di ruang tunggu, ia merawat sangat khawatir. Tak lama Tn. Park dan Ny. Kim datang.
"Di mana Jimin, paa dia tak papa" Ny. Kim.

Tapi Rara tak menjawabnya ia meneteskan air mata, ia tak bisa menerima ini, setiap kali hal baik menunggu pasti di selipan itu ada saja hal hal yang tak terduga.
"Kenapa, kenapa harus aku sama Jimin, kenapa hiks" Tangis Rara.

Bodyguad di sana menjelaskan apa yang terjadi kepada Park dan Kim.

Park merangkul Rara ia tau apa yang Rara rasakan.
"Kamu tenang aja, Jimin udah biasa kaya gini" Park.

"Maksut om apa, dia pingsan darah ahh" Rara.

"Gapapa tenangin diri aja" Park.

"Om, om tu sadar ga sih anak om sakit dia kenapa pisau kenapa ok tenang" Rara.

"Gini intinya, Jimin udah pernah beberapa kali kaya gitu dan itu udah biasa" Park.

Setelah pengobatan dan penjaitan mereka di perbolehkan masuk di kamar Jimin. Rara langsung memeluk Jimin yang terbaring di ranjang.
"Hiks aku takut kamu hilang" Rara.

"Heyy buktinya aku gapapa" Jimin.

Rara tak sengaja melihat pistol di saku Jimin, ia penasaran lalu ia mengambilnya dengan cepat.
"Apa" Terkejut Jimin saat Rara memengang pistol yang ada di dalam sakunya.

"Apa ini" Rara.

Park langsung menurut pistol tersebut dari tangan Rara. Lalu menyuntik nya dangn suntikan bius.
"Apa yang papa lakukan" Bentak Jimin.

"Kenapa Jim" Rara lalu tergeletak lemas karena suntikan bius tersebut.

"Demi pekerjaan kita" Park.



Bersambung....




Mafia Is My Boyfriend (END)Where stories live. Discover now