CHAPTER 2

3K 168 2
                                    


Cahaya matahari yang cukup terik berhasil membuka kelopak mataku, mengarahkan pandangan ke kiri merasakan sepasang tangan cukup kekar melingkar di pinggangku. Yes, he's Nash!  Tertidur dengan damai wajahnya bagai malaikat yang lelah, oh tuhan aku sangat beruntung dapat memilikinya. It's 8 a.m i'm not a morning person tbh, aku kembali menatap Nash dan memainkan rambutnya yang mulai panjang. Nash belum menyadari itu, aku kecup perlahan bibir merah dengan sedikit menekannya, kuharap itu tak membuatnya terbangun. Aku akan memasak untuknya pagi ini, bergegas mencuci wajah dan menggosok gigi lalu berlari kecil ke dapur.

Oh aku hampir lupa, ponselku mati dan aku harus men charge nya.

Pagi ini aku akan memasak Lasagna jamur kesukaan Nash, memotong motong jamur dan memarut keju hanya butuh beberapa menit hingga Lasagna ini mulai tercium aromanya. Kuharap Nash menyukainya.

Nash P.O.V

Sial, suara getaran yang terdengar beberapa kali memecah tidurku. Orang macam apa yang mengirim pesan sebanyak itu dipagi hari? Pun aku memaksa untuk membuka mata menyadari jika Becca sudah tak ada disampingku. Shit, where's she? Dengan enggan aku meraih ponsel Becca yang sedari tadi bergetar.

Love, where've you been? I didn't see you around. You drive alone, love? :( -unknown
.
Love, please pick up my call. -unknown
.
Good morning love xx Justin -unknown
.
God, reply my text love -unknown

Tanganku bergetar marah rahangku mengeras dan pupil mataku menghitam, What the fuck it this?! Becca is fucking cheating on me?! Who the hell is Justin?! Beribu pertanyaan langsung menyerbu pikiranku. Segera aku bangun dan mencari Becca, tetapi aku mencium aroma masakan dari arah dapur. Brengsek

Becca P.O.V

Yes! lasagna ku hampir matang, memasukannya kedalam oven dan mengatur suhu serta waktunya. Tiba tiba pinggangku ditarik paksa dan tubuhku terdorong ke dinding oleh seseorang. Shit it's Nash, what's wrong with him? Dia menghimpitkan tubuhku ke dinding.

Aku terkejut matakumenatap mata birunya, kenapa dia? Matanya mencerminkan kemarahan dan rahangnya mengatup keras, memberanikan diri bertanya, apa yang membuatnya kesal di pagi ini?

"What's wrong Nash?" aku menatapnya lemah.

Dia tidak menjawab pertanyaan ku, dia tetap menatap mataku tajam seperti ingin membunuhku.

"Nash, are you ok?" aku bertanya untuk kedua kalinya.

"Shut up!" Hentaknya. Gadis batinku terkejut dan berlari bersembunyi dibalik tubuhku ketakutan. Tubuhku bergetar katakutan, dadaku naik dan turun lebih cepat dari sebelumnya. Kepalaku menunduk menatap jari-jari kaki.

"Liar!" Teriak Nash. Seketika aku menaikkan kepalaku menghadap kedua mata Nash.

"W-what do you me-"

"Who the fuck is Justin, huh?" Belum saja aku sempat mengakhiri kalimatku, Nash memotongnya. Tubuhku menegang mendengar nama itu, bagaimana Nash mengetahuinya? Fucking shit!

"What your talking about?" Tanyaku penuh kebingungan.

"Don't fucking lie to me, becca!" Serunya.

Fuck
Dia meminta nomor ponselku kemarin
Shit aku lupa.

Aku terdiam mencari alasan yang tepat agar Nash tak marah padaku.

"Answer me when i asked!" Pekiknya. Nash kembali menghimpitkan tubuhnya ke tubuhku membuat tubuhku menjadi tertekan dan sulit bernapas. Badanku bergetar hebat, aku tak pernah melihat Nash semarah ini.

DAMAGEDWhere stories live. Discover now