02

5K 444 4
                                    

Azka terlihat benar2 marah ketika ia selesai mendengar penjelasan dr pak polisi di depannya
Sahabatnya sohan mencoba menenangkannya

"yang sabar az yg penting luka zaka gak terlalu parah"

Azka hanya mengiyakan kini ia memilih untuk pergi kerumah sakit
Bersama Sohan , ketika di rumah sakit tepatnya di depan kamar yg di huni Zaka
Azka di sambut dgn bocah perempuan berpakaian merah putih
Azka sempat terkejut karena bukannya di jam segini gadis kecil tersebut harusnya sekolah
Gadis kecil tersebut menoleh ke arah azka dan berlari memeluknya
Terdapat bekas air mata di kedua pipinya
Azka membalas pelukan tersebut karena ia tau kalau gadis kecilnya pasti khawatir

"Maeve ngapain di sini bukannya sekolah?"

"Gak mau hiks.. sekolah..hic papa mae..sedih hiks "

"Iya sayang tapi papa bakal marah loh kalau mae gak sekolah"

"Tapi kan..."

"MAEVEEEE !!!"

teriakan seseorang perempuan terdengar nyaring membuat semuanya menoleh

Artemis dgn pakaian olahraganya dgn wajah khawatir sedang berjalan ke arah azka
Maeve di pelukannya memelukanya erat karena takut di marahi oleh kakaknya

"Kamu bikin khawatir aja..kakak nyariin kamu dari tadi bahkan anak pack yg lain juga semua pada izin sekolah buat nyariin kamu "

Artemis melihat kearah sohan dan Azka
Wajahnya mulai tenang ketika melihat bahwa papanya masi baik 2 saja
Jadi ia memilih untuk mengabari anak2 pack yg lain bahwa ia sudah menemukan Maeve dan juga bertemu azka

Setelah itu ia kembali mendekati azka yg duduk di samping tempat tidur zaka

"Padahal hari ini mau nunjukin rumah baru tapi malah jadi begini"ucap artemis yg mencoba memancing papanya berbicara

5 detik berlalu masi tak ada jawaban sepertinya sesuatu benar2 menganggunya

Tok...tok...

Suara pintu di ketuk
Sohan lansung membukakan pintu dan 4 orang dengan seragam putih abu2 sudah muncul di hadapannya
Ke4nya lansung mendatangi azka dan meyaliminya mungkin karena wajah tak bersahabat yg di tujukkan azka ketika mereka masuk .

"Kenapa maeve ada di sini?bukanya masi jam sekolah?"

ke4nya terdiam enggan menjawab

"Abang tanya lagi,kenapa maeve bisa disini ?....JAWAB!"

Di antara ke 4 nya anak berjaket biru maju selangkah
Ia masi menunduk enggan menatap mata azka

"Sebenarnya Bang....ini salah kita semua sampe zaka masuk rumah sakit gini"

Azka mencoba mencerna perkataan adiknya ini

"Maksud kamu apa nan?"

"Jd kak..sebenarnya kita awalnya lagi berangkat ke sekolah kayak biasa semobil sama yg lain terus kita liat mobil van toko kita awalnya kita kira itu staff toko atau mang burhan lagi ngantar pesanan ternyata itu zaka tapi ada yg aneh kok zaka bawanya ngebut gitu mobilnya ternyata ada 5 motor yg ngikutin dia karena itu kita malah ngikutin mereka tapi mereka barbar banget kak mereka ngelempar mobil zaka pake batu atau apa gitu sampe kaca pecah trs mugkin karena emosi aku ngelempar pisau ke arah mereka ngebuat ada yg jatuh terus jadinya begini "  "

Walau sudah besar Kiernan terkadang masi takut  melihat wajah marah kakaknya, ia merasa bertanggung jawab atas apa yg terjadi kalau saja dia berpikir logis dan tak lansung melempar pisau dengan sembarangan pasti tidak ada yg rugi untung saja blm ada kabar korban yg meninggal kalau ada kiernan hanya bisa pasrah dan meminta zaka membawanya ke kantor polisi

Itu yg kiernan pikirkan

Azka tidak lagi memasang wajah marah bahkan dr awal ia hanya ingin menegur kiernan karena membiarkan Maeve ada di rumah sakit sendirian tapi sesuatu membuatnya tertarik

'siapa yg mengikuti zaka?"

Azka berdiri dr duduknya dan menghampiri ke empat anak  yg berdiri menunduk bagaikan di hukum
Azka menjentikkan jarinya di jidat  kiernan terkejut karena ia kira mereka ber4 akan kena pukul atau jewer seperti yg biasa sang kakak lakukan

"kakak nanya sama kalian kok maeve ada di rumah sakit bukan menyalahkan kalian , niat kalian sudah bagus untuk melindungi tapi caranya gegabah lain kali kontrol emosi dan pakai otak kalian ok"

Kiernan mengangguk di ikuti si kembar Alister dan alleerick sedangkan si anak ke4 masi menunduk ,azka berdiri di anak ke 4 dan memegang kedua pipinya setelah itu meremasnya sampa sang empu meminta ampun karena wajah nya benar2 kesakitan
Rupanya ia menangis sang anak ke 4 yg bernama savero

"Hei kenapa nangis sudah gede kok masi nangis?cengeng banget "

"Tp paman zaka hampir meninggal karena kita ngelempar pisau sembarang....kita terlalu ceroboh sampai lupa dampaknya mungkin saja orang lain akan tertusuk dan mati karena kita hanya asal melempar"

"kmu boleh nangis boleh menyesal tapi yg penting sekarang  cari indentitas orang yg nyerang zaka ,Hukuman kalian adalah ngehandle semua situasi Toko bunga zaka sampe zaka sembuh dan itu termasuk managemen,pesanan ,iklan dan gaji karyawan "

Ke4nya melongo

"Ngurus toko?tp kakak bilang kita harus nyelidikin,kan ada pegawai dan paman Burhan untuk ngurus Toko" ujar alister

"Itu takkan di sebut hukuman kalau itu tidak memberatkan,sekarang kalian semua pulang kakak mau ngurus zaka "

"Baik kak"

Ke4nya pergi bersamaan dgn sohan dan artemis dan juga maeve yg
Awalnya ingin tinggal tp azka menyuruhnya untuk ikut sang kakak pulang

Ruagan itu menjadi sepi karena hanya ada mereka berdua

Azka meraih tangan yg lumayan dingin tersebut

Azka membuka semua helai baju yg di pakai zaka
Baju yg masi berlumuran darah kering tersebut lansung ia buang
Ia membersihkan zaka dgn handuk basah dr ujung kepala sampai ujung kaki
Ia memperhatikan tiap inci tubuh yg seharusnya jadi miliknya hari ini but he is really enjoying the view

Setelah ia rasa cukup ia memakaikan zaka sebuah kemeja biru dan sarung yg senada karena mudah di pasang

"apa sih yg kamu sembunyin kak?gak cape apa kanbur terus"

Azka tersenyum lagi
Padahal hari masi siang tapi baginya ini adalah hari yg sangat panjang







MY PAPA IS AN OMEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang