Sekuel Part 2

13.6K 568 31
                                    

Setelah pertemuan terakhir dengan Rey kemarin. Minggu ini adalah minggu dimana aku akan kembali menjadi Tere sama seperti sebelum aku mengenal Rey.

Dan hal yang menurutku lebih berat lagi karena Mama memintaku untuk tidak bekerja dalam seminggu.

Lalu apa yang harus aku lakukan? Satu-satunya cara agar aku melupakan sekitarku hanya dengan bekerja, dan sekarang disinilah aku berbaring di tempat tidur.

Untuk kesekian kalinya aku memutar badanku ke arah yang berlawanan.

"Ngapain ya?" tanyaku pada diri sendiri.

Aku lalu bergerak mengambil ponsel, mencari game kesukaanku dan memainkannya untuk membunuh waktu yang semakin mengikat pikiranku.

*KRING* *KRING*

Aku menekan tombol answer dengan cepat saat melihat nama yang muncul di layar ponselku.

"Disaaaaaa!" Aku berteriak kegirangan.

"Aww, kuping gue!" ringis Disa.

Aku terkekeh, "Lo dimana sekarang? Kangen ya? Gue juga."

"Yang nanya siapa, yang jawab siapa. Eh, mau tau ga gue lg dimana?"

"Dimana?" tanyaku balik.

"Depan rumahmu toh, mbak. Cabut yuk?"

Aku langsung bergerak ke arah jendela dan melihat dari atas. Benar saja, ada Disa dibawah sana.

"Tunggu! 10 menit lagi!" seruku sebelum mematikan telfon secara sepihak.

Kaki ku mulai bergerak dengan lincah dan lebih dari 10 menit ketentuan awal, aku baru keluar dari rumah.

"10 Menit lo ama 10 menit gue beda ya?" sindir Disa begitu aku masuk ke dalam mobil.

Aku berhenti sejenak dan berbalik ke arahnya "Gue kok kayak dejavu ya, denger kalimat itu?" ucapku sambil tersenyum lalu kembali mengambil lipstick dari dalam tasku.

"Iye, yang mau nikah tau deh. Kontak batinnya tinggi." ejek Disa dengan khas muka masamnya seperti habis kena cipratan kecap.

"Oh iya, kita ke ulang tahun temen gue ya." lanjut Disa sambil menarik rem tangan mobil dan melaju dengan kecepatan sedang.

"Siapa?" tanyaku yang masih sibuk berkutat depan kaca.

"Ah, paling lo ga tau kalo gue bilang namanya. Ikut aja ya," Disa mengembangkan senyumnya saat aku menoleh sambil menatapnya sinis.

Setelah hampir setengah jam menghabiskan waktu dijalan kami sampai disana dan Disa turun lebih dulu daripada aku.

"Disa! Tungguin, ih!" kesalku saat Disa melangkah lebih dulu masuk ke dalam ruangan.

Disa membalikkan badannya, lalu kembali berjalan ke arahku "Suara lo kayak toa." bisiknya sambil menggeram.

Aku terkekeh sambil menariknya masuk ke dalam ruangan.

Disa menyapa temannya satu persatu begitu kami masuk ke dalam, dan aku hanya mengikutinya seperti anak itik yang takut kehilangan induknya.

Aku menoleh ke arah samping, tepat diluar ruangan ada balkon terbuka yang mengarah ke pemandangan yang cukup menarik.

"Dis, gue kesana ya." ujarku pada Disa sambil menunjuk ke arah balkon.

Disa mengganguk "Oh iya iya,"

Aku mengambil segelas soda dari meja lalu kembali ke menuju ke arah balkon.

"Gila ini keren banget," ujarku dalam hati.

Flip FlopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang