49 [ Putus ]

957 167 72
                                    

LINE !


Raesung : Ra

Raesung : Angkat telepon gue

Raesung missed calls

Raesung missed calls

Raesung missed calls

Kenapa ?

I'm fine

Raesung : Gausah bohong sama gue

Raesung : Lo kira kita baru temenan kemarin ? Udah 10 tahun kita sahabatan

Raesung : Jihoon juga udah cerita semuanya ke gue

Raesung : Ra, gue udah susah payah jagain lo

Raesung : Semua usaha gue buat bikin lo bahagia

Raesung : Berusaha biar lo nggak terluka

Raesung : Dia seenaknya masuk dan ngehancurin hati lo

Raesung : Ngerusak kebahagiaan lo

Raesung : Ngerebut lo dari gue

Raesung : Gue ga terima

Rae

Udah ya

Gue yang salah

Raesung : Ra, lo gila ?

Raesung : Dia yang salah ra

Raesung : Dia yang gampang percaya sama omongan orang

Raesung : Lo kenapa bela dia terus ?

Ya karena Yedam bener

Gue yang salah disini

Semua salah gue sung

Yedam bener


Raesung : Kenapa harus pacar lo terus sih ? Apa lo ngga bisa sekalipun ngeliat ke arah gue ?

Raesung : Denger gue ra

Raesung : Dia yang udah khianatin kepercayaan lo

Raesung : Lo mau disakitin terus sama dia ?

Raesung : Jangan cuma pikirin dia terus ra

Raesung : Pikirin lo juga

Raesung : Lo ga jaga kesehatan lo akhir - akhir ini

Raesung : Gue tau lo sakit hati, tapi bukan cuma lo doang yang sakit, gue juga sakit ngeliat lo kayak gini

Raesung : Bego juga ada batasnya ra

Sung, gue gabisa mikir jernih sekarang

Tolong biarin gue sendiri dulu

Makasih sung

***

Sudah seminggu ini gue terus berpikir kenapa Yedam bisa - bisanya percaya omongan Chaeyoung dan berkata seperti itu kepada gue. Padahal dia tahu, bahwa kejadian gue dengan kak Hyunsuk dulu merupakan pengalaman terburuk yang ingin gue kubur hidup - hidup.

"Ra, lo udah baikkan ?" tanya Ryujin sambil merangkul pundak gue.

Gue menganggukan kepala gue dengan lemas. Sejujurnya fisik gue mungkin terlihat baik - baik saja, tapi hati gue masih sakit.

"Gue kira Yedam nggak bakalan percaya sama omongan si cabe itu. Gila ye tuh cewek pinter banget memutarbalikan fakta" ucap Junkyu yang gregetan banget gara - gara ulah Chaeyoung.

"Raesung sama bang Jaewon gimana ?" tanya Jihoon ke arah gue dengan tatapan selidik.

"Bang Jaewon belum tahu, tapi kalo Raesung, dia marah banget sama Yedam.. dia juga marah ke gue" jawab gue dengan suara yang kecil.

Jihoon menghela napas panjang, lalu dia menggenggam tangan gue dengan sangat erat.

"Gue yakin lo pasti bisa selesaiin masalah ini semua satu - satu" ucap Jihoon sambil menatap mata gue dengan dalam.

"Lo kuat ra, gue yakin lo pasti bisa. Jangan lupa kita semua ada buat lo" ucap Junkyu yang ikut menaruh tangannya di atas Jihoon.

"Inget ya ra, apapun keputusan lo kita dukung. Kita mau lo bahagia ra" ucap Ryujin yang sekarang menaruh tangannya di atas Junkyu.

Gue tersenyum sambil menatap mereka satu persatu, nggak ada satupun kata - kata yang bisa mengekspresikan betapa bersyukurnya gue punya mereka bertiga.

Tiba - tiba hp gue berbunyi, ada satu notifikasi chat yang masuk.

LINE !

Yedam : Aku mau bicara nanti pas istirahat, bisa ?

***

Saat ini gue dan Yedam ada di suatu tempat yang jarang dilalui oleh orang - orang. Ya, ini tempat terakhir kali gue dan Yedam bertemu. Gue dan Yedam berdiri berhadap - hadapan. Berhari - hari dia nggak ngehubungin gue dan tiba - tiba minta ketemu seperti ini membuat perasaan kecewa dan marah gue meluap.


"Aku minta maaf"

Ucapan Yedam membuat gue mengerutkan dahi gue ke arahnya.

"Aku minta maaf aku nggak seharusnya ngomong kayak gitu ke kamu. Aku juga minta maaf kalau aku kebawa emosi. Kak Jihoon sama kak Ryujin udah cerita semuanya ke aku kalau Chaeyoung yang salah. Dia juga selalu jahat ke kamu. Maafin aku yang nggak sadar kalo temen aku berbuat kayak gitu ke kamu dan maaf selama ini kamu juga sering dapat hate comment di medsos"

Gue hanya menganggukan kepala gue.  Setelahnya, Yedam mengambil tangan gue dan menggenggamnya dengan erat.

"Aku tahu aku salah dan kebawa emosi kemarin. Tolong kasih aku kesempatan kedua buat perbaikin semuanya" ucap Yedam sambil menundukkan kepalanya.

"Nggak perlu, dam"

Yedam mengangkat wajahnya dan menatap gue. Berusaha mengetahui apa yang akan gue katakan selanjutnya.

"Kita putus" jawab gue sambil menatap mata Yedam dengan tajam.

"Kita putus ? Jadi, kita bener - bener selesai ?" tanya Yedam sekali lagi, memastikan bahwa ia nggak salah dengar.

"Iya, kita selesai sampai disini dam"

***

Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang