Aline duduk di sebelah Hermione yang tampak bahagia melihat nya masih utuh. Gadis itu memeluk Aline dengan sangat erat hingga Aline kesulitan untuk bernafas.
"H-hermione. . . I-i can't b-breath. . ."
"Owh," Hermione melepaskan pelukan nya, "Sorry." ujar nya sambil tersenyum.
Aline menarik nafas yang tersenggal sambil melonggarkan dasi nya, "Apa yang membuat mu sangat bahagia, Hermione?"
"Dia bahagia melihat mu masih dengan tubuh yang utuh." balas Ron yang sedang duduk di depan mereka bersama Harry.
"Kau tidak tahu betapa khawatir nya dia saat kau tidak datang semalam." Timpal Harry sambil menepuk jidat nya pelan, "Sangat merepotkan."
"Well," Hermione menatap Harry tajam, "Apa dia memarahi mu?" tanya Hermione.
"Who?"
"Tentu saja Professor Snape! Siapa lagi?" kesal Hermione membuat Aline tersentak kaget.
"Y-ya, dia tidak memarahi ku. Dia hanya menyuruh ku untuk tetap di rumah nya agar bisa beristirahat. Why?" balas Aline tenang.
Hermione menghela nafas lega, "Syukurlah."
"Hei," Ron memasang raut wajah yang aneh, "Professor Snape menyuruh mu istirahat?"
Aline mengangguk sebagai jawaban.
"Bukankah itu sedikit aneh?" tanya Ron. "Professor Snape sangat tidak berperasaan, Aline. Kenapa tiba-tiba saja ia menjadi sangat perhatian?"
Harry mengerutkan kening nya, "Mungkin saja di suruh Professor Dumbledore. Sudahlah, tidak mungkin Professor Snape menyukai Aline."
"Why not?" protes Aline namun dengan cepat ia menutupi nya dengan menaikkan satu alis nya.
"Karena Professor Snape sudah punya kekasih." balas Hermione.
"WHAT?!"
Pekikan Aline sangat kuat hingga menarik perhatian semua orang. Aline tersenyum malu dan meminta maaf, lalu menatap ketiga teman nya itu.
"What are you talking about?"
Hermione menarik nafas melihat tingkah gadis itu, "Seseorang menggantikan posisi Professor Sprout. Dan seperti nya, dia menyukai Professor Snape."
Aline tertawa hambar, "Tidak mungkin."
"Why?" heran Harry.
"No one wants to be his girlfriend." balas Aline masih dengan tawa yang sama.
"Aku juga berfikir hal yang sama." Ungkap Ron. "Sebelum akhirnya aku melihat Professor Snape tersenyum lebar ke arah nya. Demi Tuhan, baru kali itu aku melihat nya tersenyum selebar itu."
Aline mengerutkan kening nya. Suami nya tersenyum? Pada seorang wanita? Good.
"Itu hal yang bagus, Aline." Ujar Harry. "Berarti Professor Snape tidak punya kemungkinan untuk menyukai mu."
Aline mengepalkan tangan nya kuat, tenggorokan nya sudah sangat gatal untuk berteriak ; Dia suami ku, sialan!
Tiba-tiba pintu terbuka menarik perhatian semua murid, terutama Aline. Ia ingin tahu wanita seperti apa yang berani-berani nya menyukai suami nya itu.
Namun ketika ia menoleh. Aline menelan ludah nya kasar. What the hell. Betapa cantik nya dia. Lihat, mata nya terlihat sangat indah dengan warna yang sama dengan nya tapi lebih terang. Hidung nya mancung. Bibir nya tipis dengan warna merah ranum. Wajah nya sangat sempurna seakan di pahat oleh Dewa-Dewi Yunani. Jika Aline pria, sudah pasti ia akan langsung jatuh cinta pada wanita ini.
YOU ARE READING
TENDERNESS OF LOVE
FanfictionKetika langit memilih mu, Bayangkan saja kau menjadi istri dari seorang Professor dingin, tak berperasaan, irit bicara dan tak menghargai apapun yang kau lakukan dan kau tak bisa bercerita pada siapapun karena hubungan kalian sangat rahasia. Itulah...