PART 5 (Sakura)

367 51 3
                                    

Sebenarnya aku tida suka ide bahwa Taehyung menemaniku di komunitas sastra. Bukan karena banyak wanita cantik disana tapi karena aku adalah salah satu primadona di komunitas sastra.

Aku tidak peduli betapa banyak gadis yang menyukai dirinya karena aku tahu dia tidak akan meninggalkan aku. Aku juga tahu Taehyung selalu bersikap baik terhadap semua gadis di kampus dan selalu bersikap ramah. Apa peduliku?  Apakah aku harus cemburu? Ketika semua yang dia miliki hati dan jiwanya, aku tidak perlu cemburu. Mungkin ada sebaiknya aku cemburu sesekali tapi hanya sesekali.

"Sakura." Panggil seorang lelaki.

"Ya." Aku menjawab dengan bosan.

"Jangan lupa seusai kelas kita akan melakukan proyek sastra di gedung komunitas." Lelaki itu tersenyun kearahku. Dia adalah Rowoon.

Aku suka wajahnya yang sedikit kaku dan jarang tersenyum. Namun dia selalu tersenyum ketika berbicara denganku. Dia adalah teman pertamaku ketika aku masuk di universitas ini. Dia dengan sabar mengenalkan aku kepada semua orang yang berada di universitas ini.  Berkat dia juga semua orang mengenalku. Itu adalah satu hal yang aku benci. Berkat dia juga aku bertemu dengan si psikopat Kim Taehyung.

"Ya aku tahu." Aku memasukkan buku kedalam tas.

"Ayo." Ajak Rowoon.

Kami berdua bersama menuju gedung komunitas.

Beberapa orang melihat kami berjalan bersama. Bukan hal yang baru bagi mereka melihat kami berdua. Aku tidak mempunyai banyak teman hanya Rowoon yang sering terlihat bersamaku. Rowoon sendiri bukanlah seseorang yang bisa kuanggap sebagai sahabat. Dia hanyalah teman.

"Belakangan ini kau jarang sekali ke komunitas sastra?" Tanya Rowoon.

"Aku menemui psikiater. Belakang ini aku sedikit gila." Aku menjawab apa adanya. Tidak ada yang tahu jika kesehatan mentalku sedikit terganggu kecuali Taehyung.

"Apa kau sakit?" Rowoon bertanya dengan nada khawatir.

"Tidak. Hanya sekedar rutinitas." Aku melihat Rowoon mengernyitkan alisnya.

"Jika kau butuh sesuatu, kau bisa menghubungi aku. Kau tahu itu."

"Terimakasih tapi aku tidak perlu." Aku benci jika ada orang yang mengasihani diriku. Sepertinya Rowoon mengetahui hal itu.

Ketika kami sampai semua orang dalam grup kami menyambut dengan suara yang bising terutama gadis yang bernama Chaeyeon itu. Dia selalu bersamangat. Entah berapa daya yang dimiliki gadis itu.

"Sakura." Chaeyeon memelukku.

Aku membelasnya dengan senyuman canggung.

"Sebelumnya aku ingin memberi kabar buruk jika Johnny tidak bisa ikut serta dalam proyek sastra ini karena dia harus kembali ke Amerika tapi kabar baiknya aki sudah mendapatkan penggantinya."

"Siapa?" Tanya Rowoon.

"Yuta." Panggil Chaeyeon. "Bawa anak baru itu kemari."

Kemudian datang seorang pria berwajah tampan. Bawahnya seperti seorang gadis menurutku. Dia cukup cantik untuk seorang pria. Dia dia sangat tinggi. Aku pikirir tingginya hampir 190 cm.

"Kenalkan ini Rowoon dan gadis Jepang ini bernama Sakura." Caheyeon menunjuk Rowoon dan aku secara bergantian kepada lelaki tinggi itu.

"Jangan menyebutku gadis Jepang. Aku punya nama." Aku sedikit kesal.

"Maafkan aku sayang." Chayeon memelukku.

"Aku Mingyu. Senang berkenalan denganmu." Mingyu menjabat tangan Rowoon.

"Aku juga Mingyu." Jawab Rowoon.

Kemudian Mingyu melihat kearahku. Dia mengulurkan tangannya. "Sakura. Aku harap kialta bisa bekerja sama dengan baik."

Aku menyambut jabatan tangannya dan hanya mengangguk.

Dia melepaskan jabatan tangan kami dan tersenyum ramah. Aku tidak suka dia. Dia lebih aneh dari Taehyung.

Aku tidak melihat Taehyung. Dia juga tidak menghubungiku. Bukankah dia yang bersikeras ingin datang kemari tapi dia tidak datang.

Hampir jam 3 tapi Taehyung juga tidak kunjung datang. Aku mulai melupakan pria itu.

"Aku akan membeli makanan. Apakah kalian ingin sesuatu?" Tanya Yuta.

"Beli saja apa yang kau inginkan." Ucap Rowoon.

"Kalau begitu kau juga harus ikut." Ucap Yuta.

"Aku tidak mau." Tolak Rowoon. "Kau pergi saja dengan Chaeyeon."

"Aku lebih baik pergi dengan Sakura." Ucap Yuta.

"Sakura lebih baik disini. Tidak aman jika dia bersamamu."

"Hei, apa maksudmu?" Yuta berteriak kepada Rowoon.

Hal yang aku benci ketika kami berkumpul adalah hal ini. Aku tidak suka dengan kebisingan.

"Sakura maukah kau menemaniku." Tanya Yuta.

Jawabannya adalah tidak. Aku tidak suka berduaan dengan Yuta.

"Ayo." Rowoon menarik tangan Yuta.

Lelaki itu berteriak. Yuta terlihat kesal dengan Rowoon.

"Kalian berdua berbicaralah. Aku harus ke toilet." Chaeyeon meninggalkan kami berdua.

Sekarang di ruang ini hanya tinggal aku dan Mingyu.

Aku diam tidak berniat berbicara dengan Mingyu. Aku hanya ingin cepat pulang. Bermeditasi, mandi dan makan malam kemudian tidur.

Aku merasa Mingyu menatapku. Aku tahu karena rasanya disekujur tubuhku terasa tidak nyaman. Aku ingin segera pulang.

"Sakura. Namamu sangat cantik." Mingyu tersenyum kepadaku.

Aku mengernyitkan alis. Aku tidak nyaman dengan pujiannya.

"Terimakasih." Jawabku singkat. Aku tidak suka jika ada pria lain yang memujiku selain Taehyung.

"Apakah kau sudah lama bergabung dengan komunitas ini?" Tanya Mingyu.

"Aku bergabung karena terpaksa."

Mingyu tertawa. Dia tidak pernah bertemu dengan gadis semenarik Sakura.

"Kau sangat menarik Sakura."

Aku menatapnya dengan sinis. "Jangan pernah jatuh cinta denganku karena aku tidak suka."

Mingyu meringis. "Apa yang akan kau lakukan jika aku jatuh cinta denganmu." Mingyu menopang dagunya sambil tersenyum melihat wajahku.

"Aku akan meremukkan hatimu sehingga kau tidak bisa memiliki perasaan lagi."

"Aku tunggu itu Sakura. Aku sangat menantikannya."

Satu pria gila lagi yang aku temui selain Taehyung.

Forever MineWhere stories live. Discover now