bab 3 kesedihan..

1.7K 83 1
                                    

Selamat membaca bab 3

ana membuka matanya pelan saat cahaya mulai masuk dalam langsa matanya.

" sudah bangun"
mendengar suara kata itu ana langsung menoleh ke arah sumber suara.

ana melihat, arjuna sedang membaca cembuah buku, sedetik kemudian ana teringat kajadian semalam.

ana melihat tubuh nya yang sudah tidak terbungkus sehelai benang pun.

" ap.. apa yang tuan lakukan pada ku" ujar ana tergagap-gagap sambil menarik selimut menutupi dadanya.

" masa harus ku beri tau, apa yang kulakukan pada mu" ujar arjuna mengangkat sebelah alisnya.
mendengar Jawaban dari Arjuna, ana merunduk pandangan. ana ingin marah tapi dia akan berdosa jika dia melakukan nya, karena dia tau itu menjadi salah satu kewajiban nya sebagai seorang istri.

Arjuna bangkit dan keluar dari kamar itu.

" mandi, siap siap, jangan asik nangis aja, gak mau sekolah kamu?, kalau mau siap satu jam lagi saya kembali."ujar Arjuna ketika di ambang pintu. lalu pergi .. menutup pintu nya dan mengunci nya.

" ya Allah kenapa ini harus terjadi pada ku" ujar ana dalam hati sambil meneteskan air mata.

ana pun bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

setelah semua selesai di kamar mandi, ana segera melakukan sholat fardhu.
selesai sholat ia berdo'a mengeluh, mengadu rasa sedih nya pada Allah.

setelah selesai ana mengenakan seragam sekolah nya dengan sangat rapi.

sudah hampir 50 m dari Arjuna keluar dari kamar, tapi ia belum kembali ana takut kalau ia akan terlambat masuk sekolah.

ana mendekati pintu untuk memanggil Arjuna agar segera membukakan pintu nya.

" tu... tu... tuan... buka pintu nya" ucap ana ragu ragu sambil mengetuk pintu.

tiga kali ana mengetuk pintu namun tidak ada yang membukan pintu nya.

10 menit kemudian ada yg membukakan pintu.

ana melihat Arjuna sudah siap dengan stalan jas yang berwarna hitam di kombinasi dengan kemeja putih susu ditambah dengan dasi hitam
Arjuna terlihat sangat tampan dan sangat menawan.

wanita mana pun yang melihat Arjuna saat itu pasti sudah sangat tergila-gila pada Arjuna, gimana tidak dia terlihat sangat tampan.

" kamu kenapa lihat saya seperti itu" ujar Arjuna tanpa tersenyum.

ana langsung merunduk pandangan
" maaf tuan" ujar ana

" kamu gak mau sekolah dari tadi berdiri mematung disitu " ujar Arjuna

ana melangkah mendekati pintu tempat Arjuna berdiri.
Arjuna berdiri tepat di tengah pintu masuk.

saat ana sudah di depan Arjuna.
" tuan saya mau keluar " ujar ana menundukkan pandangannya.

"kamu ngusir saya" ujar Arjuna menaikan sebelah alisnya.

" gak tuan, saya tidak bisa keluar kalau tuan ada di tangan pintu " ujar ana masih menundukkan pandangannya

" peluk erat dan cium saya, baru saya akan memberikan mu izin keluar dari kamar ini " ujar Arjuna

sontak saja ana langsung mentap mata Arjuna, Arjuna yang di tatap dengan tatapan terkejut hanya bisa menaikan sebelah alisnya.

" tidak mau... ya sudah tidak usah sekolah " ujar Arjuna sambil memenangi gagang pintu.

sebelum Arjuna menutup pintu nya ana langsung memeluk Arjuna dengan sangat erat. Arjuna yang dipeluk istri kecilnya tersenyum evil dan membalas pelukannya tidak kalah erat.

tak lama ana melepaskan pelukannya.
Arjuna mulai mendekatkan wajahnya ke wajah ana. ana bisa merasakan hembusan nafas Arjuna.
ana ingin mundur tapi tengguk leher ana di tahan aleh Arjuna. Arjuna melumatkan Bibir nya dengan sangat lembut, Arjuna sangat menikmati ciumannya tapi beda dengan ana.

ada rasa ingin benci pada Arjuna pada saat Arjuna pada saat dia meminta hal hal yang vulgar padanya. kalau ana bisa lari dia sudah pasti akan menghilang di hadapan Arjuna sekarang.

Arjuna melepaskan ciuman nya ketika dia merasa kan setetes air jatuh mengenai wajah tampan nya.

" kanapa kau selalu menangis, saya ini suami bukan laki-laki brengsek diluar sana sana yang menyentuh anak orang " ujar Arjuna dengan intonasi yang tinggi.

" maaf tuan, tadi saya sulit bernafas dada saya sakit tanpa sadar saya mengeluarkan air mata "ujar ana gugup

" kamu pikir saya percaya sama kamu, asal kmu tau saya tau kamu membenci saya, tapi kamu harus ingat bahwa laki-laki yang kamu benci ini adalah suami sah mu!!!"ujar Arjuna dengan wajah yang merah padam.

Arjuna meninggal kan ana sendiri di depan pintu.

ana hanya bisa menangis mendengar bentak dari Arjuna. ana tidak mau berlarut dalam kesedihan nya, iya menyusul Arjuna yang sudah turun duluan.

( kamu harus kuat ana, karena setiap yang kmu alami pasti ada hikmah nya

**salam dari author

angga riansyah antariksa putra**

the enternal love A Mafia ( End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang