bab 17

1K 54 1
                                    

Setelah meminta izin ibu panti, Arjuna mengajak ana jalan jalan di mall.

"Ana mau apa?, kakak yang beli"

Gadis itu menggelengkan kepalanya, jangan kak nanti ana dikira cewek matre lagi.

Arjuna kembali mengerutkan keningnya, "kamu tau dari mana kata cewek matre"

"Oh itu dari kakak yang sering berantem di taman, cowok nya bilang kalo cewek suka minta ini itu, tandanya cewek itu matre"

"Jangan percaya mawar, cewk itu bukan matre tapi cowoknya yang kere, kalau gak mau dimintai ini itu, ngapain ngajak anak orang pacaran"

"Pacaran itu apa kak? " Tanya ana bingung

"Pacaran itu......., ah lupakan gak penting" Ujar Arjuna kembali melanjutkan perjalanan keliling mall dan menggandeng ana kecil.

"Kak pulang yok, ana cepek" Keluh ana

"Capek? " Ujar Arjuna mendapatkan anggukkan dari ana, kemudian Arjuna jongkok di hadapan ana, "naik, biar kakak gendong sampai ke parkiran" Ujar Arjuna langsung di anggukki pelan.

Arjuna sesaat berhenti bercerita, dada nya tiba-tiba sesak mengingat kembali memori bahagia nya bersama ana

"Saya sangat bahagia bersama mu ana, asal kamu tau saya tidak sebagai itu sebelum nya, saat bertemu dengan mu, saya tau bagaimana caranya bahagia dan tersenyum" Ujar Arjuna

"Tenang saya akan tetap melanjutkan cerita ini, walaupun ini sangat menyakitkan bagi saya, tetap akan saya lanjut, asal kamu mau membuatkan mata"

Hari itu di taman yang sama, Arjuna kembali bertemu dengan ana, mereka bermain bola bersama.

Drtttt

Suara HP Arjuna mengganggu permainan mereka "sebentar ya ana saya mau angkat telepon dulu, nanti kita main lagi" Ujar Arjuna tersenyum manis

Arjuna mengangkat telepon nya agak jauh dari ana.

Ana bermain sendiri dengan bola, dan tanpa sengaja bola terlempar jauh.

Ia mengajar bola, tanpa memberitahu pada Arjuna, ia takut jika memberi tau pada Arjuna, itu akan mengganggu Arjuna

Hingga akhirnya

Brakkk

Tubuh ana terpental menghatam trotoar, lain halnya dengan Arjuna ia sudah membeku di tempat, dengan hp yang sudah lepas dari tangannya.

Ia melihat ana tergeletak dengan bergelimpangan darah.

Arjuna berlari mendekati ana dan membawanya ke dalam dekapan, "ana bangun, kamu dengar kakak kan? " Ujar Arjuna tanpa melepaskan dekapannya, tanpa ia sadari bulir bening membasahi pipinya

"Sakit kak" Ujar ana begitu lirig

"Ana... Kita kerumah sakit sekarang" Ujar  Arjuna langsung mengangkat tubuh ana menuju mobilnya

"Kamu gak boleh tidur" Ujar Arjuna melihat ana dalam pangkuan nya

Tidak ada jawaban dari ana, nafas ana nampak tersegal segal,namun Arjuna tau ana masih sadar.

"Cepat lah " Perintah Arjuna dengan tajam, ia geram melihat dari tadi mereka tidak sampai sampai.

Sampai lah mereka dirumah sakit, ana langsung di tangani oleh dokter disana.

"Bagian mana keadaannya dokter? " Tanya Arjuna begitu melihat dokter

Tidak ada jawaban dari dokter nya, ia hanya melihat gelengan dari dokter.

the enternal love A Mafia ( End)Where stories live. Discover now