twelve

984 194 28
                                        

Sudah jam dua siang dan rose masih bertahan berdiam diri didalam kamarnya. Waktu rose kembali dari kamar junkyu sebuah notif masuk ke ponselnya.

Itu junkyu. Junkyu bilang untuk tidak keluar kamar selagi yoonbin masih berada dirumahnya. Rose menurutinya, toh dia siapa berani menentang junkyu?

Namun saat rose mendengar ada sedikit suara gaduh di lantai bawah sana, ia memberanikan diri untuk keluar kamarnya walau hanya sebentar. Lagian junkyu tidak akan lihat kan?

Rose berdiri di ujung tangga menatap kebawah, disana ada kedua orangtua junkyu, junkyu dan juga yoonbin.

"Papa sama mama mau pergi, kamu papa tinggal disini ngga masalah kan?"

"Ngapain nanya? Biasanya juga langsung pergi" ucap junkyu acuh dan beesender di sandaran sofa nya.

"Junkyu! Tolong sopan santun kamu di jaga!" ucap papa junkyu sedikit meninggikan suaranya

Junkyu menatap papanya, sirat kemarahan dan benci ada disana.
"Yaudah pergi tinggal pergi, aku juga udah biasa sendiri" ucap junkyu dengan suara yang sedikit tercekat menahan emosi. Sebisa mungkin ia menahan amarahnya agar tidak membentak papa nya itu

"Papa pergi juga ngurus kerjaan-"

"Dan bakal pulang tahun depan kan? Aku tau itu" potong junkyu dan membuang mukanya ke samping untuk tidak menatap wajah papa nya itu

Yoonbin kikuk sendiri, berada di situasi seperti ini bukanlah hal yang ia inginkan.

Rose masih betah berdiri di ujung sana. Ia tahu ia salah, tapi sungguh ini membuatnya penasaran.

Lelaki berumur itu tanpak menghela nafas nya dan kembali berucap "yoonbin kamu mau kan nginep disini nemenin junkyu?" ucapnya menatap yoonbin

Belum sempat yoonbin menjawabnya, junkyu kembali menyela, "enggak, ngga usah" ucapnya ketus

Yoonbin menatap junkyu, walaupun niatnya emang akan menolak tapi ia tidak berfikir kalau junkyu akan menolaknya duluan.

"Kenapa?" tanya lelaki itu

Junkyu memutar bola matanya jengkel, "kan aku udah bilang, aku udah biasa sendiri kan? Ah enggak, bahkan selalu sendiri kan?" ucap junkyu dan tersenyum kecut.

Lelaki berumur itu sedikit tertohok sedikit merasa gagal menjadi orangtua yang baik buat junkyu.
Wanita disampingnya tidak ikut angkat bicara, ia tidak mau memperkeruh suasana. Mengusap punggung suaminya adalah hal yang bisa ia lakukan untuk menenangkan nya.

"Junkyu tapi bibi lagi ngga disini, yang bangunin kamu pagi siapa? Nanti kamu telat sekolah" ucapnya lagi

Ngga tau aja junkyu datang kesekolah cuma isi absen terus cabut.

"Disini ada rose kalau papa lupa"

Benar saja, lelaki itu baru ingat kalau ada rose disini.

"Jun.."

"Pah.. Papa kurang apalagi? Harta kita udah lebih dari cukup! Apalagi yang papa cari? Apa kerjaan papa lebih penting dari aku?"

Bohong kalau junkyu rela papanya pergi! Bohong kalau ia bisa sendiri! Bohong kalau ia tidak membutuhkan papa nya! Jelas saja itu semua kebohongan belaka yang junkyu buat untuk pertahanan dirinya yang semakin hari semakin terasa hancur sedikit demi sedikit.

Yoonbin tau junkyu, yoonbin tau segalanya tentang junkyu. Jadi ia hanya memilih diam sedikit merasa iba pada junkyu walau dirinya juga tak jauh beda.

"Maafin papa, tapi papa harus"
Ucap lelaki itu sedikit merunduk, junkyu memalingkan wajahnya enggan menatapnya

"Yaudah pergi aja, aku gapapa" ucap junkyu kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan mereka dan naik ke lantai atas rumahnya.

^LandSky^ Where stories live. Discover now