19. s t o r y o f v a n i l a

46 27 11
                                    

@rahma_rohilatul / instagram.
.
.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
KALO ADA KRITIK DAN SARAN KASI TAU YA!
.
.
.

Hari ini, orang tua Arnan bertemu dengan orang tua Sasa. Mereka akan membicarakan tanggal pernikahan Sasa dan Arnan. Sasa dan Arnan izin tidak masuk sekolah dengan alasan ada acara keluarga.

"Jadi, tanggal berapa dilangsungkan acara pernikahannya?" tanya mamih Arnan.

"Sekalian perusahaan kita bisa kerja sama, dan pasti itu akan menguntungkan." ujar papah Sasa. Kini, papah dan mamah Sasa sudah resmi berpisah.

"Oke itu bisa dibicarakan nanti. Yang terpenting sekarang acara pernikahan Arnan dengan Sasa. Dari keluarga Sasa, maunya tanggal berapa?" tanya Papih Arnan.

"Saya ngikut aja." ujar Mamah Sasa acuh.

"Bagaimana kalau tanggal 13 November? Tanggal nya bagus." usul Mamih Arnan.

"Ya saya setuju." jawab papah Sasa. "Terus untuk perusahaan...."

"Maaf pak, bukannya lancang. Tapi apa engga lebih baik kita fokus ke pernihakan anak-anak kita dahulu baru memikirkan soal perusahaan?" ujar Papih Arnan sebenarnya kurang suka. "Untuk masalah perusahaan bisa kita bicarakan lain waktu."

"Kalau kalian berdua maunya nikah tanggal berapa?" tanya mamih Arnan.

"Terserah tante sama om aja." ujar Sasa.

"Lho kok manggilnya tante sama om sih? Mamih sama Papih dong. Kan sebentar lagi kamu jadi mantu kita." ujar Papih.

"Eh hmm i-iya papih mamih." kata Sasa sedikit gugup. Ini pertama kalinya ia bertemu dengan orang tua Arnan sekaligus orang tua Alan. Bahkan dipertemuan pertama, justru membicarakan pernikahan. Pernikahan yang terpaksa.

Sasa berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada anak di dalam rahimnya bahwa, ia akan menjadi ibu yang baik. Anaknya akan mendapatkan kasih sayang dan waktu dari Sasa. Sasa tidak mau anaknya merasakan hal yang ia rasakan.

"Eh, kalian udah milih gaun pernikahan?" tanya mamih.

Sasa dan Arnan saling memandang satu sama lain lalu menggeleng. "Belum mih."

"Ih gimana sih kalian. Pernikahan kalian sebentar lagi lho." kata Mamihnya tak habis pikir, "kalian pilih aja di butik mamih. Disana banyak lho modelnya. Kali aja kamu suka Sa."

Sasa terkejut dan juga gugup, "eh i-iya mih."

"Nanti Arnan sama Sasa kesana. Sekarang kan fokus nentuin tanggal pernikahan dulu." ujar Arnan.

"Kalian berdua mau pake acara pertunangan nggak?" tanya papih.

"Pake aja." ujar mamah. "biar tetangga atau orang lain ngga curiga kalau Sasa hamil."

Jleb.
Saat ini, mamah jarang bicara, tapi sekalinya bicara nusuk sampai ke uluh hati. Sasa mengerti mamah dan keluarganya malu karena Sasa hamil di luar nikah. Tapi, apakah harus ucapannya setajam itu?

"Okay pertunangan harus diadain secepatnya. Bagaimana kalau minggu depan?" tanya papih.

"Saya setuju. Pertunangannya harus di gedung mewah. Saya akan tanggung masalah biaya." ujar papah Sasa. "Saya juga akan mengundang rekan-rekan saya agar kita bisa membicarakan soal kerja samanya."

"Oke. Di gedung mewah, minggu depan." kata papih, "kalian setuju?"

Sasa dan Arnan hanya mengangguk. Mereka pasrah apalagi Sasa.

AthisaWhere stories live. Discover now