53 [ Dilema ]

814 137 17
                                    

Setelah pembicaraan cukup singkat dengan Yedam barusan, kami memutuskan untuk segera kembali ke dalam aula. Jujur, gue pun juga belum memberikan jawaban atas pertanyaan Yedam tadi.

Kalo ditanya apakah gue masih sayang Yedam ? Jawabannya tentu saja iya. Namun, jika ditanya apakah gue akan kembali bersama dia ? Belum tentu gue menjawab "iya".

Gue pernah berada di posisi itu sebelumnya, rasanya benar - benar capek dan bikin gue sedih karena terus mendapatkan ujaran kebencian dari orang - orang yang bahkan gue nggak kenal mereka darimana.

Jika ditanya apakah gue ingin mengulangi kejadian tersebut kembali ? Jawabannya tentu saja nggak. Itu adalah pengalaman buruk buat gue. Tapi, gue juga masih belum bisa melupakan Yedam sepenuhnya. Jujur, gue masih menyayanginya sampai detik ini. Namun, gue juga nggak ingin menjalani hubungan dengan rasa terpaksa.

"Ra, bengong aja lo. Denger gak tadi gue habis ngomong apa ?" ucap Jihoon sambil menyenggol lengan gue.

"Maaf tadi gue lagi gak fokus. Lo tadi ngomong apaan ?"

"Itu bentar lagi Yedam tampil, mau lihat dulu atau mau langsung caw aja ?"

Gue tampak berpikir sebentar menimbang - nimbang tawaran Jihoon barusan.

"Gapapa kita disini aja dulu"

Jihoon yang mendengar jawaban gue barusan nampak sedikit terkejut, namun dia akhirnya hanya diam dan mengikuti kemauan gue.

Nggak lama kemudian, Yedam muncul di atas panggung. Jujur, dia keren banget saat ini. Sama seperti waktu pertama kali kita bertemu, Yedam memang keren jadi wajar aja kalo dari dulu udah banyak yang suka sama dia.

"Nah sekarang muncul artis kesayangan kita, Bang Yedam ! Halo Yedam, gimana kabarnya ? Gue denger - denger baru balik dari tur dunia ya ?" tanya Junkyu, selaku MC kepada Yedam.

"Baik kak. Iya, baru balik" jawab Yedam sambil tersenyum melihat ke arah Junkyu. Kemudian dia melihat ke arah lain, lebih tepatnya ke arah gue.

"Oke daripada berlama - lama lagi, malam ini kita bakal denger suara merdunya Yedam !"

Yedam pun segera bernyanyi, suara lembut nya yang memukau hadirin yang ada di aula membuat gue teringat dengan kejadian kami dulu di restoran. Dimana ia memukau seluruh pengunjung restoran malam itu, ditambah lagi lagu yang Yedam bawakan saat ini merupakan lagu yang ia nyanyikam saat di restoran dulu.

"Ra, ayo keluar sebentar" ajak Jihoon sambil menarik tangan gue keluar dari aula.

"Kenapa sih hun ?"

"Lo tuh yang kenapa ! Lo tiba - tiba nangis gimana gue gak khawatir !"

Hah ?

Gue pun memegang pipi gue yang ternyata sudah basah tanpa gue sadari. Jadi, tadi gue nangis gara - gara Yedam nyanyi ?

Sesampainya di luar aula, Jihoon langsung menghadap ke arah gue dan menatap ke arah gue dengan serius.

"Ra, jujur sama gue. Lo masih sayang sama Yedam kan ? Lo masih belum bisa move on dari dia ?" tanya Jihoon sambil melihat gue dengan tatapannya yang serius dan dalam.

Gue pun menatap balik ke arah Jihoon, tanpa gue sadari air mata gue tumpah kembali, dengan cepat Jihoon segera memeluk dan menenangkan gue.

Pertahanan yang selama ini gue bangun selama tiga tahun, hancur berkeping - keping karena nyatanya jauh di dalam hati  keinginan gue untuk menyayangi Yedam dan melihatnya kembali jauh lebih besar dibanding keinginan gue untuk melupakannya.

***

Setelah acara reuni itu, gue langsung pulang ke rumah ditemani oleh Jihoon. Raesung yang melihat kondisi gue dengan mata sembap pun langsung bertanya kepada Jihoon apa saja yang terjadi selama acara reuni tadi. Jihoon pun memilih menceritakan hal itu kepada Raesung di tempat yang terpisah, membiarkan gue untuk memiliki waktu sendiri.

Gue memutar kembali memori - memori disaat gue dan Yedam masih pacaran. Jujur, itu adalah momen terbaik dalam hidup gue. Gue nggak akan bisa melupakan hal tersebut seumur hidup. Tapi, jika melihat keadan sekarang, sudah sangat sulit jika gue dan Yedam menjalin hubungan ditambah lagi gue akan pergi ke Amerika.

Mungkin memang mudah pada awalnya jika kami menjalin hubungan, namun ke depannya rintangan yang akan dihadapi juga semakin susah dan gue juga bisa jadi mendapatkan ujaran kebencian yang menjadi - jadi dari para fans nya. Gue nggak ingin hal itu keulang lagi.

Tiba - tiba ada sebuah chat masuk ke dalam hp gue, ternyata itu chat dari seseorang yang membuat gue kepikiran saat ini.

LINE !

Yedam : Kak

Yedam : Tolong kasih tahu jawabannya ke aku kalau kakak udah siap

Gue pun menghembuskan napas perlahan, gue sudah memantapkan pilihan gue ini sejak awal.

Tiga hari lagi kita ketemu di taman deket rumah gue|

Gue bakal kasih tahu lo jawabannya|


***

Adek Kelas [ Bang Yedam ] ✅Where stories live. Discover now