Lima Puluh Lima

361 36 0
                                        

"Kenapa kamu datang?" Suara Luna mengalihkan pikiran Dira. Alih-alih menjawab, adik Dira itu justru memberikan pertanyaan. "Bagaimana dengan kehamil..."

"Aku datang karena aku kakakmu." Dira memotong sebelum Luna tanpa sadar memberikan informasi yang bisa membahayakan posisi mereka. Karena bisa saja ada anggota Lingga yang berjaga di balik pintu ruangan ini.

"Tapi kata wanita jalang itu. Kita..."

"Sepupu? Well, aku sudah tau. Tapi aku tidak peduli. Entah sepupu atau saudara kandung. Kamu adalah adikku. Tidak ada yang bisa mengubah fakta itu." Dira berkata sambil menatap langsung ke dalam mata Luna. Sehingga Dira dapat melihat saat mata Luna mulai berkaca-kaca. Tapi karena tidak ingin adiknya itu melemah disaat genting seperti ini. Dira pun segera menambahkan. "Fakta itu hanya akan terus ada jika kita bisa keluar dari sini dalam keadaan hidup."

"Tapi mungkinkah?" Luna memandang Dira dengan penuh harap. Bahkan seorang Luna bisa kehilangan harapan setelah melihat dan merasakan kekejaman Roseline.

Meskipun demikian, Dira senang karena Luna tetaplah Luna nya. Adik Dira yang manis. Pada akhirnya Dira akan selalu berperan sebagai kakak yang akan selalu menenangkan dan melindungi adiknya. Karena itulah Dira segara menyingkirkan rasa negatif termasuk rasa cemas, takut dan khawatirnya. Dengan senyum simpul Dira pun mengangguk.

"Rio sudah membuatku menjadi Velasco's Angel." Dira nyengir saat melihat kerutan di dahi Luna. Tentu saja adiknya akan menganggap lelucon Rio itu norak. "Begitulah. Rio memang norak. Tapi dia sudah membekali ku dengan banyak hal. Jadi kita masih memiliki kesempatan untuk keluar dari sini."

"Maksud kak Dira?" 

Dengan senyum terkembang, Dira mengangkat kaki kirinya tinggi-tinggi hingga rok A line nya bergeser dan memperlihatkan celana yoga hitam ketatnya. Juga belati di holster yang melekat di betis kirinya. "Lihat 'kan? Kesempatan itu ada. Sekarang coba ambil belati ini. Kemudian pegang erat-erat dengan kedua tanganmu."

Setelah menggeser posisi duduknya menghadap Luna yang ada di samping kirinya. Dira pun mendekatkan betis kirinya ke tangan Luna yang juga terikat di belakang kursi. Memang tidak mudah. Karena ini bukan film action. Tapi akhirnya Luna berhasil meraih belati itu setelah percobaan ketiga.

Luna pun menjalankan perannya sesuai instruksi Dira. Sementara Dira mulai menggeser kursinya ke belakang kuris Luna. Meskipun kakinya tidak terikat. Tapi dengan posisi duduk seperti ini, Dira butuh waktu beberapa menit untuk menggeser kursinya hingga posisinya kini saling membelakangi dengan Luna. Sungguh, pekerjaan jadi special agent semacam Charlie's Angel ini benar-benar tidak semudah yang terlihat di film. Terutama bagi Dira.

Dengan berhati-hati Dira menggesekkan tali yang mengikat kedua tangannya ke belati yang dipegang Luna. Well, mungkin karena Dira hanyalah seorang Direktur keuangan dan bukanlah agent terlatih semacam James Bond. Alhasil punggung tangan Dira sedikit tergores ujung belati tajam itu, dalam usahanya memotong tali yang mengikat tangan nya. Meskipun pada akhirnya tangannya berhasil terbebas dari ikatan.

"Saat nanti Roseline atau anak buahnya kembali. Kita harus kembali duduk di posisi semula dan pura-pura terikat." Kata Dira sambil melepaskan ikatan di tangan Luna. "Kita akan mengikat diri sendiri dengan tali ini. Dengan ikatan renggang yang mudah dilepas saat dibutuhkan."

Suara gemerisik di earphone Dira menjadi penanda suara Rio mulai berbisik. "Buen trabajo, Dira."

"English or Bahasa, please." Senyum Dira terkembang saat Luna kembali mengerutkan dahi. Sebuah ide pun muncul dibenaknya. Well, jiwa mak comblang Dira tergugah justru disaat genting begini. Jangan salahkan dira. Situasi ini bisa membuat ibu hamil stress.

Sehingga Dira memilih untuk melampiaskan sedikit stress nya dengan berbuat jahil. Dira pun mencabut earphone di telinga kirinya dan memasangkannya ke telinga Luna. Kini baik Dira maupun Luna bisa mendengar ucapan Rio. Meskipun Dira masih tidak menyukai bagaimana hubungan Rio dan Luna berkembang. Paling tidak, Luna bisa sedikit bertambah tenang saat mendengar suara Rio. Dan itu akan sedikit memperbaiki suasana hati Dira.

The RED CodeWhere stories live. Discover now