Chapter 7

1.1K 152 13
                                    

Pagi ini Ara sangatlah bersemangat, mengingat pulang sekolah ia sudah mulai bekerja. Ia langsung beranjak pergi kemeja makan untuk menyapa anggota keluarganya. Ia lupa kalau keluarganya tak menginginkan kehadirannya, iapun mengurungkan niatnya. Karena melihat para keluarganya bahagia tanpa dirinya.

"Selamat pagi ayah, bunda, kak Ira. Ara sayang kalian," ucapnya pelan lalu pergi keluar rumah.

                                (^^)

Sesampainya di sekolah ia melewati koridor sekolah yang masih sunyi. Yah, Ara datang paling awal entah kenapa ia merasa bahagia. Mungkin karena hari ini ia akan mulai bekerja.

"Ara!!!" teriak seseorang melengking.

Ara menoleh dan melihat ternyata yang meneriakinya adalah Ira.

"ihhh Ira, kebiasaan deh suka teriak-teriak. Kuping Ara sakit tau nggak?" ketus Ara.

"Hehe Maapkeun sahabatmu yang cantik nan rupawan ini," ucapnya sambil cengengesan.

"Oh yah, Ra. Pulang sekolah lo gak ada kerjaan kan?" tanyanya memastikan.

"Hmmm, ada Zi. Pulsek aku bakal mulai kerja di warung makan Bu Mila" jelas Ara

"Yahh.... Padahal gue mau ngajak lo pergi ke Mall, nemenin gue belanja hadiah buat sepupu gue, Ra," ucap Zira dengan nada lesuh.

"Maafin Ara yah, Zi. Lain kali aja yah, soalnya Ara harus kerja" 

"Yaudah gapapalah. Kok jadi mellow gini sih? Semangat dong! Yookk ke kelas Ra," ajaknya sambil merangkul pundak Ara menuju kelas.

Mereka berjalan saling merangkul satu sama lain.

                                💮

Bel istirahat berbunyi Ara dan Zira bergegas pergi menuju kantin.
Namun ketika sudah hampir sampai, Ara berhenti Zira pun ikut berhenti.
Zira mengernyitkan keningnya merasa heran.

"Kenapa Ra? Kok lo tiba-tiba berhenti," bingungnya.

"Anu Zi, kamu duluan aja yah. Aku mau ke toilet dulu mau pipis, udah kebelet banget nih," ujar Ara menjelaskan dan langsung melenggang pergi meninggalkan Zira.

"Akhirnya selesai," ucapnya  merasa lega. Ia bergegas keluar toilet ketika ia hendak melangkah tangannya dicekal seseorang dan menarik Ara menuju belakang sekolah.

Ara masih heran siapa yang telah menariknya. Seketika ia mendongak dan menatap sang empu.

"ihhh, kok nariknya gak bilang-bilang? Ara jadi kaget kan, jadinya," geram Ara sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hehe maafin yah, jangan di gituin bibirnya. Kena cipok baru tau rasa loh," ucap orang itu sambil terkekeh, yang merasa gemas dengan gadisnya itu.

Yah, yang menarik Ara adalah El. Kebetulan ia pergi ke toilet, ketika keluar dari toilet bersamaan dengan Ara yang juga keluar dari toilet wanita. Ia yang melihat gadisnya merasa senang dan seketika ia berpikir ingin berdua bersama gadisnya. Lalu ia menarik Ara menuju belakang sekolah.

"Iyah-iyah, maafin Ara juga yah udah kesal sama El," lirihnya merasa tak enak.

"Kok minta maaf, harusnya aku yang minta maaf udah ngagetin kamu. Maafin aku yah," ucap El mendekap tubuh Ara dan langsung dibalas sang empunya.

El merenggangkan pelukannya dan sedikit menunduk menatap Ara yang lebih pendek darinya. Ara mendongak menatap El.

"Pulang sekolah, jalan yuk!" ajak El yang membuat Ara bingung bagaimana cara menolaknya.

ARA (END)Where stories live. Discover now