#20

2.2K 316 39
                                    

Aline memijit tangan nya secara bergantian dan meregangkan nya sesekali. Tubuh nya sangat lelah, ia hanya tidur 3 jam karena membantu pria itu membuat ulang semua ramuan nya. Di tambah dia harus membawakan buku tebal nya ke kelas adik tingkatan nya.

Aline menghela nafas, apapun yang terjadi ke depan nya, jangan sampai ia menghancurkan semua ramuan nya atau dia harus membuat nya lagi.

"Whatsup, Yat–Aline."

Aline menoleh dan menemukan Draco. Pria yang sempat membuat nya pingsan karena mengatai nya anak tanpa orang tua. Jujur, ia masih sakit hati atas pertanyaan laki-laki ini.

"Ku rasa kita tidak cukup dekat untuk menggunakan nama depan, Malfoy." balas Aline.

"Yeah," Draco mengangguk samar, "Jika aku panggil dengan nama belakang, semua akan kebingungan."

Aline menaikkan satu alis nya tak mengerti maksud pria ini.

"Tidak semua orang tahu, Snape."

D E G H !

Aline merasakan darah nya berhenti mengalir, namun ia bersikap sebiasa mungkin. "Professor sedang mengajar di kelas Colin. Jika kau ada urusan—"

"Kenapa harus kau, gadis dari asrama Gryffindor menjadi asisten kepala asrama Slytherin. Itu cukup aneh, bukan?" tanya Draco dengan senyuman menggoda nya.

Jantung Aline mulai tidak aman. Ia semakin was-was. Mewanti-wanti jika pria ini tahu hubungan rahasia nya.

"Hanya Pria itu yang punya asisten, hanya dia. Jadi ku simpulkan," Draco menatap Aline intens, "Kalian punya hubungan. Hubungan yang tidak semua orang boleh tahu."

"Apa aku benar, Aline Snape?"

Jantung Aline tertahan. Ia tak tahu harus menjawab apa. Kenapa pria ini selalu mencari celah untuk menyiksa nya? Apa dia punya dendam?

"Kenapa kau terlihat gugup?"

Sial, apa dia terlihat gugup sekarang? Aline mengepalkan tangan nya kuat mencoba menyalurkan rasa grogi nya.

"Professor dan aku—"

"Punya hubungan."

Aline tersentak dan menoleh ke belakang dan menemukan Professor Dumbledore. Aline menghela nafas lega.

"Orang tua Aline adalah teman dekat Professor Snape. Dan dia adalah Ayah baptis nona Xavier, Mister Malfoy."

Draco tampak tidak suka dengan kedatangan dan jawaban kepala sekolah nya ini. Karena kesal, ia langsung beranjak pergi. Meninggalkan Aline dan Albus yang tengah terkekeh pelan.

"Bagaimana cerita ku?"

Aline tersenyum, "Kau pandai merangkai kata, Headmaster."

"Yeah, ada yang bilang nya seharus nya aku menjadi penulis daripada penyihir."

Aline terkekeh pelan, "Siapapun yang mengatakan nya, aku sangat setuju dengan opini nya."

Albus tertawa pelan sebelum akhirnya semua menjadi hening. Pria tua itu menarik nafas, "Well, Aline. Bisa kita bicara sejenak sambil berjalan menuju kelas mu?"

"Of Course, Professor."

Albus berjalan berdampingan dengan gadis lima belas tahun yang ia nikahkan tiga minggu yang lalu, namun sudah banyak kejadian yang menimpa nya.

"Apa kau sudah mengunjungi Oliver?"

"Ya, dia sudah membaik namun belum sadar dari koma nya." balas Aline, "Apa dampak sihir itu memang se-menyeramkan itu?"

TENDERNESS OF LOVEWhere stories live. Discover now