Chapter -1

70 17 10
                                    

Malam terasa dingin
Rasa rindu kembali terasa
Rindu akan suaramu
Dan rindu semua tentangmu

Hari ini masih sama seperti hari kemarin
Yang berbeda hanya kota tempat tinggal ku saja
Aku harap, semua akan berjalan baik-baik saja disini

Semoga rasa itu perlahan hilang
Aku benci ketika harus merindu sendirian
Aku benci ketika mengingatmu air mataku langsung terjatuh
Aku benci, namun aku suka

semoga kamu bahagia bersama pilihanmu, Davin.

Yogyakarta 6, Oktober 2013.
Aresta Rindu.

------OoOoO-----

Rindu menutup buku diarynya. Dan memutuskan untuk turun ke bawah.

Ngomong-ngomong soal Davin. Davin itu teman Rindu waktu di Bandung, orang yang Rindu suka. Tapi Davin sudah punya pacar hehe. Davin dan pacarnya sudah jalan 3 tahun, karna mereka pacaran sejak SMA kelas 10.

"Malam bunda, ayah, " sapa Rindu pada ayah dan bunda nya.

"malam juga Ndu" balas mereka.

"dih. Bunda ayah aja yang disapa? Abang enggak?" celetuk lelaki yang duduk disamping ayah.

"anda siapa ya?" tanya Rindu.

"wahhh yah bun liat kelakuan anak gadis" balasnya sambil menatap kesal Rindu.

"Ndu. Gak boleh gitu ah sama abang nya" tegur sang bunda.

Ya, yang menyeletuk tadi adalah bang Dirga.

"abang tinggal sini?" tanya Rindu sambil mengambil toples diatas meja yang berisi beberapa cemilan ringan.

"iya, abang tinggal sini. Ga ngekost lagi" balas Bang Dirga. Dan Rindu hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Rindu mau kue gak?" tanya bunda pada Rindu yang sedang memakan keripik brownies.

"mau bun" balas Rindu yang masih sibuk memakan keripik brownies.

"abang mau juga?" tanya bunda beralih kepada bang Dirga.

"iya bun mau" jawab bang Dirga.

Lalu bunda pun pergi ke dapur untuk mengambil kue yang ditawarkan tadi.

"kuliah kamu gimana bang?" tanya ayah pada bang Dirga sambil menyeruput kopi nya

"baik-baik aja yah. Cuma ya agak sibuk aja" balas bang Dirga.

"kamu masih ikut BEM bang?" tanya ayah lagi.

"iya yah. Rencananya abang mau mencalonkan jadi Presma yah" jawab bang Dirga.

"kamu gak capek bang? Udah kuliah terus mau jadi presma? Ikut BEM aja kamu jarang punya waktu istirahat" balas ayah pada bang Dirga.

"kalau dibilang capek, ya capek yah. Cuma kebersamaan di BEM, kekeluargaan nya disana itu abang dapet banget. 3,5 tahun abang kuliah, abang gak mau lulus hanya lulus tok. Hanya ijazah aja yang abang pegang. Abang senang kok yah ikut kegiatan-kegiatan gitu, kan dari sd sampai SMA juga sering kegiatan" jeas bang Dirga pada ayah.

Rindu hanya menyimak pembicaraan antara ayah dan abangnya itu. Karena Rindu tau, abangnya itu aktif sekali anaknya. Sejak SMP sampai SMA ia menjabat sebagai Ketua Osis. Tak salah jika di dunia kuliah dia ingin menjadi Presiden Mahasiswa.

"ya sudah. Apapun keputusan abang ayah dukung. Ingat pesan ayah ya, berani mengambil berani tanggung resiko. Harus bisa curi-curi waktu biar bisa istirahat ya bang" balas ayah sambil menepuk bahu bang Dirga.

"pasti yah. Abang selalu ingat pesan ayah. Makasih ya yah udah selalu ngertiin abang" ucap bang Dirga sambil memeluk ayah.

"oh bang Dirga aja yang dipeluk? Rindu enggak?" tanya Rindu sambil mendekapkan tangan nya di dada.

"sini sini adek" ucap ayah sambil merentangkan kedua tangannya.

Lalu, Rindu pun menuju sang ayah dan langsung memeluk nya.

"haduuhh enaknya pelukan ga ngajak bunda ya" celetuk sang bunda yang baru saja kembali dari dapur.

"sini bunda sama Rindu" balas Rindu sambil merentangkan kedua tangannya seperti apa yang ayahnya lakukan tadi.

Mereka pun tertawa karena tingkah Rindu.

"yaudah ini kue nya dimakan dong" ucap bunda lalu mereka pun memakan kue itu bersama.

"kue apa ini bun?" tanya Rindu di sela-sela makan.

"ini kue brownis cokelat, tapi bunda bikin lumer gitu" jawab sang bunda sambil menunjuk piring yang diatasnya ada kue berwarna cokelat.

"yang itu cheese cake" sambungnya sambil menunjuk piring yang satunya.

"Rindu suka dua-dua nya bund" ucap Rindu.

"maruk ah kamu dek" ejek bang Dirga pada Rindu.

"padahal bang Dirga juga, wlee" balas Rindu sambil memeletkan lidah nya ke bang Dirga.

Bang Dirga yang diperlakukan seperti itu hanya menggelengkan kepala dan mengacak rambutnya Rindu.

Ah adiknya ini sudah besar saja. -pikir Dirga.

"kamu mulai sekolah besok ya dek" ucap bunda pada Rindu. Ah bundanya ini kadang manggil nama, kadang manggilnya adek.

"kok cepet sih bun?" tanya Rindu sambil merengut kesal.

"emangnya kamu mau lama-lama turun sekolah hm?" kini gantian, ayah yang bertanya pada Rindu.

"sekolahnya bagus gak yah?" bukan menjawab, Rindu malah balik bertanya.

"bagus dek. Itu sekolah abang dulu" jawab bang Dirga.

"emang iya?" tanya Rindu pada bang Dirga

"iya. Dulu kan kita pernah tinggal juga di jogja. Kamu masuk SMP kelas 7 di Jogja, tapi pas kelas 8 kamu pindah. Abang SMA juga di Jogja, tapi abang ga ikut pindah. Jadinya 3 tahun di jogja" jelas Bang Dirga pada Rindu.

Maklum, Rindu ini anaknya kadang pelupa.

"hufttt semoga besok sekolahnya berjalan baik-baik aja ya bang sampe aku lulus" ucap Rindu sambil memejamkan matanya.

"maafin ayah ya Ndu. Kamu jadi harus pindah-pindah sekolah gini" ucap sang ayah dengan ekspresi muka merasa bersalah karena anaknya harus pindah mengikuti dimana ia ditempatkan.

Rindu langsung membuka matanya "ayah ngomong apa sih? Rindu gak papa kok yah. Daripada Rindu harus jauh dari ayah sama bunda" balas Rindu tidak suka dengan kalimat yang ayahnya ucapkan barusan.

"Rindu ga papa kok yah" Rindu berucap lagi sambil meyakinkan ayahnya.

"yaudah dek. Tidur sana udah jam 10 tuh. Besok sekolah" ucap Bang Dirga pada Rindu.

"iyaaa bang Dirga" balas Rindu.

"ayah bunda, Rindu ke kamar ya. Goodnight cup" ucap Rindu pada ayah dan bundanya lalu mengecup pipi mereka.

"Goodnight little girl. Cup"

Ayah dan bunda pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Rindu.

"Goodnight bang Dirga. Cup" pamit Rindu juga ke Bang Dirga dan dibalas hal serupa oleh bang Dirga.

Rindu sudah sampai di kamarnya dilantai 2. Lalu ia langsung bergegas cuci muka, dan gosok gigi.

Setelah selesai melakukan ritual sebelum tidur. Rindu membuka tirai jendela, sambil memperhatikan suasana malam di kota Jogja.

Rindu beralih melihat ke arah jam yang ada di atas nakas, sudah menunjukkan jam 22.20 yang artinya Rindu harusnya tidur sejak 20 menit yang lalu.
Rindu pun bergegas tidur. Tidak lama, Ia sudah sampai di alam mimpi.

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA❤

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA YA❤

SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA!!!!!

Kritik, Saran? Bisa komen ya✌

Langit & Rindu [HIATUS]Where stories live. Discover now