"Dira? Kamu dengar apa yang papa bicarakan?"
"Hah?"
Kalau ada yang bertanya seberapa lama efek bisikan suara dalam seorang Juna pada kemampuan seorang wanita berkonsentrasi. Dira bisa menjawabnya sekarang. Pria itu membisikkan kata-kata perpisahan dalam Bahasa Italy yang masih membuat bulu kuduk Dira meremang setiap kali mengingatnya. Padahal sore ini sudah lebih dari 24 jam sejak kejadian itu berlalu.
"Ada apa, Dira?" Mamanya yang duduk di kursi samping tempat tidur kakeknya bertanya dengan tatapan lembut penuh kekhawatiran. "Apa kamu masih memikirkan meeting dengan Cakra kemarin? Bukan kah Juna sendiri yang bilang kalian bisa menjadwalkan meeting lagi?"
"Memang karena Juna." Kata Luna yang memakan apel yang baru dipotong mamanya. Karena Revan sudah menjadwal operasi bypass untuk kakek mereka besok. Luna lah yang justru menghabiskan buah-buahan untuk kakek Jatmiko yang harus berpuasa untuk operasi besok. "Tapi aku yakin bukan karena meeting itu. Pasti karena..."
"Luna, please." Potong Dira, sebelum adiknya yang menjadi saksi kejadian kemarin memberikan cerita lengkap pada orang tua mereka. Tanpa cerita ekslusif Luna pun, Dira tau kalau kakek, papa dan mama nya sudah bertanya-tanya tentang kehadiran Juna kemarin. "Apa yang papa bilang tadi?"
Bagas memandang Dira selama beberapa saat sebelum mengulangi perkataanya pada putrinya itu. "Aku bilang, aku setuju dengan kakekmu. Kamu harus segera menikah. Karena katamu dokter Revan adalah mantan kekasih temanmu. Dan kamu bersikeras tidak akan menjalin hubungan lebih dari sekedar teman. Jadi Aku ingin menjodohkan mu dengan orang lain."
"Menjodohkan? Papa bercanda 'kan?" Dira benar-benar berharap dia tidak mengiyakan ide papa nya ini saat sedang melamun tadi.
"Kenapa tidak?" Tanya Kakek Jatmiko "Kamu juga tidak punya pacar selama beberapa tahun ini 'kan?"
"Hampir delapan tahun." Luna lah yang menjawab pertanyaan itu. "Dia benar-benar jadi perawan tua."
"Luna...." Yurika memperingatkan anak bungsu nya. Tapi Luna hanya mengangkat bahu tanpa dosa.
Dengan melihat situasi yang ada, Dira yakin bahwa keluarganya sudah menyepakati agar Dira menerima perjodohan ini. Tentu saja, sebagai anak kebanggan keluarga Wiguna, Dira pada akhirnya akan setuju. Tapi Dira pasti akan mencoba segala cara untuk membuat perjodohan ini tidak berjalan lancar.
"Pihak laki-laki sudah setuju. Kalian bahkan bisa menikah dalam waktu beberapa minggu." Tambah Papanya yang beranjak kearah Dira duduk di sofa hitam. Setelah duduk di samping Dira, Bagas pun menepuk-nepuk lembut bahu Dira. Kebiasaan yang selalu dilakukan papanya setiap akan memberi Dira tanggung jawab. "Kami hanya ingin kamu bahagia."
"Bagas benar, Dira." Kakek Jatmiko menatap mata Dira dengan keseriusan di wajahnya. "Kamu berhak mendapatkan apa yang akan ku wariskan padamu. Karena itulah aku dan Bagas ingin kamu segera menikah dan melengkapi persyaratanku. Mengingat apa yang terjadi padaku kemarin. Meski besok aku akan di operasi. Tapi itu tidak akan menjamin aku bisa hidup lama."
"Kek...." Protes Dira. "Kakek tau 'kan aku benar-benar tidak menginginkan warisan itu. Selain itu bagaimana aku bisa bertahan hidup bersama orang asing yang dipaksa menikah denganku tanpa cinta?"
Dira sudah melihat bagaimana tante Sukma bertahan dengan pernikahan nya bersama pria yang dijodohkan dengannya. Tidak ada kebahagian di dalamnya. Karena itu Dira tidak ingin menikah tanpa cinta. Dira sama sekali tidak ingin membangun rumah tangga seperti tante Sukma.
"Kenapa tidak?" Tanya Kakek Jatmiko lagi sebelum mengambil dompet dari laci meja dekat ranjangnya dan mengeluarkan foto hitam putih dari dalamnya. Pria tua itu mengulurkan dan memperlihatkan fotonya bersama istrinya yang cantik pada Dira. "Lihat ini. Aku dan nenekmu juga dijodohkan. Kami menikah tanpa alasan cinta. Tapi lihatlah, betapa bahagianya kami karena menemukan cinta setelah menikah. Aku bahkan masih mencintainya meski sudah puluhan tahun dia meninggalkanku."
YOU ARE READING
The RED Code
RomanceMerah adalah lambang cinta. Tapi Merah juga menandakan kemarahan. Merah adalah warna indah sang mawar. Tapi Merah juga adalah warna darah. Anandira Putri Wiguna adalah calon pewaris bisnis Wiguna Group. Cerdas, tangguh, ulet, rajin dan tidak kenal k...
