Epilog

872 51 13
                                        

Penangkapan Roseline dan anggota Lingga lainnya berhasil menjadi headline utama berita di televisi dan portal berita online selama beberapa hari. Berita tentang proses pengadilan mereka yang memakan waktu beberapa bulan juga diberikan slot di berita pagi dan petang. Hingga akhirnya Roseline dijatuhi hukuman mati dan dipindahkan ke Nusakambangan dan sekarang menunggu proses eksekusinya.

Berita penangkapan itu dan berita politik lainnya, berhasil mengalihkan para wartawan dari proses perceraian Bagaskara dan Yurika. Kakek Jatmiko akhirnya memberitahu Bagas keseluruhan cerita, termasuk perselingkuhan Yurika dan Rangga. Tentu saja pada akhirnya kakek Jatmiko merevisi pembagian warisannya. Kakek Jatmiko mengeluarkan nama Yurika dan Rangga dari daftar penerima warisan. Mereka juga dikeluarkan dari rumah utama keluarga Wiguna.

Yurika memilih untuk tinggal di luar negeri dengan semua uang yang telah dikumpulkan selama menjadi menantu keluarga Wiguna. Sementara Rangga sedang menjalani proses hukum atas tuntutan penggelapan uang dan kontrak franchise Wiguna Group yang dilayangkan oleh Kakek Jatmiko. Kehidupan keduanya berantakan. Dan menurut Dira, itu sudah cukup untuk menjadi hukuman atas apa yang keduanya lakukan.

"Ada yang mau kukatakan." Ucap Dira sambil menggenggam erat tangan Juna.

"Tidak. Jangan katakan." Juna menggeleng dengan kening berkerut. "Aku tau kamu akan mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Kemudian membuat pengakuan yang akan membuatku merasa kesal. Tidak. Ini bukan saatnya untuk itu."

Cengiran Dira terkembang di wajahnya. Benar. Semua yang dikatakan Juna benar. Setelah pertarungan dengan Lingga, Luciano dan Roseline berakhir, Dira langsung menyatakan perasaannya pada Juna. Pengalaman mendapatkan tekanan pistol di pelipisnya, membuat Dira sadar bahwa waktu kebersamaannya dengan Juna bisa berakhir kapan saja. Karena itulah, begitu Juna dan Ethan masuk ke van yang menunggu di pintu belakang markas baru Lingga waktu itu. Dira pun langsung membisikkan kata cinta yang sempat ditahannya pada Juna.

Tentu saja Juna sempat tertegun. Well, proses tertegunnya Juna sebenarnya berlangsung lama. Karena pria itu benar-benar terdiam selama perjalanan menuju 'dunia bawah tanah' nya. Hingga Dira sempat gelisah dengan apa yang mungkin akan dilakukan Juna. Dira sempat takut Juna akan menghindar. Tapi begitu sampai di lounge dunia bawah tanah nya, Juna langsung menarik Dira menuju kantornya. Kamar dalam kantornya lebih tepatnya.

Pada akhirnya Juna membalas pernyataan cinta Dira dengan caranya sendiri. Dengan melakukan aktifitas yang mereka sukai untuk menghilangkan ketegangan dan rasa rindu mereka. Hingga akhirnya Juna juga membisikan kalimat 'aku juga mencintaimu'. Bahkan Juna mengucapkan nya dalam berbagai Bahasa yang dikuasai nya, saat mereka mencapai puncak aktivitas mereka.

Sejak saat itu Dira tidak pernah lagi menahan diri untuk mengucapkan kata cinta pada Juna. Meskipun Dira juga sering menggunakan kata-kata itu untuk membuat Juna berhenti marah atau kesal. Juga sebagai pembukaan untuk membuat pengakuan yang mungkin akan menyebabkan Juna merasa kesal. Seperti saat ini. Jadi tidak heran kalau Juna sudah hafal dengan kebiasaan Dira ini.

"Tapi aku benar-benar ingin membuat pengakuan sekarang." Ucap Dira dengan kening berkerut karena tubuhnya kembali merasa tidak nyaman.

Rasa cemas tampak jelas di wajah Juna. Hingga akhirnya Juna pun menghela nafas. "Kamu seharusnya berkonsentrasi pada proses melahirkan ini. Tapi baiklah. Katakanlah. Apa pengakuanmu itu?"

Dira tersenyum lembut sambil mengusap pipi Juna dengan tangan kirinya yang bebas. Sejak Dira merasa mulas dan mengalami kontraksi pertamanya pagi ini. Juna lah yang paling terlihat grogi, cemas dan sedikit panik. Sungguh tidak seperti Juna yang biasa. Dira bahkan beberapa kali melihat ketakutan sempat melintas di mata Juna saat Dira mengalami kontraksi ringan. Padahal saat ini Dira masih dalam fase laten atau fase awal, dimana rasa tidak nyaman itu baru terjadi setiap 15 sampai dengan 20 menit sekali.

The RED CodeWhere stories live. Discover now