4

3.1K 371 150
                                    

Selamat Membaca...
.
.
.

Hinata tau apa yang terjadi pada Naruto dimasa lalu. Mengapa suaminya itu sangat membenci kaum wanita.

Dulu saat diawal pernikahan, Hinata pergi berbelanja seorang diri. Berbelanja kebutuhannya saat itu. Saat sedang asik memilih barang, seorang wanita paru baya menepuk pundaknya. Berkata jika, ia adalah ibu dari Naruto. Wanita bersurai merah panjang itu terlihat sangat cantik, meski usianya sudah mulai menua.

Wanita itu menceritakan satu kesalahannya di masa lalu. Ketahuan berselingkuh dengan kekasihnya. Wanita yang bernama Uzumaki Khusina ini menceritakan semuanya pada Hinata hari itu. Ternyata, Khusina dijodohkan dengan Minato. Karena ancaman dari orang tua Khusina, akhirnya ia menikahi Minato Namikaze yang ternyata sudah lama menaruh hati padanya. Sedangkan Khusina sudah mempunyai kekasih dan hubungan itu sudah terjalin lama.

Khusina tau jika, Minato mempunyai riwayat penyakit jantung. Tapi, yang tidak Khusina sangka adalah putranya sendiri yang memergoki langsung dirinya sedang berselingkuh dengan kekasihnya. Naruto remaja yang sudah mengerti akan cinta, tentu saja merasa geram dengan kelakuan Khusina. Sampai akhirnya Minato pun ikut memergoki sang istri sedang bermesraan bersama lelaki lain. Disaat itulah, jantung Minato kumat dan Minato wafat disitu juga.

Perasaan bersalah terus menghantui Khusina. Ia tau, betapa setianya Minato pada dirinya. Tidak pernah menuntut apapun dari dirinya, selalu memperlakukan Khusina bak ratu di Mansion Namikaze.

Tapi yang paling membuat Khusina terpukul adalah ketika ia tahu putranya membenci kaum wanita karena dirinya, menyama ratakan semua wanita.

Sekarang Hinata mengerti mengapa suaminya itu sangat dingin terhadap wanita. Hal yang paling berat bagi Hinata adalah permintaan Khusina padanya yang meminta untuk jangan pernah meninggalkan Naruto. Karena jika itu terjadi maka bisa bertambah benci saja Naruto pada kaum wanita.

Hinata sudah terlanjur meminta perpisahan pada suaminya setelah melahirkan. Walau Hinata sadari jika, suaminya itu sudah lebih lunak pada dirinya, tidak seperti diawal.

Ibu panti juga berpesan padanya jika, suatu saat nanti jika dirinya menikah, jagalah selalu ikatan suci itu. Pernikahan bukanlah suatu permainan meski alur awalnya tidak seperti cerita kebanyakan pernikahan lainnya.

"Mulai saat ini, kau tidur bersamaku di kamarku." Naruto yang berujar seperti itu mengagetkan Hinata yang sedari tadi melamun.

"Astaga...! Kau bisa membuatku mati!" Pekik Hinata, ia memegangi dadanya dimana jantungnya berpacu cepat. Naruto terkekeh, dan itu sukses membuat Hinata terpana. Wajah suaminya bertambah  berkali-kali lipat tampannya.

"Kau lucu..."

"Naruto..." Kekehan itu terhenti, ketika sang istri menyebut namanya. Selama menjalani pernikahan, baru kali ini Hinata menyebut nama kecilnya. Selama ini hanya "kau" jika Hinata memanggil dirinya.

"Naruto..."

"Hn."

"Tentang perpisahan yang aku minta... Bi-"

"Bicarakan jika sudah saatnya." Nada datar dan dinginlah yang keluar. Naruto kembali pergi dari kamar Hinata. Dadanya tiba-tiba saja sesak saat mendengar penuturan istrinya itu.

"Aku tidak bisa, Hinata." Lirihnya, matanya melirik pintu kamar milik sang istri yang tertutup.
.
.
.
Toneri memandang senang pada wanita hamil didepannya.
Bertambah iri saja dirinya pada Naruto. Istri dari Naruto itu dengan suka rela membawa ibunya, Otsutsuki Kaguya yang tak sadarkan diri dijalan. Wanita hamil itu dengan sigap membawa ibunya ke rumah sakit terdekat dan segera menghubungi dirinya melalu ponsel milik Kaguya.

Forgive MeWhere stories live. Discover now