[47] Hari Terakhir

Start from the beginning
                                    

Mata papanya membulat mendengar perkataan Jeno yang hampir memukul Zahra, anak Davino Aldercy.

"Maafin aku, Pa. Maaf." Jeno menunduk dengan mata yang memerah menahan air mata yang hampir keluar.

Jadi laki-laki yang kuat, gak boleh gampang nangis.

Sekelebat suara Sheerin kembali hadir dalam pikirannya. Rahang Jeno mengeras, entah mengapa setiap teringat gadis itu. Emosinya sulit dikontrol.

Tangan Jeno mengepal hingga terlihat hampir memutih, napasnya memburu. Papanya mendekat dan merengkuh tubuh Jeno. Menepuk punggung laki-laki itu pelan membuat  napas Jeno berangsur-angsur teratur.

Tak lama pria dewasa itu melepaskan pelukannya. Beliau menatap Jeno serius dengan tangannya yang diletakkan di bahu Jeno.

"Papa temani kamu."

Jeno menggeleng pelan. "Papa di sini aja urus perusahaan di sini. Aku akan bantu papa urus perusahaan di London. Aku janji, kali ini Jeno akan bisa bahagiain papa."

Papanya menggeleng. Tidak mungkin dirinya membiarkan anak semata wayangnya menjalani terapi sendiri di negeri orang.

Jeno tersenyum meyakinkan sang ayah. Laki-laki itu meraih tangan ayahnya kembali.

"Percaya sama Jeno. Jeno akan tepati janji untuk bisa bahagiakan papa. Kali ini Jeno sungguh-sungguh."








• Mask •





Suara berisik dari Jaehwan dan Eunwoo membuat Zeeva yang baru saja selesai makan menjadi tertarik. Gadis itu melangkah duduk di ujung sofa ruang tamu, tanpa diketahui Jaehwan dan Eunwoo. Mungkin karena keduanya terlalu serius berbincang.

"Pagi ini keberangkatan Jeno ke London," ujar Jaehwan.

Zeeva yang mendengar itu seketika mengerutkan keningnya.

Jeno ke London? Untuk apa?

"Lo tahu dari mana?" Eunwoo yang awalnya fokus dengan laptopnya menjadi tertarik dengan topik kali ini.

"Jaehyun tadi malam kabarin gue. Jeno minta Jaehyun buat gak bilang ke Zahra. Kayaknya emang keberangkatan Jeno disembunyikan."

"Kak Iwan gak bohong kan?"

Suara keras dari gadis cantik diujung ruangan itu membuat Jaehwan dan Eunwoo terkejut. Jaehwan menelan ludahnya kasar.

"E-eh Zeev. Lo di sana sejak kapan?"

"Beneran Jeno ke London? Terus kenapa Zahra gak di kasih tahu. Kalian gak mikir ya gimana perasaan Zahra kalau dia tahu Jeno tiba-tiba pergi tanpa pamit. Zahra bakalan kecewa."

Jaehwan menatap Eunwoo yang kini kembali fokus dengan laptopnya.

"No, gimana ini. Zeeva ntar ngasih tahu Zahra. Bisa dimarahin gue sama Pak bos."

"Salah lo, kenapa ngomongnya keras-keras. Lagipula masa lo gak nyadar ada Zeeva di sini."

"Jadi lo tahu kalau tadi Zeeva udah ada di sana?"

Eunwoo mengangguk pelan membuat Jaehwan meremas tangannya sendiri di depan wajah Eunwoo.

"Gitu gak ngomong!"

"Zeeva!" panggil Jaehwan kala melihat Zeeva yang berlari menuju kamar.

Zeeva mengobrak-abrik tempat tidurnya berusaha menemukan ponselnya di sana. Hingga dering ponsel di atas meja belajar membuatnya bernapas lega.

Mask | Jeno ✔️Where stories live. Discover now