Chapter 20

15.6K 1.1K 5
                                    

(NOT EDITED)

Duniaku benar-benar jungkir balik, dia masih menatapku. Tatapan yang tidak akan pernah ku mengerti, tatapan yang dulu selalu membuatku jatuh cinta dan bertanya pada Tuhan bagaimana Ia bisa menciptakan orang sesempurna Rey?

Saat Rey tiba tepat di samping pria tua itu, matanya berubah sendu seolah menatapku untuk jangan menangis. Pria itu memalingkan wajahnya ke arah Rey.

"Well done my grandchild" jawab pria itu puas sambil menepuk pundak Rey.

Aku terbelalak kaget begitu mendengar kalimat pria itu, kata terakhirnya terus bermain di kepalaku.

Jadi, Rey cucu dari pria ini? Dan apa maksudnya dengan 'well done?'

Rey hanya melirik sekilas ke arahnya, lalu kembali menatapku.

Mata kami saling beradu pandang, aku bisa merasakan badanku yang tegang entah karena di ikat atau karena kemarahan yang meluap-luap di dalam tubuhku.

"Lo sebenarnya siapa?" tanyaku tegas dan pandanganku terus mengarah ke Rey.

Cukup lama Rey terdiam sampai akhirnya dia bersuara "Maafin gue" jawabnya dengan nada penyesalan.

Matanya mengarah ke arah lain begitu mengucapkan kalimat itu.Rasa sesak itu semakin membesar membuat air mataku kembali jatuh.

Pria itu lalu kembali berbicara "Kamu mau tahu alasan kenapa saya menyuruh Rey melakukan ini?" tanyanya dengan suara berat.

Dia menyilangkan kedua tangannya. "16 Tahun yang lalu, Ayah kamu menjebloskan saya ke penjara" jedanya

Deg

Rahang pria itu terlihat mengeras lalu dia kembali berbicara "Apa kamu tahu Ayahmu seorang detektif?" tanyanya dengan nada datar

Apa?!!

Kepalaku seperti dihujani beribu-ribu batu, apa pria ini sedang bercanda? Atau dia bisa membaca pikiranku selama ini? Mungkin dia tahu kalo semenjak kejadian ini aku sering berharap menemukan seorang detektif, tapi kupikir-pikir itu tidak mungkin.

Aku mengatup bibirku kuat

Pria itu menyeringai "Saya begitu membenci Ayah kamu maka dari itu saya berjanji begitu keluar dari penjara saya akan membuat hidupnya hancur dengan perlahan-lahan. Dan saya memulai rencana itu dari kamu melalui Rey "

Kalimatnya membuat kemarahanku bertambah besar, aku mengalihkan pandanganku sebentar ke arah Rey.

Dia menatapku iba.

"Lepasin gue!!!!!" teriakku sambil menggerakan tanganku membuat kursi itu tidak seimbang dan aku pun jatuh.

Tiba-tiba bisa ku rasakan seseorang berjalan ke arahku dan menyentuhku untuk membantuku kembali ke posisi awal.

"Singkirin. Tangan. Lo." ucapku tegas sambil menatap Rey.

Dia menatapku sebentar, tapi tetap membantuku berdiri.

Dia masih keras kepala

Setelah itu, dia kembali berdiri dan mundur perlahan ke tempat tadi ia berdiri.

"Kek, bisa tinggalin kita berdua?" tanya Rey.

Pria itu memutar tubuhnya menghadap ke arah Rey lalu menatapku sekilas, menepuk bahu Rey, dan melangkah keluar.

Sekarang hanya tinggal kami berdua,Rey melangkah ke arahku.

"Jangan mendekat." ucapku tegas.

Dia berhenti begitu aku menyuruhnya, Rey menatapku tidak lagi dengan tatapan iba tapi kembali pada tatapan yang sangat aku benci.

Flip FlopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang