51 [ Berharga ]

817 148 6
                                    

Saat ini gue menatap langit - langit kamar, memikirkan acara reuni besok. Bertemu kembali dengan sosok yang sangat ingin gue temui tapi dilain sisi sangat ingin gue lupakan. Saat asyik melamun, tanpa sadar ada yang mencubit pipi gue.

"Ngelamunin apa sih dek" ucap Mama yang sekarang juga ambil posisi rebahan di samping gue.

"Itu ma jadi besok...", gue menceritakan secara detail apa yang baru saja terjadi dan apa yang akan terjadi besok kepada Mama.

Setelah mendengar ucapan gue, Mama mengelus rambut gue sembari berkata "Kalau kamu mau ketemu ya ketemu aja, toh hubungan kalian juga udah lama selesai kan ?"

"Iya sih tapi-"

"Kamu masih sayang dia dan gamau perasaan itu balik lagi kan ?"

Tebakan mama benar, gue terdiam kembali. Perasaan yang sudah gue tata selama tiga tahun ini nggak ingin hancur akibat pertahanan gue yang luruh karena Yedam datang kembali. Gue hanya takut, kalau rasa ini muncul kembali.

"Ra, gini. Yang namanya memori - memori saat kamu pacaran tiba - tiba muncul kembali itu hal yang wajar. Nggak ada yang salah dari hal itu. Tapi, kamu harus pastiin sekali lagi ke diri kamu, rasa yang kamu milikin buat dia itu rasa sayang atau hanya perasaan sekedar lewat aja" ucap mama.

Mendengar jawaban dari mama, gue langsung memeluknya dengan erat. Tanpa sadar air mata gue mengalir.

"Arra nggak tahu kalau jatuh cinta bisa serumit ini, ma"

***

Setelah melalui deep talk dengan mama, kami berdua pun turun ke ruang tamu untuk makan malam bersama kak Jaewon dan Papa. Hubungan keluarga kami sudah membaik seperti dulu, walaupun hal ini juga membutuhkan waktu yang lama buat gue memaafkan kedua orangtua gue. Tapi saat itu kak Jaewon, Raesung, Jihoon, Junkyu, dan Ryujin juga turut membantu dalam proses ini hingga akhirnya gue benar - benar sudah ikhlas memaafkan mereka.

"Ra, kamu kenapa matanya sembab gitu ? Habis nangisin oppa - oppa lagi ya ?" tanya Papa yang membuat gue menggelengkan kepala.

"Udah pa, palingan juga dia nangisin mantannya" jawab kak Jaewon yang membuat gue melotot ke arahnya.

Melihat tatapan gue, kak Jaewon pun mengatakan "maaf" dengan suara kecil. Setelahnya kami semua fokus untuk makan malam bersama.

"Oh iya ra, kan kamu katanya sebentar lagi mau lulus. Mau ikut papa ke Amerika ? Nanti kamu bisa kuliah S2 disana sekalian jalanin perusahaan" tawar Papa yang membuat gue tersedak.

"Loh bukannya kak Jaewon yang nantinya bakalan jalanin perusahaan ?" tanya gue dan disambut gelengan kepala oleh Papa.

"Jaewon tetep jalanin perusahaan utama, kamu jalanin perusahaan satunya lagi" jawab Papa yang membuat gue sedikit bingung.

"Emangnya perusahaan satunya lagi tuh perusahaan apa sih pa ?" tanya kak Jaewon yang sepertinya mulai tertarik dengan pembahasan ini.

"Satunya lagi perusahaan brand fashion gitu, Papa rasa cocok sih sama Arra. Dia kan tahu trend dan punya ide - ide menarik dibanding kamu" jawab Papa sambil tertawa dan sedikit menyindir kak Jaewon.

Kak Jaewon yang nggak terima dengan hal itu membalas, "yee enak aja, gini - gini aku juga tau trend. Aku juga lebih fashionable dibanding Arra yang cuma kaosan sama pake celana training terus"

Gue pun melirik pakaian gue saat ini, ya emang bener sih. Tapi kan nyaman pake ini dibandingkan gue harus pakai gaun atau sebagainya yang ribet.

Baru saja hendak membalas ucapan kak Jaewon, mama langsung menengahi kami "udah - udah ayo makan dulu ! Nanti keburu dingin makanannya"

Suasana makan malam yang gue rindukan selama ini kembali hadir.

***

Setelah makan malam selesai, kak Jaewon ternyata pergi keluar untuk ngedate dengan pacarnya sedangkan kedua orangtua gue memilih untuk menonton TV di ruang tengah. Untuk mengusir rasa bosan ini, gue pun pamit izin untuk pergi main ke rumah Raesung.

Sesampainya di rumah Raesung, baru saja hendak mengetok pintu tiba - tiba pintunya terbuka dan menampakkan Raesung yang sedang membawa galon Aquwa kosong.

"Eh mbak galon ? Galon saya mana ?" tanya Raesung yang membuat gue langsung menjitak kepalanya.

"Sakit nyet, nanti kalo gue jadi bego gimana ?"

"Lah kan udah bego dari dulu"

"Sialan lo pir"

Gue tertawa mendengar ucapan Raesung hingga akhirnya ada abang galon yang menginterupsi percakapan kami.

"Eh ada neng Arra sama mas Rae, lagi ngapain nih ?" tanya abang galon ramah sambil mengambil galon yang sudah kosong itu.

"Lagi mikir nih bang, tisu aquwa galon kalo dipake di wajah bisa bikin glowing apa engga" jawab Raesung asal - asalan yang membuat gue dan abang galon tertawa.

"Ya engga atuh mas, kalo bikin glowing mah pake skincare tuh kek neng Arra. Kan cantik" jawab abang galon yang langsung disambut bantahan oleh Raesung.

"Bang john serius dia cantik ? Modelan kek tapir begini cantik ?" tanya Raesung berulang kali, membuat gue langsung memiting kepalanya.

Abang galon tersebut tertawa dan kemudian berkata, "kalian ini kalo ketemu berantem terus, giliran nggak ketemu malah nyariin. Awet terus ya persahabatan kalian !"

Gue pun tersenyum, dalam hati menyetujui ucapan bang John tadi. Raesung adalah sahabat terbaik yang pernah gue temui seumur hidup dan gue rasa gue nggak akan menemukan orang seperti dia lagi. Raesung akan tetap menjadi sahabat terbaik gue selamanya.

"Yaudah abang pergi dulu, kalian lanjutin berantemnya. Nanti kalau ada mas Jihoon disini kabarin abang ya, dia kemarin ngutang beli es cendol belum dibayar" pamit bang John yang membuat gue dan Raesung tertawa.

Yah syukurlah dengan hal ini gue bisa sedikit melupakan persoalan hati dan masalah reuni besok.

***

Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅Where stories live. Discover now